13. Pacaran

5.2K 487 33
                                    

Bian melambaikan tangannya kepada kedua orang tua Jinyoung dan Jimin yang terlihat gembira. Iya jelas gembira, kalau Jinyoung pindah kan porsi makan Jinyoung bisa diraupnya.

Dua hari yang lalu UKK Bian sudah selesai dan tepat hari ini ia akan pindah ke apartemen dan tinggal berdua saja dengan Jinyoung. Rasanya agak tidak nyaman kalau hanya berdua dengan Jinyoung. Dan mulai hari ini, Bian harus mendoktrin dirinya lebih banyak dengan kalimat,

'Aku harus nyaman dengan Mas Jinyoung.'

Bian menghela nafasnya, dan Jinyoung menyadarinya.

Jinyoung menautkan jemarinya dengan jemari Bian, "Ada yang mengganggu pikiran kamu?" Jinyoung bertanya dengan menatap Bian sebentar lalu menatap jalanan lagi.

Bian menggeleng, tapi ekspresi wajahnya menjelaskan sebaliknya.

"Kamu tau apa kunci sebuah hubungan?"

Bian menggeleng, "Enggak."

"Saling terbuka."

Bian menatap Jinyoung meminta penjelasan, ia tidak mengerti.

"Setiap laki-laki dan perempuan yang menjalin hubungan harus saling percaya, saling terbuka, dan juga saling jujur. Ayo jujur ke saya apa yang mengganggu pikiran kamu."

Bian menatap jemarinya yang tertaut dengan jemari Jinyoung.

"Bian enggak nyaman kalau berduaan sama Mas Jinyoung." Ujar Bian pelan.

Alih-alih takut Jinyoung memarahinya justru Jinyoung terkekeh pelan. Bian mengangkat pandangannya yang semula ia sembunyikan dari Jinyoung.

"Kenapa mas ketawa?"

Jinyoung menggeleng, jemarinya aktif mengusap jemari Bian yang polos.

"Saya harus bagaimana biar kamu nyaman?"

Bian menggeleng, "Enggak tau." Bahkan dirinya sendiri masih tidak mengerti apa yang diinginkannya. Jauh dari lubuk perasaannya, Bian menyukai Jinyoung, tapi hanya sebatas kagum antara murid dan guru, bukan seperti seorang wanita kepada pria.

"Bagaimana kalau begini saja," Jinyoung memperbaiki posisinya lalu memindahkan mobilnya menjadi berada di jalur kiri. "Kita pacaran dulu sampai kamu siap membangun rumah tangga dengan saya?"

Bian menggeleng. Ia tidak mau membohongi dirinya sendiri.

"Tapi Bian belum suka sama Mas Jinyoung."

Ia tidak mau menerima tawaran Jinyoung karena nama Jeon Jungkook tiba-tiba terlintas di pikirannya.

"Enggak papa, kita coba saling mengenal dulu."

Bian menatap Jinyoung, "Mas kerepotan ya menuhi permintaan Bian?"

Jinyoung tersenyum lalu menggeleng, "Ada rasa bahagia untuk saya ketika bisa memenuhi keinginan kamu, istri saya."

Ingin rasanya Bian memeluk Jinyoung dan menumpahkan semua air matanya di sana. Ia terlalu jahat dan egois untuk Jinyoung yang baik dan penyabar.

Bian mengusir rasa takutnya, kedua tangannya menggenggam sebelah tangan Jinyoung. Ia sudah berjanji kepada Jinyoung dan juga kepada dirinya sendiri untuk belajar mencintai Jinyoung.

"Jadi sekarang kita pacaran?"

Jinyoung tersenyum mendengarnya lalu menarim kedua tangan Bian dengan satu tangannya menuju bibirnya. Ia menyapukan lembut bibirnya di permukaan tangan Bian.

"Terima kasih."

"Untuk?"

"Kamu yang mau belajar mencintai saya."

Teacher; Park JinyoungWhere stories live. Discover now