Kau menemukan aku

25 1 0
                                    

Denting piano menghiasi malam bersama suara indah dari salah satu teman ku, penyanyi bar yang sudah aku kenal sejak lama. Suara nya bagus sekali, beberapa kali aku meminta nya untuk berhenti menjadi penyanyi bar ataupun restoran dan mengejar impian nya sebagai penyanyi terkenal. Sayang nya dia punya nasib buruk, keadaan membuat nya enggan mengutarakan apa yang ia ingini sebenar nya, sama seperti aku.

Aku sedang tidak bertugas untuk menjadi pelayan dinner. Malam ini aku menjadi waiters di bar yang dimiliki oleh restoran tempat aku bekerja.
Sudah pasti bar menjadi tempat favorite banyak orang dewasa di malam hari, khusus nya untuk para pria. Walau ini bukan diskotik dan para peminum duduk dengan santai tetap saja mereka juga kadang melakukan hal yang tidak senonoh bagi para pelayan wanita. Itu membuat aku selalu berhati-hati setiap mendapat tugas di bar.

Milda tersenyum pada ku dari atas panggung, ia mencuri napas di sela-sela pergantian lirik. Aku mengambil beberapa botol bir dari lemari, berjalan menuju counter desk dan memberikan pada bartender. Aku tak begitu mengenal nya, tapi dia ramah pada semua orang.
Aku kembali bekerja seperti biasa, membersihkan meja yang telah selesai dipakai. Botol semprot yang aku pakai ternyata telah habis isi nya, aku membuka dan memang benar pembersih ini sudah kosong.
Botol itu ku bawa untuk segera aku ganti dengan yang baru tapi aku membiarkan kain lap tertinggal di atas meja karena aku akan kembali dengan cepat.

Suara berisik terdengar memasuki bar, aku menebak mereka lebih dari 5 orang anak muda seusia ku. Setelah aku menemukan botol semprot pembersih baru, segera aku keluar menuju meja tadi.

"Waiterss... wine!" Salah satu pria memanggil teman ku untuk melayani mereka.

"Hei, Vin!" Barista itu memanggil salah satu dari mereka ramah.

"Broo.." pria itu menyahut dan melambaikan tangan.

Langkah ku terhenti seketika melihat seseorang yang tak asing lagi bagi ku.
Buru-buru aku membalikkan badan.
"Ya Tuhan, dia di sini!" Aku menarik napas dalam, sungguh aku tidak siap bertemu lagi dengan dia apa lagi dengan situasi seperti ini. Bagaimana pendapat nya ketika melihat ku lagi setelah sekian lama kami tak saling bertemu.

Pria di sudut meja mengomel cerewet, "Waiters! Gimana sih kok ada kain lap di sini?"

Aku dipandangi tajam oleh atasan ku, aduh bagaimana ini? Aku menggigit bibir. "Cory!" Senggol teman ku sesama pelayan. Sial!

Aku menuju meja tadi menunduk, dengan cepat aku menyemprotkan pembersih dan mengelap meja tersebut.
Lelaki ini memandangi ku, aku semakin cemas.

"Yang benar dong kalo kerja!" Lagi-lagi pria ini mengomel.

Aku tidak perduli yang penting pekerjaan ku selesai dan bisa kembali ke dapur.
Aku yakin dia sedang memperhatikan ku dengan lekat, walau rambut ku dapat menutupi sebagian wajah jika aku menunduk. Akhir nya aku selesai, waktu terasa berjalan lama sekali ketika berada di tengah-tengah mereka. Dengan cepat aku berjalan ke belakang dan menempelkan tubuh ku ke tembok, jantung ku berdetak kencang saat ini.
Aku beruntung dapat menghindari nya lagi dan lagi.

Rindu ku bagaikan ruang gelam mencekam, karena aku merindukan orang yang tidak seharus nya aku rindukan. Aku bisa bertemu dengan nya setiap saat, tapi ketika saat yang ku nantikan tiba, aku malah seperti meraba dalam kegelapan. Aku kesulitan menggapai nya, karena ia terlalu indah. Terlalu sempurna.

Aku beranjak dari sandaran, banyak gelas kotor di sana jadi aku berencana untuk membersihkan nya.
Tak lama pintu terbuka, aku mendongak kebelakang dan terkejut melihat siapa yang ada di depan ku.
Tapi aku tidak berkutik sedikitpun, aku terdiam membatu.
Ia menatap aku, selama beberapa detik kami saling memandang tanpa bicara. Melihat nya saja sudah cukup untuk ku, aku putuskan untuk berpura-pura seakan tidak melihat siapapun.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 12, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ANDERSONWhere stories live. Discover now