When I Choose You

38K 690 25
                                    

Aku tidak pernah membayangkan satu scene novel roman terjadi padaku.

Scene yang seperti ini. Terasa terlalu muluk, meskipun aku tahu, Arya memang seperti tokoh lelaki tampan dan kaya raya dalam sebuah cerita novel roman berakhir bahagia.

Katakan padaku, bukankah yang baru saja terjadi padaku memang terasa terlalu muluk?

Pergi dengan pesawat jet pribadi ke sebuah pulau kecil di selatan Lombok, pulau yang ternyata dimiliki oleh keluarga besar Arya.

Dan aku baru tahu kalau keluarga Arya juga berbisnis resor di pulau ini.

"Aku suka berada di sini. Sangat tenang. Seperti tidak ada kehidupan yang mengejarmu dengan terburu-buru."

Aku terdiam, saat Arya mengungkapkan apa yang dia rasa. Hanya suara ombak dan temaram lampu resor di area restoran yang menghadap ke lautan lepas.

"Aggina," panggil Arya.

"Ya?"

"Menurutmu, apa yang terjadi dengan kita?"

"Maksudmu? Aku sama sekali gak ngerti dengan ucapanmu itu, Arya."

Arya mendesah.

"Aku menginginkanmu, Anggina," ujarnya, membuatku tercekat.

"Menginginkanmu. Untukku sendiri."

Aku merasakan tubuhku seakan tak bertulang. Aku merasakan napas seberat tumpukan paperworks untuk sebulan. Aku bahkan merasakan ketimpangan kerjasama semua anggota tubuhku, untuk sesaat. Saat Arya mengungkapkan yang dia rasa.

"Anggina..."

Aku bangkit dari dudukku dan aku tahu Arya nampak terkejut dengan sikapku ini.

"Aku ingin kembali ke kamar. Aku ingin istirahat. Aku rasa, aku kurang enak badan, malam ini."

Arya menatapku. Dingin. Menusuk. Membuatku mengalihkan pandanganku darinya.

"Baiklah. Aku akan mengantarmu."

***

Kamar yang kumaksud adalah bungalow yang memang tersedia di resor ini, yang berada di sisi garis pantai, yang menghadap langsung ke laut luas. Besok pagi, aku rasa, keindahan pulau ini baru akan terlihat lebih sempurna.

Arya mengantarkanku hingga ke dalam bungalow. Aku berharap, kali ini saja, dia mau membiarkanku sendiri.

Tapi, aku rasa aku hanya terlalu berharap malam ini.

"Kenapa, Anggina?"

"Arya.. please, aku mohon... aku tidak ingin membahas masalah ini, malam ini... aku ingin beristirahat."

Arya berjalan mendekatiku. Tubuh kami sangat dekat. Aku bahkan bisa mencium wangi musk rempah menguar dari tubuhnya. Aku bahkan bisa merasakan napasnya yang terasa berat.

"Satu pertanyaan. Aku mohon. Satu pertanyaan saja."

Aku terdiam.

Membiarkannya mengucap pertanyaan itu.

"Malam itu... kenapa... kenapa kamu menahanku? Mengatakan ingin bersamaku? Apa memang sekedar one night stand belaka?"

Aku lagi-lagi tercekat.

Ya, Tuhan! Kenapa menjadi sebegini rumitnya.

"Aku... tidak tahu."

Arya menghela napas. "Kamu tidak tahu? Bahkan dengan apa yang kamu rasakan malam itu kamu tidak tahu?"

Aku mengangguk ragu. Setengah bersalah, setengah tak kuasa menahan perasaanku.

Perasaan yang sebenarnya.

Romantic Bittersweet Love Story - For 21yo Up Readers Only *** BITTERSWEET LOVEWhere stories live. Discover now