11. Jaehee

3.3K 630 76
                                        

Lelaki itu tersenyum puas setelah pamit dari ruang dosen yang telah memberikan tugas sebanyak tumpukan sampah kampus ini. Puas dapat menyerahkan beberapa tugasnya meski dicicil sedikit demi sedikit, toh kategorinya berbeda dan dosennya mungkin akan memberikan nilai plus karena melihatnya mengerjakannya dengan serius tidak seperti teman-temannya yang menunggu hari penyerahan terakhir kemudian ribut setengah mati untuk menyelesaikannya.

Melihat jam dari jam tangannya, ternyata masih sebelum waktunya jam makan malam. Mungkin dia bisa membeli beberapa bahan untuk makannya, juga sebagai pesta kecil-kecilan, meski esoknya harus berolahraga demi membakar lemak dari daging yang dilahapnya.

Akhirnya dia datang ke supermarket. Memeriksa dengan teliti manakah bahan yang masih bagus dan tidak, toh supermarket pun tidak ingin kehilangan keuntungan. Dengan memanipulasi imej, disirami oleh air membuatnya terlihat seperti segar, tapi bahkan Jungkook yang sudah hobi ikut dengan ibunya ke pasar tahu manakah yang segar dan tidak.

Mungkin makanan tetangganya akan lumayan, toh dia juga menyukainya. Lagipula dia bertemu dengan ibu-ibu tetangga apartemennya yang sering bergosip mengenai makan malam mereka sampai merekomendasikan beberapa hal kepadanya. Mind as well try it.

Mungkin menghabiskan waktu hampir sejam akhirnya dia selesai dengan belanjanya, untung ia masih mengenakan ransel jadi kedua tangannya leluasa membawa dua kantung plastik itu. Tepat setelah keluar dari supermarket dia mendapatkan telepon.

"Jungkook! A, apa kau sedang bersama Jaehee?!" 

Suara itu—Taehyung? Dan dia terdengar panik sekali.

"Aku menjemputnya di sekolahnya! Tapi dia tidak ada disana. Kukira dia sudah pulang sendiri tapi... Tapi! Dia tidak ada disini! Tolong katakan kau bersamanya!"

Astaga, andaikan Jungkook bisa menjawab iya. Tapi satu-satunya yang bersamanya adalah dua kantung plastik ini.

"Tasnya ada disini... Astaga, tidak-tidak-tidak!! Jaehee—bagaimana jika dia diculik?! Bagaimana jika dia tidak akan kembali?! Apa yang harus kulakukan—astaga—Jungkook...!"

Suara Taehyung sudah terdengar terisak secara eksplisit, bahkan hampir mendekati histeris. Jungkook mengerti, tidak ada orangtua selain orangtua brengsek yang memang sedari awal tak menginginkan anak—yang tidak akan khawatir setengah mati ketika anaknya yang masih berumur amat muda tidak ada di tempat biasanya. Dan lebih mengkhawatirkannya adalah Jaehee sama sekali mengatakan apapun.

"Tae—hyung... -ssaem... Tenanglah! Bisakah Anda mengingat kemana mungkin Jaehee ada? Tempat dia bermain selain di sekolahnya, apapun."

.

.

.

Kesimpulannya hanyalah—taman.

Jungkook betul-betul mencari ke semua taman sambil membawa kantung belanjaannya. Dia bahkan tak tega membiarkan Jaehee sendirian ketika matahari sudah terbenam, meski harus membiarkan jam makan malamnya semakin diundur itu lebih baik daripada makan tetapi penuh dengan pikiran. Dia memeriksa bahkan sampai mendekati bagian hutan taman yang termasuk cukup besar dan bersambung dengan daerah yang cukup berhutan.

Tapi tetap tak ada.

Menurut Taehyung, semua pintu rumahnya dikunci dan sama sekali tidak ada kesan seperti penculikan berakhir pemberontakan. Jadi seandainya Jaehee diculik pun berarti itu terjadi ketika dirinya menginjakkan kaki di luar rumah.

Apa mungkin dia memang diculi—

Bak menentang pertanyaannya, lampu taman yang telat menyala tetiba menyala pada saat itu. Menerangi sebuah sosok familiar yang tengah duduk di atas sebuah ayunan.

Red String [kv]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora