Chapter 4

2.9K 293 28
                                    

Jika Sabtu kemarin di penuhi dengan keberadaan kedua nii-san setengah-setengah, maka sekarang adalah hari full nya.

Sekarang Naruto sedang duduk di ayunan taman belakang. Dengan seenak jidat Hashirama main dusel disampingnya. Untung tempatnya luas.

"Mau apa kau?!" Pekik Naruto saat mendapati Hashirama diam-diam mencondongkan badan kearahnya.

"Hanya ingin mengambil ini." Ujar Hashirama sambil mengulurkan tangannya keatas kepala Naruto.

Naruto menatap tangan Hashirama, jantungnya sudah dag Dig dug gak karuan.

"Ada daun." Ujar Hashirama sambil menunjukkan selembar daun kecil di tangannya.

Naruto hanya menatap daun itu, dia berpikir. Tidak ada pohon besar yang memiliki daun sekecil itu. Atau jangan-jangan... Dasar iklan sampo.

Naruto kembali menatap kedepan, kearah pekarangan rumah yang terawat.

"Nii-san, siapa yang merawat bunga-bunga disini?" Tanya Naruto.

Hashirama menatap Naruto.

"Itu Madara yang merawatnya. Sesekali kubantu." Jawab Hashirama.

Narto manggut-manggut. Suasana jadi hening, Naruto yang tengah menikmati pemandangan bunga didepannya, dan Hashirama yang menikmati penampakan wajah Naruto dari samping.

"Oh ya... Apa nii-san--"

Naruto menoleh kearah Hashirama, Hashirama melebarkan matanya karena kepergok curi pandangan. Naruto terdiam karena wajah Hashirama yang sangat dekat.

Beberapa detik...

Akhirnya mereka saling memalingkan wajah. Naruto sudah merasakan wajahnya dipenuhi rona merah sekarang. Hashirama mengelus dadanya, menenangkan jantungnya yang kumat lagi.

'Sabar Hashirama... Belum saatnya main cium anak orang.' Batin Hashirama.

Naruto beranjak dari duduknya dan berjalan pergi. Hashirama menutup wajahnya dengan satu tangan. Malu sekali dia kepergok curi pandang, apalagi sangat dekat wajahnya. Tapi bukan berarti Hashirama tidak berharap lebih, seandainya lebih dekat lagi... Kan bonus plus plus.

^°^

Lagi-lagi Madara harus disibukkan dengan pekerjaaan di hari santainya ini. Naruto melewati kamar Madara yang kebetulan pintunya terbuka, tapi langkahnya berhenti saat melihat Madara seperti akan pergi.

"Nii-san." Panggil Naruto.

Madara yang sedang mengancing kemeja berwarna putih itu pun menoleh, terlihat juga tubuh bagian atasnya yang belum tertutup kemeja, memperlihatkan tubuh atletis nya. Hmmm... Jika yang berada di posisi Naruto sekarang adalah wanita hobi ngileran, Naruto jamin dia akan masuk kedalam kamar Madara dan mengunci pintu tanpa sepengetahuan empunya.

"Mada-nii mau keluar?" Tanya Naruto.

Madara mengangguk, kemudian melanjutkan mengancing bajunya. Naruto melangkah masuk, eitss bukan untuk aneh-aneh, hanya ingin membantu Madara.

"Apa nii-san perlu aku bantu? Apa saja yang perlu kau bawa?" Tanya Naruto sambil meraih tas Madara.

"Hmmm... Aku butuh map berwarna biru tua disana, kemudian sapu tangan, lalu..."

Naruto menyiapkan semua yang diucapkan Madara. Setelah selesai Naruto meletakkan tas itu diatas kasur.

Madara menghampiri Naruto, tapi tiba-tiba kepalanya terasa berat dan sakit. Naruto berbalik dan akan menghadap Madara, sedetik kemudian Madara ambruk dan mengenai Naruto. Naruto ikut ambruk ke kasur dengan Madara diatasnya.

HASHIRAMA or MADARA?? (End)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt