Who ?

2.2K 230 7
                                    

Pria berambut merah itu keluar keluar dari ruangan dengan wajah yang suram. Aura berat dan mengintimidasi yang menyelimuti dirinya membuat tak seorangpun berani mendekatinya. Berjalan dengan langkah cepat menuju ruangan pribadinya.

Badan di hempaskan kasar di sofa mewah kualitas tinggi, Tangannya memijit pangkal hidung.

"Sial."

Pikirannya penat, kepala pening, sungguh Akashi Seijuurou butuh liburan sekarang, Tugasnya sebagai seorang CEO membuatnya harus bekerja ekstra keras dan nyaris tak bisa istirahat.

Dia lelah, dia ingin menghapus rentetan isi dokumen yang bergumul di otaknya, juga wajah menyebalkan para investor tua yang banyak maunya, dan kutu-kutu sialan yang cari mati dengan menyaingi perusahaan Akashi. Ia ingin melupakan apa saja yang membuatnya kesal hari ini.

Akashi butuh refreshing untuk menjernihkan otaknya , bagaimanapun juga dia hanyalah manusia biasa yang butuh menenangkan diri untuk mengisi energi setelah lelah bekerja.

Pergi ke club ? tidak, dia sedang tidak ingin pergi ketempat bising dan pengap sekarang, lagipula dia tidak terlalu suka pergi ke tempat seperti itu jika tidak terpaksa mengikuti ajakan Nijimura atau teman-temannya yang lain.

Menyewa Pelacur ? Bukan itu juga yang dia inginkan, membayangkannya saja dia merasa jijik. Akashi memang pria normal dan sehat secara jasmani tapi dia sama sekali tidak tertarik untuk kencan satu malam dengan orang asing.

Dia benar-benar butuh tempat yang sepi dan jauh dari keramaian. Tempat dengan suasana hijau dan udara yang Segar.

.
.
.

Hari sabtu, Akhir pekan, Akashi menyetir sendiri mobilnya meninggalkan Tokyo, Tak peduli dengan rentetan pesan dan misscall dari sekretarisnya yang mengingatkannya akan ada client yang ingin bertemu, biar saja kehilangan satu investor tak akan merugikan perusahannya, sekalipun iya, dia memiliki otak jenius yang mampu mengatasi masalahnya, meninggalkan segala rutinitas dan kepenatan kota besar, dia ingin mencari sesuatu yang berbeda, meski kalau mau dia bisa saja pergi ke luar negri, tapi bukan itu tujuannya.

Entah, Ada sesuatu dalam dirinya yang menuntun dia untuk pergi ke suatu tempat yang dia sendiri juga belum tahu kemana tujuannya.

Tanpa terasa kini dia telah tiba di Sebuah desa terpencil jauh utara kota Tokyo, jauh dari hiruk pikuk keramaian kota besar

Desa Nakanojo-cho, di perfectur Gunma, Hijau, hening dan menenangkan, barangkali itulah kata yang tepat untuk melukiskan tempat ini, lebih dari sembilan puluh persen wilayahnya masih berupa gunung dan hutan, yang jarang di jamah manusia. Masyarakat di sini sebagian besar sebagai petani.

Bibir Akashi sedikit melengkung ke atas, tempat ini benar-benar menenangkan.

Ada alasan kenapa dia memilih pergi ke sini, dia ingat dulu kekasihnya mengatakan kalau dia ingin punya rumah dan tinggal di desa.

Seingatnya desa ini ada dalam list kandidat daerah calon tempat tinggalnya kelak jika mereka telah lanjut usia dan menghabiskan sisa hidup berdua.

Namun semua tinggal rencana, impian itu tak akan pernah terwujud. Karena kekasihnya kini telah pergi meninggalkan dirinya.

Meski telah 7 tahun berlalu tapi Akashi sama sekali tidak melupakannya. Rasa cintanya tak pernah berkurang, malah rindu semakin menggerogoti hatinya. Mungkin datang ke tempat ini bisa sedikit mengobati rindunya pada kekasihnya yang bernama Kuroko Tetsuya.

Memang, karena salahnya lah Tetsuya pergi, karena dia kurang berusaha keras mempertahankan Tetsuya disisinya.

Wajah tampan kini tampak sendu. Tak pernah sekalipun dia ingin melepaskan kekasih yang dicintainya.

My PrincessWhere stories live. Discover now