#3. Berdebar

69 5 0
                                    

"Gimana? Kayla udah cantik belum?" tanya seorang gadis sambil memutar badannya.

"Udah... Anak bunda udah cantik kok." senyum sang Bunda begitu tulus untuk puteri bungsunya.

"Masa sih Bun? Dandanannya menor gini. Udah tau Kayla gak suka dandan."

"Kayla... Kamu harus percaya diri dong! Kamu itu mau tampil di depan orang banyak...," sergah seorang laki-laki ketika menghampiri keluarga kecilnya yang tengah berkumpul di ruang tengah karena akan bepergian untuk menemani bungsu Kayla bersyiar pertama kalinya setelah kemenangannya mengikuti ajang perlombaan dakwah.

"Ih Bang Dul, tapi kan Kayla gak pede berasa jelek tau...."

"Cerewet amat sih lu, bilang aja dalem hati bilangnya lu paling cantik," balas pria itu sekali lagi.

"Emang Kayla jelek kok! Siapa yang bilang cantik." suara Kayla agak meninggi. Pria bernama Dul itu hanya tersenyum mesam ke arah adik bungsunya.

"Gini lo dek, Bang Dul itu pengen bilang kamu itu cantik... Tapi pake sok gengsi segala, ya kan Dul?" tanya pria dewasa yang kira-kira berumur dua puluhan, dia Fauzan—putera sulung dari Bunda Halimah dan Ayah Zulkifli.

"Alah...sok tahu lu bang! Cantik dari mananya, orang kek nenek lampir gitu," cercah Abdullah karena tidak terima dengan pernyataan sang Abang.

Bunda Halimah hanya terkekeh renyah seraya menggeleng pelan karena maklum dengan tingkah anak-anaknya. "Udah... Pagi-pagi kok malah ribut. Benar Dek kata bang Ozan, kalo bang Dul itu mau bilang cantik tapi gengsi. Gak usah mikirin hal macam kek gitu dek... Toh pada dasarnya kita bukan meminta pernilaian kepada makhluk."

Ayah Zulkifli mengangguk tanda ikut membenarkan perkataan isterinya seraya tersenyum manis ke arah Bunda.

Fauzan tersenyum mendengar nasehat dari cinta pertamanya kepada wanita yakni sang Bunda. Ia menyesap teh hangat miliknya lalu menghela nafas sejenak. "Manusia memang bisa menilai. Tapi, ketika kita ingin terlihat baik dihadapan makhluk, semuanya bersifat fana dek. Boleh jadi hari ini ia memujamu, namun suatu saat bisa jadi ia akan mengejekmu. Maka dari itu, berusaha terlihat baiklah dihadapan Tuhan, Allah. Karena Allah tak pernah membeda-bedakan makhluknya. Mau dia cantik atau apapun, Allah memandang kepada hatinya... Bukan zohirnya. Maka dari itu, perbaikilah selalu hatimu, bukan wajahmu."

"Hem... MasyaAllah abangku... Ana uhibbuk," ucap Kayla seraya menghampiri Fauzan yang duduk di atas shofa lalu memeluknya dengan erat.

"Uhibbuk aidon ukhty,"  balas Fauzan dengan senyuman khasnya.

"Ih jijay gue liatnya... Pagi-pagi udah ada Drama," sindir Abdullah dengan melipat kedua tangannya.

Kayla tersenyum mengejek lalu menghampiri Abdullah dan memeluknya.

"Bilang ae bang...cemburu," bisik Kayla tepat di telinga Abdullah.

"Is, apaan sih... Bau woy."

Bukannya melonggarkan pelukannya, Kayla malah semakin memeluk Abdullah yang sukses membuat Fauzan, Bunda dan Ayah ikut tertawa gelak.

Walaupun bathin Abdullah membrontak, sungguh dalam hati kecilnya ia sangat menyayangi Kayla lebih dari siapapun. Abdullah memang berbeda dari Fauzan yang terlihat lebih dewasa. Namun, Abdullah tak pernah pusing memikirkan hal perbedaan tersebut. Toh, karena perbedaan ini keluarga kecilnya menjadi lebih berwarna.

Pernah suatu hari, Kayla jatuh sakit selama beberapa minggu. Abdullah selalu menyalahkan Kayla, karena tidak pernah menjaga kesehatan dengan benar. Namun, di balik itu semua, banyak seribu perhatian yang Abdullah berikan kepada Kayla. Contohnya, Abdullah rela pulang lebih awal dari pekerjaannya untuk menemani dan merawat si bungsu Kayla. Dul hanya mengatakan jika ia sedang malas berlama-lama di tempat kerja.

Maklum, Dul adalah seorang pemilik toko kue yang sukses di kota Bogor. Sebenarnya, Dul berusaha untuk selalu ada untuk Kayla, walau ia tak pernah mengungkapkannya dengan mulut. Ia adalah tipikal seseorang yang hanya mengungkapkan sayangnya melalui perhatiannya. Tanpa perlu beribu-ribu merangkai untaian kata.

Jika Dul adalah tipikal pria yang tak suka berkata-kata, berbeda dengan Fauzan Athaillah. Putera sulung dari Halimah dan Zulkifli. Ia sangat perhatian dengan semua orang. Ia begitu ramah bahkan sangat penyayang. Fauzan bekerja sebagai Ustaz di pondok pesantren Al-Ikhlas. Tak heran, jika pria itu mempunyai segudang nasehat yang pastinya membuat hati lebih tenang dan nyaman.

Berbeda dengan dua saudaranya, Kayla Athiffa. Gadis yang memiliki paras indah serta suara yang merdu. Irisan bola matanya selalu meneduhkan bagi orang yang memandangnya serta senyuman yang selalu meluluhkan bagi orang yang melihatnya. Tubuhnya tak terlalu tinggi. Banyak orang yang mengira jika Kayla adalah gadis berumur lima belas tahun. Selain itu, wajahnya pun bak seperti gadis remaja biasanya.

Kayla gemar berdakwah. Berulang kali ia mengikuti ajang perlombaan. Namun, baru kali ini Kayla sukses memperlihatkan semua bakat terpendam yang ada pada dirinya. Berawal dari dukungan Fauzan yang menyuruh Kayla agar mengikuti ajang dakwah syiar agama. Kayla awalnya ragu, namun Fauzan selalu meyakinkan adik bungsunya itu. Sampai pada akhirnya, Kayla menjadi orang sukses seperti ini.

Setelah kemenangannya, Kayla mendapati banyak tawaran dari beberapa pihak media. Salah satunya saat ini, Kayla akan menghadiri syiar dakwah yang dipinta oleh Bapak Direktur Yusuf Ishaq selaku pemilik Mall terbesar yang ada di Bogor.

Tentunya Kayla tak pernah berharap kepada sepeser uang. Ia hanya berharap agar Allah limpahkan baginya ribuan pahala. Apalah artinya berlayar ke sana ke mari, jika niat tak pernah menyertakan Allah.

Niatkan semua karena Allah. Allah pun tak akan segan menolongi serta melancarkan apa yang diusahakan hamba-Nya.

Selepas sarapan pagi, keluarga Kayla pun langsung meluncur ke Mall yang ada di Bogor.

Di sepanjang jalan, hati Kayla begitu gugup seperti habis maraton 20 kali putaran. Tak henti-hentinya ia membaca surah Al-Insyirah.

Kata Bang Ozan, kalo kita sedang dilanda kegugupan baca surah pelapang dada yakni, Al-Insyirah. InsyaAllah gugupnya pun akan hilang begitu saja. Dan terbukti beberapa kali Kayla tampil di ajang perlombaan dakwah dulu, ia selalu sukses dan tidak merasa gugup sama sekali.

Sesampainya di Mall, Kayla langsung mempersiapkan penampilannya. Tak lupa Ummi, Abi, Bang Ozan dan Bang Dul turut memberikan semangat sebelum Kayla naik ke atas panggung.

Kayla tersenyum merekah melihat keluarga kecilnya duduk di barisan pertama.

"Bismillahirrahmanirrahim," ucap Kayla pelan.

Penonton sudah mulai terlihat ramai ketika Kayla dengan lantangnya membawakan Sholawat sebelum ia berdakwah. Beberapa orang terpukau mendengar suara lembutnya. Setelah bersholawat, Kayla langsung memulai dakwahnya. Tak disangka, penonton semakin ramai.

Kayla berusaha untuk tetap tenang membawakan dakwahnya, sampai matanya melirik kepada seseorang yang sedari tadi memandanginya dengan tajam. Entah kenapa saat itu juga hati Kayla tiba-tiba berdebar kencang. Ini bukan berdebar karena gugup, melainkan berdebar ketika Netra mata pria itu bertabrakan dengan mata Kayla.

Kayla pun mengedarkan pandangannya dari pria tersebut. Seketika debaran itu pun hilang.
Saat Kayla ingin melirik kembali, Pria itu sudah hilang dari tempatnya.

Saat Kayla ingin melirik kembali, Pria itu sudah hilang dari tempatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Follow instagram @afifahhanafi20

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 24, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I Find The Shine Where stories live. Discover now