PROLOG

8 0 0
                                    

Seorang gadis muda pelayan sebuah kafe sedang membersihkan lantai dengan kain pel ditangannya. Beberapa kali ia menyeka keringatnya yang jatuh yang tak mampu ditahan oleh slayer kumalnya. Tampangnya sangat lusuh meski dia sangat cantik. Pakaiannya kumal dan seadanya. Terdapat guratan-guratan halus didahinya. Pertanda ia menjalani hidup yang sangat berat. Beberapa pengunjung memerhatikannya sekilas namun mereka memalingkan wajah saat gadis itu tidak sengaja menoleh. Ia terlalu lelah karena mengambil begitu banyak pekerjaan sambilan setiap hari sampai tak pernah memerhatikan apapun termasuk penampilannya.

...

Seorang anak laki-laki jangkung berusia 10 tahun sedang berdiri mematung didepan ruang kepala sekolah disalah satu sekolah elite. Hatinya gusar menunggu seseorang keluar dari ruangan kepala sekolahnya. Ia tidak hawatir dimarahi. Ia hanya hawatir sudah mengecewakannya.

"kenapa melamun, ayo kita pulang" seorang gadis kumal dengan pakaian sederhana tengah tersenyum menatapnya. walau sungguh ia tengah bersedih

Sementara sianak hanya diam saja . ia takut

"ayo kita pulang sayang. Mama tak marah" katanya

Mendengar ucapan mamanya ia langsung memandang wajahnya. Menyeka butiran-butiran air yang nyaris tak dibendung lagi.

"oh, ayolah.. jagoan mama jangan nangis" direngkuh dan dipeluk anak itu penuh kasih. Di elus dan diciuminya hingga anak itu tenang.

...

"kenapa kau memukul axcel?" Tanya si wanita sambil menggangdeng tangan sang anak.

"dia mengatakan aku tak punya papah" kata sianak polos.

"lalu hanya karena itu kamu memukulnya?" sianak menggelang

"lalu?"

"dia mengatakan mamaku wanita murahan yang tidur dengan pria hidung belang" suaranya lirih namun penuh amarah.

"aku tak masalah tak punya papah. Tapi aku tak akan tertima kalau ada yang menghina mamaku seperti itu"

Wanita itu tersentuh memandang putranya penuh cinta. Sampai tak terasa kini ia menangis. Diciuminya pucuk kepala putranya penuh kasih. Ternyata putranya kini sudah mulai dewasa. Alasannya masih bertahan hidup sampai saat ini alasannya banting tulang hanya agar anaknya bias hidup layak.

"wah... putra mamah kini sudah dewasa" ia mencoba mencairkan suasana.

"lihatlah. Sekarang aku lebih tinggi dari mamah. Aku akan jadi pelindung mamah. Tak ada seorangpun yang bisa menyakiti mamah. Dan nanti kalau aku sidah lulus sekolah aku akan bekerja jadi mamah tidak usah bekerja lagi" kata sang anak percaya diri sambil memukul dadanya menirukan gaya superhero paforitenya.

Si wanita lagi – lagi menangis melihat jagoannya sudah besar. Bahkan ia akan jadi pelindungnya katanya.

"mamah jangan menangis" kata sianak sambil menghapus air mata mamanya kemudian mencium matanya bergantian.

Mereka berpelukan dan langsung kembali berjalan bergandengan dengan riang dan canda. mereka tampak seperti adik kaka yang saling menjaga satu sama lain.

***ini adalah story percobaan. aku hanya sedang ingin menulis. jadi biarlah seperti***

TEENAGER MOMOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz