Bagian 1

8 1 0
                                    



Sebuah tirai dibuka begitu saja, cahaya mentari yang mulai menyilaukan masuk kedalam ruangan yang sebelumnya redup. Menampilkan seorang pria yang masih asyik dengan dunia mimpinya. Seseorang mengguncang badannya tidak terlalu pelan beberapa kali

"bangun sayang. Sudah siang!" katanya sambil mencoba merapihkan beberapa barang dan meletakkan ditempat yang seharusnya

"5 menit lagi beb" katanya masih setia memejamkan matanya dan malah mengeratkan pelukannya pada subuah guling yang melekat ditubuhnya.

"kamu kan ada kuliah pagi hari ini. Cepat bangun. Nanti terlambat" kata lawan bicaranya masih dengan suara yang sama. Kini ia mendekati kasur berukuran sedang itu. Berdiri di ujungnya. Menarik selimbut hingga benar-benar membangunkan siempunya.

Pria itu duduk dan bersungut. Mengacak kasar rambutnya. Matanya masih merem-melek. Mencoba menyesuaikan dengan cahaya diruangan itu. Matanya menangkap seorang wanita (ralat:gadis) berusia sekitar 17an. Berdiri berkacak pinggang dengan stelan yang sangat aikecing. Tubuhnya imut, parasnya cantik dan putih, bibirnya merah merona yang bisa membuat khilaf siapa saja yang melihatnya. Menggunakan leging selutut berwarna hitam dengan atasan sweater berhodie berwarna kuning dan dalaman kaos berwarna hijau muda. Rambut pirang panjangnya diikat kuncir kuda. Beberapa helai rambut nakalnya keluar dari dalam ikatan. Nampak masih basah. Sepertinya ia barusaja menyelesaikan rutinitas jongingnya pagi ini.

Yang pria hanya bisa menelan silva nya beberapa saat. Siapa yang tidak akan tertegun melihat bidadari secantik itu saat pertamakali kau membuka mata meskipun setiap hari rutinitas itu terjadi. Sang pria memanyunkan mulutnya manja minta lawan bicaranya melakukan sesuatu.

"mandi dulu sayang. Mulutmu bau!" katanya sambil mengacak kasar rambut si pria sambil tertawa. Sedangkan sang pria hanya mendengus kesal dan berjalan kekamar mandi setelah mencuri satu ciuman dipipi kiri wanitanya. Sedangak si wanita hanya tersenyum dan menggeleng melihat tingkah prianya kemudian merapikan tempat tidur.

...

Dua orang wanita berbeda usia sedang sibuk berbincang didapur sebuah apartement. Yang satu sibuk membuat sarapan roti lapis dan yang lainnya sedang menikmati secangkir teh hitam dan beberapa potong sandwitch isi selai kacang.

Seorang pria tampan masuk kedapur dan langsung memeluk gadis mungilnya dari belakang. Sang gadis hanya setinggi dagu pria tersebut. Ia mengecup kedua pipi gadisnya dengan sangat posessif. Sang wanita membalikkan mukanya untuk menangkap wajah sipelaku.

Cup, cup, cup,

Dikecupnya bibir merah merona itu berkali-kali dengan serakahnya seperti tidak pernah puas. Setelahnya mereka salang pandang dan tersenyum satu sama lain.

"ehemm.." seseorang berdehem memecahkan romansa yang baru saja terjadi.

"kumohon jangan terlalu sering melakukan itu dihadapanku jika kalian tidak ingin membunuhku secara perlahan" katanya ketus

Bukannya malu atau marah kedua sejoli itu justru malah tertawa sangat kencang. Sang pria melepaskan pelukannya dan menuju meja makan yang bersebrangan langsung dengan dapur dan tanpa penghalang. Mendudukan dirinya tepat dihadapan sipengganggu. Sang wanita mengikutinya dengan sepiring roti lapis isi dan segelas mokachino. Diletakkannya makanan tersebut tepat didepan prianya. Sang pria langsung menyambarnya setelah mengucapkan terimakasih dan mencium pipinya lagi.

Si wanita duduk tepat disamping prianya dengan semangkuk salad sayuran. Sang pria hanya melihat malas isi mangkuk tersebut. Ia berfikir bagaimana bisa seseorang memakan salad setiap hari dan nyaris tak pernah memakan makanan berat yang berkarbohidrat. Pantas saja badanya tak pernah membesar barang sedikitpun.

Mereka bertiga menyelesaikan sarapan pagi masing masing tanpa suara. Karena memang saat sarapan mereka tak pernah berbicara kecuali ada hal yang sangat penting.

"nati malam aku dan shally akan pulang malam. Ada pemotretan dulu. Kamu jangan pulang terlalu malam ya sayang. Dan kamu ga usah jemput kami" kata seorang wanita sangat muda memecahkan kesunyian.

"hmm" kata sang pria yang diajak bicara "lagipula aku ada acara dulu. Mungkin nanti pulang agak malam juga. Sekitar jam 10 lah" katanya "ga apa-apa kan?" kini ia meminta persetujuan.

Sigadis hanya tersenyum dan mengangguk tanda memebrikan izin

"lalu kalian pulang sama siapa?" tanya sang pria

"zero akan menjemput dan mengantar kami" jawab shally "sepertinya kita mulai membutuhkan sopir lily" katanya sambil menyeruput tehnya "mengingat jadwalmu kini sudah mulai padat" timpalnya lagi

"akan aku fikirkan" jawab lily enteng

Si pria hanya menyerngitkan dahinya menatap lily. Sedangkan lily hanya tersenyum dan mengacak rambut prianya

"ishh.." hatanya sambil menjauhkan kepalanya "aku sudah menatanya sedemikian rupa. Jangan dirusak lagi" katanya manja.

Sedangkan kedua wanita hanya tertawa melihat tingkah pria yang berusia 24 itu namun tingkahnya kadang seperti bocah berusia belasan


to be continue...


***cerita ini hanya fiktif belaka. kalau ada kesamaan nama, tempat, kejadian, cerita, mohon dimaafkan... eaaaaa

semoga suka... please tinggalkan jejak gengzzz...***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 12, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TEENAGER MOMWhere stories live. Discover now