7

29 8 2
                                    

"..aku dilema.."
-Aradanta-

Lonceng bel pulang sekolah.

Reza dan rizky berjalan keluar kelas. Kelas mereka sama. Dan kelas Danta, Bagas dan Kelvin juga sama. Mereka berasal dari dua kelas yang berbeda.

"Rezaaa!" teriakan itu membuat semua perhatian tertuju padanya. Pada seseorang yang meneriaki namanya.

"Lo?" tanya Reza heran tepatnya bergumam pada dirinya sendiri.

"Wah, datang juga jelmaan mamiperi" Rizky tiba-tiba memutar arah langkahnya --berniat menjauh dari pasangan itu.

Rizky adalah orang yang paling tidak ingin banyak terlibat dalam urusan teman-temannya.

Reza yang melihat itu hanya mendengus kasar dan menyiapkan mentalnya untuk ini.

"Apa?" tanya Reza dingin.

"Loh kamu kok gitu, sih? Aku udah jauh-jauh datang kesini, mau ngeliat keadaan kamu. Kamu tau gak sih udah hampir 3 tahun kita gak ketemu-" gadis itu masih belum diam juga dari ocehannya.

Reza yang ditatap sedari tadi karena bersama gadis  itu mulai risih dengan sekitarnya. Dan akhirnya Reza menyeretnya untuk pulang bersama.

"Masuk" perintah Reza menyuruh gadis itu masuk ke dalam mobilnya.

Tanpa disuruh pun gadis itu akan melakukannya dengan senang hati.

Gadis berdarah Amerika-Indonesia itu sudah sedari dulu menaruh hati pada pria ini.

Pria yang ia cintai itu, tak pernah meliriknya sedikitpun --benar-benar membuatnya kesal setengah mati.

"Za, kata tante Fara, kamu harus ajak aku shopping ke Mall setelah ini" ucapnya lebih ke arah memerintah.

"Apaan sih lo?! Kek gak pernah ke Mall aja" respon Reza dingin.

"Kan beda, ini kann bareng kamu" ucapnya manja.

"Mau sama gue atau enggak, gak ada bedanya!" geram Reza, ia benar-benar kehabisan kesabaran.

"Tentu beda, dear" gadis itu memeluk lengan Reza dengan cekatan. Menggelayut manja seperti anak kucing pada pemiliknya.

Alhasil Reza segera melepaskan pelukan itu dengan paksa. Ia benar-benar bisa gila sekarang!

***

Ara berjalan menyusuri koridor sekolah. Melihat ke kanan ke kiri. Mengamati setiap orang yang jalan mendahuluinya. Ia sedang menghindari seseorang.

"Ara!"

Ah. Ara bodoh. Kenapa kamu malah lewat ruang Osis? Sudah tahu lelaki itu anak Osis.

Akhirnya Ara menolehkan kepalanya dan mendapati Danta yang berjalan ke arah luar --menghampiri dirinya.

"Mau kemana?"

"Pulang dong kak" jawab Ara enteng.

"Oke, bareng gue," ucap Danta yang seperti sebuah perintah.

Ara hanya menggaruk kepalanya. Benar-benar ia ingin terlepas dari situasi ini.

***

Bagas dan Kelvin tiba-tiba saja memutuskan untuk ke game centre yang berada di Mall sekitar kota mereka.

Dua pria itu selalu berhasil menarik perhatian setiap kaum hawa yang melihatnya.

Tampan. Begitulah yang akan orang-orang lihat saat melihat kedua-orang itu, tentu minus teman-temannya.

Desas-desusnya bahkan di sekolah mereka punya club terselubung mengenai diri mereka berlima. Tentu saja mereka tidak tahu betul apakah club itu beneran ada atau tidak.

"Vin, dimana?" tanya Bagas.

"Jalan lurus dulu deh, mana tau dapat" jawab Kelvin sambil bermain mata kepada setiap SPG yang mereka lewati.

Gila. Begitulah Bagas mendeskripsikan temannya satu itu. Meski Kelvin memiliki wajah yang tampan, ia selalu sesukanya melakukan tindakan alias iseng.

"Eh, Gas" Kelvin berhenti dan menginterupsi Bagas.

"Hm?" respon Bagas seadanya  dan menatap temannya itu.

"Itu.. Reza sama siapa?" Kelvin menunjuk dua orang yang berada di restoran yang terletak di dalam Mall ini.

"Maudy?!" gumam Bagas, pelan.

-Aradanta on going.

ARADANTAWhere stories live. Discover now