Yoongi tidak terlalu ambil pusing pakaian macam apa yang akan dia pakai untuk bertemu Jihyo. Dia memakai pakaian casualnya sehari-hari. Rapi dan tidak terlalu formal.
Hal yang membuat dia tidak terlalu ambil pusing pakaiannya karena yang ada di kepalanya sekarang adalah rasa bersalahnya pada Jimin. Tidak seharusnya dia berkata kasar dengan merendahkan pekerjaan Jimin sebagai food blogger.
Yoongi sadar bahwa dia terbawa emosi saat itu, ini semua karena faktor rasa prihatinnya pada toko mochi Namjoon yang nyaris bangkrut. Harus diakui, Yoongi cukup emosional terhadap hal-hal memperjuangkan sesuatu.
Sayang, perjuangan Jimin selalu luput dari pandangannya. Mungkin karena alam bawah sadarnya sampai saat ini menganggap Jimin adalah sosok yang menyebalkan. Sosok bocah yang hanya senang mengganggunya.
Bagaimana tidak menyebalkan jika apa pun yang Yoongi kerjakan, Jimin selalu memperhatikannya. Stalker payah, selalu ketahuan tiap Jimin memperhatikannya diam-diam.
Yoongi sadar kok hari dimana Jimin menanyakan social medianya itu pasti karena dia ingin mencari tahu tentangnya. Ya, walaupun memang sebenarnya dia pun tidak memiliki social media.
Belum lagi pujian yang berlebihan. Jimin selalu memuji kue-kue buatannya dan merekomendasikannya ke para pengunjung. Terutama kue clover yang Yoongi ciptakan sepenuh hati itu.
Jangan lupakan bagaimana Jimin secara terang-terang menyatakan perasaannya padanya.
"Apa Yoongi hyung sudah suka padaku sekarang?"
"Cemburu ya, hyung? Cemburu dooong please. Masa tidak cemburu sih~~"
Dan semua itu Jimin katakan dengan wajah gembiranya. Senyum bodoh yang selalu dia perlihatkan pada Yoongi. Bagaimana bisa Yoongi menganggap pernyataannya itu serius? Bahkan dari awal Jimin menyatakan perasaannya, semua terasa seperti main-main saja bagi Yoongi.
Terlebih lagi Jimin menyatakan perasaannya pada hari dimana mereka baru pertama kali bertemu, tentu saja bagaimana bisa Yoongi mempercayai pernyataan itu benar atau tidak. Rasanya seperti sebuah lelucon.
Yoongi menggelengkan kepalanya, lalu bergegas keluar dari ruang ganti dan menuruni tangga dengan cepat. Pikiran Jimin sepintas lalu ini mengganggu pergerakannya untuk segera pergi menuju Kim Corp.
Setelah memastikan kue-kue yang akan dia bawa telah terbungkus rapi, Yoongi pun keluar dari dapur display dan mendapati Jin yang sedang bertopang dagu membaca buku dengan raut bosan.
Yoongi hanya bisa menghela nafasnya kasar. Sungguh pemandangan yang tidak biasa, melihat bagaimana Jin bermuram durja sambil membaca buku. Biasanya di jam-jam seperti ini, Jin pasti sedang asik menggoda pelanggan dengan lawakan recehnya.
Jika tidak ada pelanggan, maka sasaran Jin sudah pasti adalah Jimin, orang yang bisa tertawa akan lawakan-lawakan murahan dari pria itu. Sayang, Jimin pun tidak ada di sini saat ini.
"Baca buku apa?"
"Ah, kau sudah mau berangkat?" Jin mengadahkan kepalanya lalu menelisik pakaian Yoongi yang terbilang sangat biasa. "Katanya mau ketemu Jihyo, masa pakai baju---"
"Kubilang, kau baca apa, hyung?" Yoongi buru-buru memotong kalimat Jin, mengalihkan pembicaraan.
Dia tahu jika diteruskan, Jin akan menyuruhnya berganti pakaian dan akan memakan waktu yang lebih banyak lagi untuknya pergi ke Kim Corp mengantar kue-kue tester itu. Dan lagi entah mengapa dia tidak terlalu memikirkan bagaimana penampilannya untuk bertemu Jihyo. Memang rasanya tidak seperti dirinya yang biasanya.
"Ini? Entah apa. Mungkin novel populer saat ini?" Jin memperlihatkan buku yang dipegangnya pada Yoongi. "Punya pelanggan tadi ketinggalan. Mungkin sebentar lagi dia akan kembali mengambilnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationsweet | YoonMin
Short StoryJimin, food blogger spesialis street food rela mengganti haluan menjadi food blogger spesialis makanan manis demi merebut hati Yoongi, seorang Chef Pastry and Bakery di sebuah cafe baru yang dilaluinya. Akankah hubungan mereka berakhir manis? Cast:...