Chapter 10 [Cara]

360 21 6
                                    

Chapter 10 [Cara]

"Cara, tambah sayurnya, dong," tante Jojo kemudian mengambilkan sesendok sayur sup jamur dan menuangkannya ke mangkukku. Aku cuma tersenyum, "kamu harus makan banyak, biar latihan dan lomba kamu bisa lancar." lanjut tante Jojo sambil tersenyum.

Aku membalas senyumannya dengan senyuman paling tulusku. Aku merasa bersyukur dan sedih bersamaan, karena adanya tante Jojo yang menyayangiku bahkan melebihi Mamaku sendiri. Aku nggak tahu aku harus senang, atau justru sedih mengingat orang tuaku yang kurang perhatian dan sayang kepadaku. Tapi, yang jelas, aku merasa beruntung punya tante dan paman Jojo. Bisakah aku jadi adiknya Revo saja? Memiliki tante dan paman Jojo sebagai orangtuaku?

Aku lagi mengunyah sesendok pertama sup jamurku ketika kak Carly dan Greyson datang ke ruang makan, "Maaf, ya, kita telat." kata kak Carly. Mereka berdua memang pergi keluar sore tadi, dan sepertinya baru saja pulang untuk ikut makan malam.

Kak Carly duduk di kursi biasanya, disusul dengan Greyson yang duduk di sebelahnya.

Aku semakin yakin bahwa mereka memang punya hubungan spesial, apalagi kemarin pas kami hang out bareng di ulang tahun Kevin, aku sempat melihat Greyson terus menggenggam tangan kak Carly pas perjalanan pulang. Bikin aku cemburu.

Ah. Duh. Aku nggak tahu yang aku lakukan ini salah atau enggak. Tapi aku memang nggak tahu status mereka. Walaupun mereka sudah menunjukkannya dengan jelas.

Aku tahu aku belum kenal Greyson. Bahkan kami cuma ngobrol berdua sekali, dalam waktu 4 menit. Tapi, aku bisa menangkap sesuatu yang istimewa dari Greyson. Dari tatapannya.

Matanya sayu, tatapannya layu. Tapi, entah bagaimana, aku bisa melihat semangat di dalamnya. Seolah manik-manik matanya selalu memercikkan kebahagiaan yang bahkan bisa dirasakan oleh aku, penikmat mata coklatnya.

Bibirnya berwarna merah muda, seperti perasaan merah jambu yang aku rasakan bersamaan dengan pipiku yang kemerahan ketika dia menatapku. Alisnya tebal, coklat tua, kontras dengan warna kulit wajahnya yang putih segar dengan kedua pipi yang kemerahan. Suaranya merdu bahkan ketika dia bicara, apa dia bisa bernyanyi? Mungkin, karena suara beratnya saja sudah bisa membuatku berdebar seperti sebuah melodi indah dari bidadari pemetik harpa. (tunggu, aku nggak tahu kalau aku bisa puitis?)

OH MY GOD.

Gila. Pasti aku bisa bikin puisi dalam waktu 5 menit dan bakal dapet nilai A kalau begini caranya. Haha.

Aku mengambil sesendok lagi sayurku dan hampir melahapnya ketika tiba-tiba kak Carly bertanya, "Cara, kamu udah liburan sekolah kan? Tapi bukannya ini bulan Januari?"

Aku meletakkan kembali sesendok sayurku demi menjawab pertanyaan kak Carly. Aku bisa melihat Greyson ikut-ikutan menatapku seperti kak Carly, seolah menuntut jawaban. Walaupun aku nggak yakin Greyson tahu apa yang kak Carly bicarakan. Aku  bisa mendengar detakan jantungku sendiri berdentum di telingaku ketika aku memberanikan diri untuk menatap Greyson balik. Kenapa tiba-tiba aku begitu gugup?

"Uh- Uhm. Aku- maksudku, sekolahku semi internasional- jadi semester baru dimulai bulan depan." jawabku.

Kak Carly ber-oh-ria, "That's great then. Sejak kapan? Kamu pindah sekolah?" tanyanya kemudian, matanya agak membesar dari biasanya. Aku bisa lihat alis mata kak Carly yang hampir bertautan dan bulu matanya yang lentik, dia memang cantik.

She is Loved and Loving (Sequel to the She Will be Loved)Where stories live. Discover now