Chapter 5 : Saudara

237 15 1
                                    

"Ittai! Ittai!!"

"Jangan bergerak! Sakit sedikit nggak masalah kan?"

Touken danshi berjubah dokter dengan kacamata yang bertengger di kedua matanya itu kembali membalut luka di lutut kaki Mutsunokami. Luka tersebut tidak disebabkan karena misi tetapi karena kecerobohannya saat berladang di kebun.

"Lain kali kau harus berhati-hati Mutsunokami-san, kesalahan kecil saja bisa berdampak besar untuk ke depannya," ujar Kiku khawatir.

"Itu akibatnya jika kau mencoba melepas tudungku," ujar Yamanbagiri yang kini duduk dengan tenang di dekat Mutsunokami yang sedang diobati oleh kawan baru mereka di citadel.

"Maaf aruji, aku akan lebih berhati-hati..." ujar Mutsunokami menyesal lalu pandangannya menajam melihat Yamanbagiri, "Kalau kau mau melepaskan jubah kotormu itu dan menyerahkannya pada Kasen, mungkin aku tidak akan terjatuh karena mengejarmu!"

"Itu semua bukan urusanmu."

"Tentu saja urusanku lah! Gara-gara itu Kasen kesal dan menolak membuatkan makan malam, kau tidak ingat itu hehh???"

"Pada akhirnya dia mau juga membuatkannya kan?"

"Kalau nanti malam dia kesel lagi gimana??"

Kemarin Kiku terpaksa meninggalkan citadel untuk sementara waktu karena ada pertemuan dengan personifikasi negara lain di Den Haag, Belanda. Ia menitipkan citadel untuk sementara waktu kepada Hachisuka yang ia tunjuk sebagai sekretarisnya untuk minggu ini dan karena itulah ia sama sekali tidak mengirimkan pedang-pedangnya ini ke medan pertempuran. Kiku bersyukur mereka mau berinisiatif untuk melakukan hal lain selama waktu luang kemarin. Sepertinya mereka juga mulai menikmati hari-hari menjadi manusia.

Ah, ngomong-ngomong soal pertempuran...

"Yagen-san, bisa kau panggil mereka bertiga untuk ke sini? 10 menit lagi kalian harus bersiap untuk pertempuran selanjutnya," pinta Kiku yang langsung ditanggapi dengan anggukan Yagen, tantou pertama citadel Honda Kiku ini. Toudan berkacamata itu lekas bangkit dari duduknya lalu berjalan menjauhi mereka bertiga.

"Apa kau bisa berangkat misi hari ini Mutsunokami-san? Kalau tidak kau bisa istirahat sa-"

"Hahaha tidak apa-apa aruji! Luka seperti ini tidak mungkin mengalangiku..."

Sang Taishou dan kedua pedang lainnya itu masih terus berbincang, Yagen Toushiro hanya bisa menghela napas dan berjalan mengitari citadel untuk mencari ketiga rekannya yang lain. Ya rekan barunya di citadel ini.

Dia adalah seorang tantou yang selalu berada di dekat sang tuan untuk melindungi disaat situasi yang mendesak. Sekarang ia telah memiliki wujud manusia dan mempunyai tuan baru yang ternyata juga hampir sama seperti dirinya. Seorang personifikasi, personifikasi negara Jepang, negara tempat ia bernaung saat ini.

Ia sempat berbincang-bincang dengan tuan barunya sesaat setelah ia dibangkitkan tetapi esok harinya ia tidak melihat keberadaan sang tuan sama sekali. Hachisuka bilang jika sang tuan memiliki urusan penting di dunia tempat tinggalnya dan mereka tidak diberi tugas sama sekali, karena itulah sang sekretaris pun memutuskan untuk melanjutkan pekerjaan rumah untuk menyenangkan hati sang tuan saat kembali ke citadel lagi.

"Kita dibangkitkan sebagai manusia memang untuk mengalahkan pasukan pengubah sejarah. Akan tetapi, jika bukan kita yang merawat benteng ini, lalu siapa lagi?"

"Tugas manusia salah satunya ya melakukan hal ini, lakukan dengan santai saja ya?"

Kelima kawannya yang lain berusaha untuk membuatnya beradaptasi sebagai seorang manusia dan sebenarnya pun ia sudah mengerti dengan hal itu. Terbiasa. Yah, ia hanya perlu terbiasa dengan kegiatan barunya ini. Lagi pula ia pun diberkati dengan kemampuan yang tidak semua touken danshi bisa melakukannya. Kemampuan untuk mengobati, bukan sesuatu yang mistis tetapi benar-benar mengobati. Mengobati dengan ilmu kedokteran yang ilmiah. Mungkin karena 'namanya' lah ia bisa memiliki kemampuan itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 26, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Japan and His SwordsWhere stories live. Discover now