Follow dulu biar tau setiap gw publish
❤❤❤❤Meski terlahir dari kalangan atas tapi itu semua tidak membuat gadis bernama Qilla itu sombong. Bahkan sebaliknya, kerap kali dia pulang sekolah menaiki angkutan umum, namun sebab sifat possesive kakaknya itulah yang membuatnya mau tak mau meninggalkan kebiasaannya saat SMP dulu
❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄
Qilla turun dari kamarnya dengan pakaian putih abu-abu yang pas dibadannya, ditambah pita merah yang mengikat rambutnya menjadi 3 bagian, sedikit aneh memang tapi itu syarat MOS *mengikat rambut sebanyak tanggal lahir* untung saja tanggal lahirnya 3, bayangkan jika 17, sangat menggelikan batin Qilla.
Tidak berhenti disitu, dia juga memakai kaos kaki warna layaknya bocah TK ditambah name tag beserta fotonya. Tapi tetap saja semua itu tak mengurangi kecantikan seorang Aqilla Anantasha Albert
Vero yang sudah duduk rapi dimeja makan memandang Qilla dengan tatapan geli difikirannya sekarang Qilla persis seperti anak TK
"selamat pagi ma" ucap Qilla sambil mencium pipi mamanya, bergantian dengan papanya dia melakukan hal yang serupa.
Tapi tidak dengan Vero, Qilla justru menatap kakaknya dengan tatapan membunuh, dia masih marah dengan kakaknya itu yang sudah mengganggu acara menontonnya tadi malam
Melihat hal itu justru membuat kedua orang tua mereka geleng-geleng kepala
❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄
Keadaan didalam mobil hanya sunyi, tak ada diantara mereka yang mengawali pembicaraan
Vero yang bosan dengan suasana awkward inipun berdehem "hem"
Merasa dikacangi diapun membujuk adiknya "Qilla adek abang yang paling cantik, kenapa sih cemberut mulu?" rayu Vero dengan nada manja yang terdengar menjijikkan ditelinga Qilla
Melihat Qilla tetap tak ada perubahan, dia hanya menghela nafas pasrah, memang sangat susah membujuk Qilla yang sedang marah
❄❄❄❄❄❄❄❄❄❄
Setibanya disekolah Qilla turun dari mobil sedangkan Vero memarkirkan mobilnya. Qilla menunggu abang tersayangnya itu, dia tidak akan bisa memasuki sekolah sendirian dengan beragam tatapan dari kalangan siswa dan siswi. Bukan Qilla tidak mau bergaul atau dia takut dengan mereka tapi Qilla belum terbiasa dengan lingkungan barunya ini, terlebih lagi Qilla termasuk junior disini jadi dia hanya ingin aman dibawah lindungan kakaknya.
"nunggu siapa sih dek?" tanya Vero dengan wajah tanpa dosanya
Qilla memutar bola mata jengah, kakaknya ini memang kadang-kadang lemot "nungguin abang lah, Qilla gak bakal masuk sendiri, abang kan tau gk ada yang Qilla kenal disini
"tapi kan abang juga anak baru sama kayak kamu" gumam vero yang masih didengar adiknya itu
"tapi setidaknya abang sudah punya teman disini"
Ya, Vero memang memiliki teman, tepatnya sahabat mereka sahabatan mulai dari SMP namanya Alfan, Dava dan Revan. Mereka memang sangat dekat satu sama lain, sayangnya Vero pindah ke Swedia waktu itu jadi terpaksa mereka berpisah
"oh iya ya" gumam Vero dengan tampang polosnya "Tapi dek, denger-denger si Alfan jadi ketua osisnya loh, jadi kamu tenang aja, kakak bakal bilang ke dia supaya gak apa-apain kamu" ucap Vero antusias
Qilla menatapnya dengan malas, dia malas jika sifat possesive kakaknya sudah datang padahal dia bisa menjaga dirinya sendiri ya walaupun sedikit ceroboh (garis bawahi ya *sedikit gak banyak*)
.
.
❤❤❤❤❤❤
Maaf banyak typo ya guys
Sedikit ya? Maaf aelah ..ini juga penuh perjuangan *asekkk ko malah curhatJangan lupa comment and vote ya guys😉😘
YOU ARE READING
AQILLA
Teen FictionCerita yang berawal bahagia bukan selalu tentang tawa dan cinta. Dimana perasaan kita terpaku pada waktu yang tak bisa kita kendalikan. Bagaimana orang lain menganggap kita buruk tanpa lihat usaha kita. Mampukah kita memutar balikan pikiran mereka? ...