Happy Eid Mubarak 1 Syawal 1440 H, mohon maaf lahir dan bathin 🙏
================
Di kamar, Rafiq yang sering terlihat kaku dan dingin menjadi panas, walaupun dia harus agak menahan diri dengan bersikap lebih lembut jika menyentuh istrinya. Nabila wanita yang lembut, mulai dari tutur kata dan segala tingkah lakunya. Begitu juga gaya bercintanya, dia tidak ingin menakuti istrinya jika dia bersikap liar. Maka dengan lembut Rafiq mencumbu istrinya seolah Nabila adalah boneka porselin yang akan pecah jika dia melakukannya dengan sedikit kasar, walaupun dia terkadang sangat menginginkannya.
"Maaassss....." Desah Nabila. Nabila mendesah dan menikmati apa yang dilakukan suaminya hingga akhirnya dia mencapai puncaknya dan menjeritkan nama Rafiq.
Rafiq yang tahu kalau Nabila sudah mendapatkan klimaksnya, berbisik di telinga Nabila. "Semoga kali ini akan membuatmu hamil, jadi kita tidak perlu menggunakan adikmu." Erangan Rafiq mengakhiri sesi percintaan mereka. Rafiq tersungkur lemah di atas tubuh polos Nabila. "Terima kasih, Nabila."
"Sama-sama, Sayang." Hanya Nabila sajalah yang selalu memanggil dengan sebutan sayang. Rafiq? Jangan ditanya. Manusia super kaku itu tidak pernah menunjukkan perasaannya dengan ucapan. Apalagi menyatakan cinta dari bibirnya. Tapi Nabila tahu kalau suaminya itu menyayanginya. Dia tidak banyak menuntut apalagi bersikap manja-manja dengan suaminya yang kaku. Baginya cukup suaminya bisa menjaga hati dan kesetiaannya saja. Setahunya dari penuturan Rafiq sendiri, orangtua Rafiq selalu bertengkar sepanjang perkawinan mereka hingga papanya meninggal. Di rumah mereka yang megah yang sekarang ditempati oleh mereka sama sekali tidak ada kasih sayang. Menurut Rafiq, papanya adalah suami yang tidak setia dan suka memakai wanita ONS. Itu membuat mamanya frustasi dan hampir gila. Itu sebabnya dia lama menikah karena takut akan komitmen dan kehancuran rumah tangga. Jadi dia memaklumi sikap Rafiq yang tidak mengerti bagaimana cara mengungkapkan perasaannya.
Rafiq berbaring telentang di sisi Nabila dengan kedua tangan menyanggah kepalanya dan pandangannya menerawang. Jika suami istri saling berpelukan setelah bercinta, tidak dengan Rafiq. Dia tidak suka dipeluk dan memeluk. Karena menurutnya memeluk wanita setelah bercinta akan menimbulkan ikatan yang kuat antara pria dan wanita, dan dia tidak suka dia menjadi terikat kuat dengan wanita dan akhirnya sakit hati jika wanita itu mengecewakannya. Dia tidak percaya ada ikatan abadi antara pria dan wanita walaupun sudah menikah. Walaupun dalam hatinya dia percaya Nabila adalah wanita yang baik dan setia, tapi rasa takut masih menghantuinya. Dulu dia pernah dikhianati seorang wanita padahal dia sudah memberikan seluruh hatinya kepada wanita itu. Dan melihat bagaimana rumah tangga mama dan papanya memperkuat ketakutannya. Dengan Nabila, dia akan melakukan hubungan suami istri jika dia ingin saja. Bahkan bisa dikatakan dia jarang melakukannya dengan Nabila. Seminggu paling hanya sekali mereka melakukan hubungan suami istri, itupun kalau Rafiq tidak sedang keluar kota.
"Jika nanti Maharani hamil, kamu ingin anak perempuan atau laki-laki?" Tanya Rafiq tanpa menatap wajah istrinya.
"Aku sebenarnya gak tega harus melibatkan Rani, Mas. Bagaimana nanti masa depannya. Bagaimana nanti tanggapan suaminya kelak jika mengetahui dia sudah gak suci lagi."
Nabila melihat wajah suaminya yang tiba-tiba mengeras sesaat kemudian kembali datar namun juga tak menjawab pertanyaan Nabila.
"Bagiku perempuan atau laki-laki sama saja, Mas. Yang penting anaknya sehat." Lanjut Nabila.
"Hmmm...ayo tidur. Besokkan kita berangkat ke Australia." Rafiq memutuskan mereka akan melakukan cara sewa rahim ini di Australia.
Rafiq bangkit dari tempat tidur dan memakai jubahnya yang tergeletak di lantai kemudian berjalan menuju pintu penghubung antara kamarnya dan kamar Nabila.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURROGATE MOTHER
RomancePRIVAT ACAK FOLLOW DULU YA GAES Untuk menolong kakak yang sangat disayanginya karena tidak bisa mengandung, Maharani rela meminjamkan rahimnya agar kakaknya memiliki anak dengan suaminya. Maharani yang masih berusia 18 tahun dengan ikhlas tidak mel...