#19

1K 61 8
                                    

Elvaretta pov on

Aku membuka pintu berukir absurd dengan warna yang sedikit condong ke arah warna kayu. Ketika ku menutup pintu, pintu itu berubah menjadi warna biru laut dengan ornamen mutiara, kerang, dan rumput laut.

Aku tak mengusik tentang pintu yang berubah seketika dengan kecepatan dengan jutaan radius cahaya, ya sangat cepat.

Oke, pintu sudah sempurna menutup oleh lima jari kanan yang menggenggam knop pintu. Saat itu juga aku merasa sesuatu yang aneh pada tubuhku. Sontak aku melihat kesekujur tubuhku dari pangkal rambut sampai ujung kaki. Ternyata, kakiku sudah berubah dari kaki menjadi ekor ikan. Entahlah kalian menyebutnya apa Mermaid atau Siren, satu hal yang pasti kedua istilah itu mengandung arti yang sama. Manusia ikan.

Baru ku sadari jika aku sudah berada laut, entahlah ini laut berada dimana aku tak peduli. Yang ku pedulikan cuma dua hal disini. Satu, berenang di dasar laut bersama ratusan jenis makhluk di sini dan kedua mencari kedua pendamping di sini.

Di sini dapat terlihat banyak jenis ikan kecil yang sedang bermain di sana di bawah terumbu karang dan ada juga sedang berada di balik rumput laut. Aku pun langsung berenang ke arah mereka. Bermain bersama mereka sebentar tak menimbulkan masalah besar bukan.

Kedatanganku langsung menarik semua makhluk kecil yang sedang bermain di sana. Terlintas di wajah mereka bahwa mereka tersenyum padaku dan menyapaku.

"Permisi adik adik. Apa boleh kakak bermain sama kalian ngga sebentar?"

"Dengan senang hati kak, sini main sama kita aja," ucap salah satu ikan berwarna jingga dengan anggukan teman temannya.

"Sama kita aja kak, mereka mah cuman cerita cerita aja," ucap salah satu kuda laut kecil dan imut dengan teman temannya yang mengekori.

Mereka pun beradu mulut sesekali dari mereka melakukan kontak fisik yang kecil. Beberapa dari mereka menarik ulur kedua tanganku. Tak kusangka kedatanganku menimbulkan pertengkaran diantara mereka.

Adueh kenapa jadi mereka pada berantem sih. Sekarang apa yang harus aku lakukan supaya mereka mau bermain bersama. Oke, aku harus memutar otak sekarang.

Ya, aku menemukan jawabannya.

"Adik adik dengar kakak sini. Bagaimana jika kakak menambilkan beberapa aksi di sini, adik tinggal duduk manis sambil menonton pertunjukan kakak. Kalian boleh kok kasih saran buat aksi kakak. Gimana kalian mau?" ucapku sambil berharap semoga mereka menyetujuinya.

"Oke,"ucap mereka semua dengan serentak.

Aku sekarang berada di tengah tengah mereka semua. Aku merentangkan kedua tanganku sambil memulai mengeluarkan gelembung gelembung kecil dengan bentuk yang tak biasa. Gelembung gelembung itu kemudian ku ubah menjadi makhluk laut. Kemudian aku mengubahnya menjadi kristal yang mengkilat seperti mutiara. Dan beberapa aksi yang lain.

Beberapa dari mereka mulai menepukkan kedua sirip mereka, ada pula yang membinarkan matanya, dan ada pula yang berteriak. Aku sangat menyukai mereka.

Oke sudah dua puluh lima menit aku bermain bersama mereka, aku memutuskan untuk menyudahi bermain kami karena aku teringat tujuanku datang kemari. Sebelas dari dua belas dari mereka sudah di jemput oleh orang tuanya. Aku menatap kasian kepada kuda laut itu, rupanya dia belum di jemput oleh keluarganya.

Aku menghampirinya dan bertekat untuk mengantarkannya pulang.

"Adik tidak di jemput sama keluarga adik?"

"Biasanya kedua kakak kembarku menjemput aku,"

"Boleh kakak mengantarkan kau pulang?"

"Boleh, terima kasih kak,"

Hortensia AcademyWhere stories live. Discover now