X

9 4 5
                                    


Untuk terakhir kalinya Valerie mengecek kembali penampilannya di cermin. Ia memakai kostum Halloween bertemakan Gadis Bertudung Biru. Roknya sedikit di atas lutut berwarna biru dengan corak spade besar di pinggir, stoking panjang garis-garis di kanan dan polos di kiri, serta sepatu pantofel hitam yang menurutnya cukup manis. 

Rambutnya sengaja digerai dan ia menggunakan jepit rambut berbentuk spade dengan sebuah bunga mawar biru. Valerie hendak keluar kamar dan mendapati sebuah surat di bawah pintunya. Valerie memungut dan membacanya:

"Valerie, kau harus ke ruang bawah tanah sekarang. Ada yang perlu kita bicarakan."

~AS~

Valerie memasukkannya ke dalam keranjangnya yang akan digunakannya nanti untuk mengumpulkan permen. Ya ampun, kenapa harus ruang bawah tanah? Apa yang Allistor inginkan? Valerie pun turun dan beberapa kali bertanya kepada beberapa prajurit di mana letak ruang bawah tanah.

 Matahari sudah terbenam ketika ia sudah sampai di tangga menuju ruang bawah tanah. Valerie melirik pintu penjara di samping dengan risih, ia tidak ingin masuk ke sana lagi. Dengan ragu-ragu ia menuruni tangga satu demi satu. Cahaya obor menerangi koridor besar di sana. Ada beberapa tunnel yang mengarah ke tempat yang ia tidak ketahui. Valerie menemukan 3 persimpangan.

"Oke aku sejauh ini tidak menemukan Allistor. Apa aku sebaiknya kembali saja ya?"

Namun, di ujung lorong tengah, ia melihat sesuatu yang menggantung di dinding, sebuah topeng perak dengan mawar biru yang dikaitkan, ada sebuah surat. Valerie mendekati dan mengira itu surat dari Allistor lagi. 

Ia memungut topeng perak dan mawar biru itu dan membaca suratnya. Di pojok kanan bawahnya tertulis untuk Ace Spade, ketika ia membaliknya, ia terkejut bukan main. terdapat lambang Joker di cap lilin penyegel surat. Cepat-cepat ia menyobek dan membacanya.

"Ini saat yang tepat untuk memberitahukan semuanya kepada si serigala."

~RH~

Valerie segera menyimpan surat itu di sakunya. "Joker, mereka kembali. Aku harus pergi." Sebelum ia berbalik, ada orang yang membekap mulutnya. "Hei! Lepaskan hmppff . ." Karena gelap dan remang-remang Valerie tidak bisa melihat orang yang membekapnya, sekilas ia hanya melihat topeng serigala.

 Pria itu membawanya menuju lorong di kanan. Valerie hanya diam saja dan sesekali melirik pria bertopeng serigala itu. Di ujung lorong, Valerie melihat cahaya dan ia tidak percaya apa yang dilihatnya. Sebuah balkon dari marmer putih yang menghadap ke laut. Di samping balkon, ada air terjun besar di antara tebing. Pria itu melepasnya dan Valerie pun langsung berposisi siaga. "Siapa kau? Dan apa mau mu denganku?"

Pria itu tertawa dan melepas topeng dan tudungnya. Allistor Sherwood tertawa meledeknya, membuat Valerie malu. "Kenapa kau melakukan ini kepadaku, Allistor?!"

Pemuda itu menghapus air matanya dan menjawab, "Astaga, liat ekspresimu tadi. Begini, itu hukumanmu. Ha ha ha!"

Valerie hanya bisa menatapnya bengong. "Kau menculikku?" Allistor tersenyum dan mengajaknya ke balkon itu. "Itu untuk rencana jahatmu menakutiku tadi pagi."

"Jadi itu berhasil?" tanya Valerie sedikit berharap.

Allistor mengangkat bahunya, "Yah kurang lebih. Begini aku ingin bilang sesuatu." Ekspresinya berubah menjadi serius. Valerie menelan ludahnya. "Ya, silakan."

"Kamu menyembunyikan sesuatu kan?"

Valerie serasa di tampar. "Em aku, sebenarnya—?" Allistor mengeluarkan peta bintang kuno miliknya dan menggoyang-goyangkannya di hadapan gadis itu. "Allistor, ternyata kau. . ."

The Cards Chronicles - The Magical StonesWhere stories live. Discover now