XI

22 5 3
                                    

Valerie terus mengikuti Will-O'-The-Wisp yang terus bermunculan menuntunnya ke suatu tempat. Valerie bisa mendengar Allistor dan yang lain berteriak memanggil namanya. Ia menunduk melewati ranting pohon besar tua dan melompati akar pohon liar. Hawanya menjadi semakin dingin ketika kabut tiba-tiba turun dengan aneh. 

Hal yang Valerie terakhir ingat ialah ia tersandung sebuah batu, berguling ke depan, dan jatuh telentang di sebuah lahan terbuka. Seluruh permennya jatuh di sana tapi Valerie tidak begitu peduli. Kabut turun dengan sendirinya. Valerie ternganga ketika ia mendapati dirinya berada di tengah-tengah lingkaran Callanish yang seharusnya hanya berada di Spades.

"Kenapa ini ada di sini?" Dari semak belukar di depannya, tepat di luar lingkaran batu, Valerie mendengar suara geraman hewan buas dan sepasang mata biru sedingin es yang menyala. Valerie langsung mundur hingga menabrak salah satu batu itu, tapi ketika ia menoleh, sepasang mata itu menghilang. Digantikan dengan suara Allistor yang langsung menyambarnya.

"Kau pikir apa yang kau lakukan?! Kau bisa mati di dalam sana!" Allistor lantas mengecek keadaan gadis itu dan menelungkupkan kedua tangannya ke pipi Valerie. "Kalau kau melakukannya lagi, akan kuberi hukuman lagi." Wajahnya begitu dekat hingga Valerie harus menahan napas dan mendorongnya.

Di belakangnya, Ashley dan lain juga tidak percaya dengan apa yang mereka lihat sekarang. "Apa-apaan ini? Seharusnya tidak ada di sini." Ashley dengan bingung memegang kepalanya. Gunter mengangguk. "Ini Callanish, seharusnya hanya berada di Spades seperti Stonehenge dan yang lain. Walau pun di sini ada beberapa menhir, tapi ini jelas bukan." 

Allard hanya terdiam melihat semua keanehan yang terjadi dan mulai mengumpulkan permen Valerie yang terjatuh bersama Nochtis, Nick, dan Aisling. Bevario, Ron, dan Austin mengitari sekitar. Tori mendekat kepada Ares, "Entahlah teman-teman, tapi aku merasa tidak enak dengan tempat ini." Ares mengangguk, "Aku setuju. Sebaiknya kita pergi dulu dari sini."

"Ashley, apakah aku harus mengirim beberapa prajurit untuk—"

"Jangan, Denolin. Lebih baik hanya kita semua saja yang tahu. Baiklah kali ini aku dan Gunter yang akan memimpin. Jangan ada yang terpengaruh dengan hal-hal aneh lainnya yang muncul dari dalam hutan. Mengerti?"

Semuanya kembali dalam diam. Bahkan Allard pun yang biasanya heboh tidak berkata apa-apa. Allistor merangkul Valerie di belakang, berusaha menjaganya agar tidak kabur lagi. Di kota dan sekitarnya masih terasa sekali atmosfer Halloween yang menyenangkan, tapi di gazebo taman, mereka tidak ada semangat lagi. 

Allistor menyuruh Gunter dan Wakil Jack lainnya mencari sesuatu yang berguna di perpustakaan, ia juga menyuruh Valerie dan Tori menjelaskan semua masalah yang terjadi.

"Lebih baik kalian menyusunnya sekarang, akan kami tunggu di luar ya," Ashley dan yang lain segera keluar dan menyisakan keempat Ace, sebelum pergi, Bevario memberikan selembar kertas dan sebuah pena untuk menulis teka-tekinya.

"Baiklah, siapa yang dapat bait pertama. Yang kelihatan seperti pembuka," ujar Tori sambil mengetuk-etuk meja marmer. Valerie mengangkat tangan dan mulai menulis:

Daun berguguran,

Lolongan hantu kembali terdengar

Waspadalah terhadap batu bertuah

Semua akan berakhir jika kau berulah


Ke dalam hutan kau akan pergi

Mendengar sihir yang penuh misteri

Bersama teman kau kan jalani

Melawan naga yang tak pernah mati.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 30, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Cards Chronicles - The Magical StonesWhere stories live. Discover now