08

814 34 1
                                    

Jika saat ini para siswa siswi sedang mengikuti pelajaran seperti biasanya, namun tidak dengan keempat pria tampan ini. Mereka tanpa rasa bersalah bersantai santai di sebuah rooftop sekolah. Dua diantaranya duduk sambil fokus bermain game. Tanpa memperdulikan dua orang yg sedang duduk di sebuah sofa kumuh, yg jaraknya agak jauh dari mereka.

"Al..." panggil Nathan

"Hm ?" sahut pria itu yg masih fokus menatap lurus ke depan.

"Thanks ya, semalam lo udh jagain ade gue." ucap Nathan serius yg juga memandang lurus ke depan.

"Dengan senang hati" jawab Alka santai.

"Mungkin buat lo itu hanya hal kecil Al. Tapi buat gue, kk Kenan dan orangtua gue, itu adalah hal besar. Bahkan bagi kami, kata terima kasih belum cukup untuk apa yg lo lakuin semalam."
Nathan tidak sanggup membayangkan. Seberapa kacaunya Thania ketika sendirian di rumah, ditemani hujan serta petir dan angin kencang yg selalu berhasil menyeret paksa adiknya itu ke masalalu, yg menyiksa Thania selama ini.

"...."

"Mungkin terdengar lebay. Tapi kalau terjadi sesuatu sama ade gue malam itu, gue ga akan bisa maafin diri gue sendiri. Gue sayang banget sama dia lebih dari apapun.

Gue pernah hampir kehilangan dia dan itu sangat menyiksa kami. Andai gue tau apa yg bisa gue lakuin buat ngembaliin senyumnya, pasti gue lakuin Al. Apapun.
Rasanya menyakitkan setiap menatap matanya yg masih menyimpan luka. Rasanya gue lebih baik digebukin satu warga daripada melihat setetes air mata kesedihannya. " ucap Nathan menunduk lemah.

"....."

"Selama ini, dia selalu mengalami sakit hati. Dia sering tertekan. Tapi setidaknya dulu dia cukup kuat untuk menutupinya. Dia kuat karna dia masih memiliki keluarga, sahabat dan seseorang yg dicintainya. Dia mengabaikan omongan orang orang dan tindakan orang orang yg menyakiti hatinya. Karna bagi dia, keberadaan orang orang yg dia sayang di sampingnya adalah kekuatan untuknya.." lanjut Nathan setelah mengangkat kepalanya kembali menatap lurus ke depan.

Alka langsung menoleh ketika mendengar 'seseorang yg dicintainya'
"Terus ?" tanya Alka tak sabaran mendengar kelanjutannya. Jantungnya tiba tiba berdegub kencang.

"Sampai akhirnya, dia kehilangan seseorang yg dicintainya. Dan yg lebih menyakitinya, org itu mengorbankan nyawanya demi ade gue. Hal itu membuatnya sangat terpukul. Sampai saat ini pun dia terus menyalahkan dirinya sendiri. "

"Dia meninggal ? Kenapa ?"Tanya Alka berusaha meredam keterkejutannya. Alka teringat pada salah satu foto Thania bersama seorang pria. Mungkin itu pria yg dimaksud Nathan, pikir Alka.
Dan..... Thania yg selalu galau dan selalu mengucapkan kata maaf ? Jadi itu alasannya ?
Satu persatu, pertanyaan yg akhir akhir ini mengganggu pikiran Alka mulai terjawab dari cerita Nathan.

"Dulu Thania menyukai hujan. Tapi semenjak kejadian itu, Thania jadi benci hujan. Bahkan ketakutan seperti yg lo liat semalam."

Dan mengalir lah cerita Nathan mulai dari Thania yg mengajak Raynand bermain hujan, lalu Ray koma hingga Ray meninggal.

" Semenjak itu, Thania jadi pemurung. Senyuman manis nya hilang begitu saja. Dia mulai menutup diri. teman teman sekolah bahkan kakak kelas nya selalu menyalahkannya atas kepergian Ray. Dan Thania tidak menyangkal. Karna memang itu juga lah yg dipikirkannya.
Jika sebelumnya dia acuh dengan omongan orang orang karna memang Ray selalu ada untuk melindunginya, maka semenjak itu dia jadi rapuh. Sangat bertolak belakang dengan dirinya yg sebelumnya.

Apalagi sebelum Ray meninggal, dia pernah dikhianati oleh para sahabatnya sendiri yg ternyata selama ini hanya menjadi musuh dalam selimut. Mereka bersahabat sudah lama. Mereka bertujuh bersahabat selama kurang lebih 5 tahun. Dan selama itu pula Thania tertipu oleh enam sahabatnya. Yg satunya lagi ternyata udah lama tau kebusukan sahabat mereka yg lain. Tapi dia diancam. Mau ga mau, dia tutup mulut. Bahkan terkadang dia dipaksa untuk ikut ngelakuin hal buruk pada Thania. Pastinya tanpa sepengetahuan Thania.

NathaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang