93 Million Miles

83 1 0
                                    

                "Shannon, aku baru dapat kabar, paparazzi menggila di bandara Perancis, bagaimana ini?" aku bisa mendengar suara Vicki berbisik-bisik. Aku masih terus memejamkan mata, entah aku sudah tertidur berapa lama hingga aku bisa mendengar Vicki. Ah, ini hanya mimpi. Tapi kemudian aku bisa mendengar suara Shannon.

                "Kau bawa Ellie nanti, barangmu biar aku dan Tomo yang urus" sahut Shannon tegas. Vicki berbisik lagi. "Bagaimana dengan gadis Jared itu?". Shannon bergerak dikursinya, lalu dua detik kemudian berbisik pada Vicki.

                "Dia lapar pemberitaan. Gadis murahan, dia hanya ingin menumpang ketenaran Jared" jawab Shannon cetus. Vicki terkikik geli dan menambahkan, "Sudah kuduga. Kau tahu sendiri bagaimana adikmu itu. Dasar gadis bodoh" lalu kudengar Vicki kembali ke tempat duduknya dan berbicara dengan Tomo. Aku masih memejamkan mata dan bergerak sedikit dan menghadap Shannon. Shannon menyelimutiku dan mencium keningku, lalu aku membuka mata.

                "Hai" kataku pelan dengan suara serak. Dia tersenyum lalu mencium bibirku.

                "Semoga tidurnya nyaman. Kau tidur dengan marah-marah, pasti tidak enak" Shannon menyeringai dan aku tersipu malu sambil meraih lengannya dan melingkarkan lenganku padanya.

                "Maafkan aku, tadi membentakmu" aku berbisik padanya, yang dibalas dengan kecupan di mataku.

                "Tak apa. Adikku memang menyebalkan. Aku tidak menyalahkanmu"

                "Apakah kita sudah sampai di Perancis?"

                "Ya, sebentar lagi kita akan mendarat. Nanti kau keluar dengan Vicki, supaya tidak ada yang mengetahui tentang kita. Vicki akan menyamar sedikit, karena dia sendiri cukup terkenal"

                "Wow.. Aku bergaul dengan orang-orang terkenal. Sungguh merepotkan" lalu aku bisa mendengar Vicki tertawa dibelakangku. Dia dan Tomo duduk tepat dibelakangku dan Shannon, lalu kulihat Vicki diatas kepalaku dan menjitaknya pelan.

                "Nanti kau juga ikut terkenal. Lihat saja" dan aku menggeleng mendengarnya.

                "Tak mau. Aku tak mau jadi terkenal!" lalu Shannon tertawa dan menggenggamku.

                "Kalau begitu teruslah menutupi wajahmu, oke?" dan aku mengangguk. Pramugari mengumumkan bahwa kami sudah mendarat di Bandara Mandileu di Cannes, Perancis. Aku merapikan diri dan sudah berdiri dari bangkuku ketika Shannon menarik pergelangan tanganku.

                "Kita turun paling akhir, ketika pesawat sudah kosong, jadi santai saja" lalu mendudukkan diriku disampingnya. Aku bisa melihat para penumpang kelas bisnis dan ekonomi berjalan menuju bandara dari kaca pesawat dan dadaku berdetak semakin kencang karena aku akhirnya bisa mempelajari tentang Prancis di negaranya sendiri. Kulihat dua orang pramugari datang kekabin, dan mempersilahkan kami untuk pergi dari pesawat. Shannon membetulkan poniku, lalu mengecup keningku dan menyeringai, kemudian kami mulai bangkit dan keluar beriringan dari pesawat. Turun dari pesawat, aku membetulkan letak ransel dipunggungku, dan Shannon mulai berbicara.

                "Aku dan yang lainnya akan masuk melalui pintu khusus, untuk mencegah keramaian. Kau dan Vicki akan masuk lewat pintu biasa, orang tidak akan mengenali Vicki ketika dia menyamar" ujar Shannon, melambai kearah Vicki yang sudah tertutup jaket dan kacamata hitam. Shannon menciumku sebentar. "Jangan takut, oke? Sebentar lagi kita bertemu" dan menyerahkanku pada Vicki yang menyeringai padaku lalu menggandengku.

Kings and QueensWhere stories live. Discover now