dan, akhirnya

17 0 0
                                    


      Dia Rafi, dia itu hitam manis, menarik, tinggi, baik dantidak sombong 😊.Rasanya aku gak bisa bohong pada siapapun soal dia, semua teman dekat tahu bahwa aku menyukainya. Semua ingin mengenalkanku kepadanya, ingin membuat aku dan dia dekat dan akhirnya jadian. Tapi itu semua buat perasaan lain muncul,rasa kurang percaya diri muncul dari dalam hati, apa dia bisa punya perasaan yang sama denganku, apa dia akan menyukai apapun yang aku lakukan, apa dia akan menyukai aku yang tidak terlalu cantik dan tinggi ini. Saat itu semua berubah,hanya dengan melihat senyum dan tingkah lakunya saja rasanya cukup, tanpa aku harus memilikinya. Seiring berjalannya waktu, perasaan ingin memiliki bertambah besar dan tidak tahu harus seperti apa menghampiri. Waktu rasanya sengaja mempertemukan aku dengannya, selalu ada kesempatan untuk aku selalu berada disekitarnya. Siang itu ujian musik akhirnya tiba, dan tiba tiba guru musik memberitahu kalau ujian musik digabung dua kelas. Kalian tahu rasanya sepertiapa bukan, aku dan dia akan bertemu lagi, dalam satu ruangan yang sama dan dalam suasana yang sama. Saat dia tampil dan bernyanyi rasanya aku ingin menatapnya terus menerus dan tetap fokus, tapi apa daya rasa malu ini menghampiri, bagaimana kalau ketahuan, bagaimana pada saat aku melihatnya aku akan salah tingkah dan bertindak bodoh.  

       Saat giliran kelompokku tampil, aku rasa aku gak akan bisa tampil maksimal kalau dia ada di ruangan itu. Dan akhirnya doaku terkabul,setiap kelompok yang sudah tampil bisa pergi dan pulang dari ruangan itu. Saatpulang sekolah ada kegiatan yang menanti, yaitu ujian renang. Dan mengharuskan setiap siswa siswi di sekolah datang. Aku berdoa semoga aku tidak bertemu dia disana, tapi sayang doaku tidak terkabul, dia ada disana bersama temantemannya. Rasa senang dan malu campur aduk hari itu, tapi tiba tiba rasa kurang percaya diri menghampiri, dan aku berfikir untuk apa malu karena dia mungkin tidak akan melihatku sama sekali, mungkin dia melihat tapi tidak memperdulikan aku.  

    Hari ini terasa bereda dari hari biasanya, ibukumenyarankanku untuk berjualan di sekolah. Dan akhirnya aku mengikuti sarannya karena aku rasa aku akan mempunyai uang saku tambahan 😊. Hari demi hari ternyata uang sakuku bertambah lumayan banyak, dan aku makin asik berjualan di sekolah tanpa rasa malu sedikitpun, ya walupun kadang kadang adasaja teman teman yang tidak mau bayar jajanan yang sudah dibeli dariku. Seperti biasa, keesokan harinya aku masih berjualan di kelas, dan tiba tiba ada seseorang dari balik jendela sebelah tempat dudukku, ada suara siswa laki lakiyang ingin membeli jajanan yang aku jual. Teman sebangku memanggil namaku dan memberi tahu ada yang ingin membeli jajajan yang aku jual, saat aku menoleh daningin memberitahu harga jajanan itu, tiba tiba mulut ini beku yang membuat aku salah tingkah dan bertindak bodoh, ya dia, karena dia yang ingin membeli jajanan itu (dia). Sesaat aku diam dan bingung harus apa, tapi aku tidak mau membuat dia curiga dan kegeeran. "harganya dua ribu aja", "oh dua ribu, yaudahbeli satu yah, ini uangnya", "o,oh,iyaa", itu adalah pembicaraan singkat antaraaku dan dia, yang membuat perasaan gembira yang tidak bisa diungkapkan dengankata kata (mulai lebay). 

Setelah hari itu, rasa ingin memiliki dia benar benar besar dan akhirnya aku mulai serakah. Setiap kegiatan atau hal yang aku lakukan ingin selalu terlihat olehnya, dan ingin selalu berada di sekitar dia. Setiap hari, minggu bahkan berbulan bulan, aku masih menyukainya dan masih mengharapkannya untuk jadi seseorang yang bisa berbagi kebahagian sekaligus kesedihan bersamaku, tanpa melakukan apa apa. Rasanya bodoh memang, saat ingin memiliki sesuatu, kita harus menujukan atau setidaknya katakan apa yang dirasakan bukan. Ya memang seharusnya seperti itu, tapi semakin aku ingin menunjukan bahwa aku menyukainya, rasa kurang percaya diri akan kekurangan yang dimiliki jauh lebih besar dari keinginan ingin memilikinya. Tidak ada orangyang sempurna, tapi rasanya aku ingin sempurna jika bersama dia. Akhirnya, sedikit demi sedikit perasaan ingin memiliki dia mulai berkurang tapi belum benar benar menghilang.   

Sampai Saat IniWhere stories live. Discover now