SAKIT DAN PINGSAN

7.3K 131 1
                                    

Vano POV

Vano pun terbangun di saat orang yang di sebelahnya tidak ada. Lalu dia bangun dari tidurnya sambil menguncek-nguncek matanya itu.

"sayang" panggil vano dengan suara serak khas bangun tidurnya

"kamu ada dimana" lanjutan vano kembali sambil bangun dari tempat tidur.

Setelah itu vano mendengarkan ada suar yang dari dalem mobil, saat dia cek ternyata istrinya ada di situh yang sedang muntah apalagi sampai mukanya pucat.

Huek huek

Huek huek

"kamu kenapa sayang?" Tanya vano sambil membantu memijit leher belakang vania

"aku juga gak ta----" ucap vania yang muntah kembali.

Huek huek

Huek huek

Vano pun membantu istrinya itu dengan cara memijit leher belakang vania, dan mengelap muka vania yang habis muntah itu. Setelah itu vano menuntut vania menuju ranjang tempat tidur mereka.

"kita ke rumah sakit ya sayang, muka kamu pucat gituh" ucap vano yang mukanya sangat khawatir

"gak usah ka, paling cuman gak enak badan aja kok" jawab vania

"serius nih sayang, kamu gak mu berobat" balas vano lagi

"iya serius kok ka" jawab vania yang sedang lemas

"yaudah kamu istirahat aja, nanti aku ke sini untuk membawa makanan buat kamu" ucap vano yang dibalas dengan anggukan kepala.

Setelah vania tertidur atas suruhan vano, lalu vano pun lansgung masuk ke kamar mandi untuk melakukn kegiatan ritualnya dan habis itu menyiapkan sarapan untuk istrinya. hari ini juga dia cuti kerja dan dia ingin menjaga istrinya dengan baik. Dia tidak masalah kalau kerjaan nya hilang yang penting istrinya selalu ada di samping dia terus.

Saat vano sudah ada di akhir tangga, tiba-tiba ada suara bel pintu rumah masion dia. Lalu vano berjalan menuju pintu rumahnya itu.

"maaf, apa benar ini rumah tuan revanno pratama?" Tanya seorang wanita paruh baya yang ada di hadapan oleh vano

"iya saya sendiri, ada apa ya" jawab vano

"saya di sini yang bakal menjadi asisten rumah tangga tuan" ucap seorang wanita paruh baya

"iy silahkan masuk bi, saya bakal tunjukkin tempat tidur bibi" ucap vano

Vano mempersilahkan seorang wanita paruh baya yang bakal membantu vania untuk membersihkan rumah mansion ini. Setelah vano mempertunjukkan kamar dia, dia langsung mengucapkan 'terimakasih'

"yaudah bi, kalau bibi masih capek baru dateng dari kampung. Bibi bisa istirahat aja" ucap vano

"gak kok tuan" ucap seorang wanita paruh baya

"klau boleh tau nama bibik siapa" ucap vano

"saya hartini tuan, dan anda bisa pnggil saya bibik tini" ucap wanita paruh baya yang bernama tini

"oke bi, bi bisa tidak bikinin bubur buat istri saya. Soalnya saya mau ke ruang kerja dulu" ucap vano

"bisa tuan" ucap bibi tini

"terimakasih ya bi, kalau gituh saya permisi dulu" ucap vano

Setelah vano pamit kepada pembantu yang bernama bibi tini, dia langsung beranjak dari dapur yang nembus nya kamar pembantunya menuju ruang kerjanya.

------------

Vania POV

Di sinilah vania yang sduah bangun dari tidurnya, dan beranjak dari tempat tidur untuk mencari suaminya itu. Walaupun muka dia yang masih pucat dan masih agak sedikit pusing, dia memaksa kan untuk berjalan dari tempat tidur nya dia. Dia sambil pegangan di setiap dinding tembok saat berjalan keluar kamarnya.

Saat dia sudah ada di luar kamar, malah dia di kagetin oleh seorang wanita paruh baya yang sedang membereskan meja makan. Karena dapur,ruang meja makan maupun kamar utama mereka sangat dekat jadi bisa mempermudah vania untuk mengerjakannya.

"maaf anda siapa ya?" Tanya vania dengan bingung sambil pegang kepalanya

Setelah pembantu yang bernama hartini itu yang merasa ada yang mengajak dia megobrol, allu dia menoleh ke belakang dan melihat ada seorang wanita yang msih sangat muda dan cantik. Walaupun di wajah nya agak puncat tapi masih kelihatan cantik sekali. Dia mulai berpikir kalau dia istri dari tuan nya atau milik rumah ini juga.

"saya yang kerja di sini nyonya" ucap pembantu itu

"oh iya, suami aku juga bilang kalau nanti ada yang dateng ke sini" ucap vania

"sebelum itu nama bibik siapa" ucap vania lagi

"auhh" ringisan vania

"nyonya tidak apa-apa kan" ucap pembantu itu

"tidak kok bi" ucap vania

" nama saya tini nyonya . muka nyonya pucat sekali mending istirahat aja" ucap bibi tini

"gak bisa, aku sudah sehat kok, dan bibik jangan panggil aju sebutan nyonya ya panggil aja nama aku vania" ucap vania sambil senyum

"aduh saya tidak enak, kalau panggil hanya nama aja" jawab bibik tini

"gak apa-apa kok, kan ini yang minta vania sendiri bi lagian juga ka vano gak bakal marah ini kok" ucap bibi tini

"bibi tau gak, suami saya kemana" Tanya vania

"di ruang kerja nya nona" jawab bibi tini

"yudah nak vania saya antar ya ke kamar nona vania" ucap bibi sambil membantu vania untuk berjalan untuk menuju kamar majikannya.

Vania yang di sini hanya pasrah aja, awalnya dia ingin mencari suaminya itu. Tapi kepala dia sangat pusing dan kuat untuk berjalan. Saat bibik tini sedang menuntut tubuh vania yang dimana vania seperti jalannya sempoyongan. Vania saking gak kuat dengan kepalanya yang sangat pusing sekali, dengan tiba-tiba mata nya dia menjadi gelap dan arah jalannya semakin buram. Seketika itu dia langsung menubruk tubuh pembantu yang bernama bibi tini.

Lalu bibi tini angsung terjatuh saat majikan nya menubruk tubuhnya sampai jatuh di lantai. Dan dia pun lansgung membangunkan istri majikannya dengan menempuk pipi nona vania itu.

"TOLONGGGGGGG " Teriak bibi tini yang sambil meminta tolong kepada tuannya.

My Teacher is My Husband (SELESAI)Where stories live. Discover now