Satu

1.2K 109 8
                                    

“Males banget ih mau berangkat, males ketemu si Jungkook itu!” keluh Yein pada Hyoin, adiknya.

“Jangan males! Katanya mau kerja biar cepet kaya!” jawab Hyoin seenaknya.

“Tapi yang namanya Jungkook nyebelin banget dek! Bukannya bantuin, malah bikin runyam! Udah tahu aku call center baru, mana ngertilah tuh baca handbook kek gimana! Kek gitu kok bisa jadi mentor sih!”

“Udah sana siap-siap! Telat disuruh nyanyi baru tahu rasa!”

Setelah mendengar ucapan adiknya, Yein pun bangkit dari tempat tidurnya dan beranjak dari kasur dengan malas. Mau tak mau dia berangkat ke kantor dan bertemu dengan si menyebalkan Jeon Jungkook.

***

Hari kedua menjalani OJA, Yein tidak langsung menerima panggilan telepon customer, melainkan duduk di samping call center senior yang sedang melaksanakan tugasnya. Itu karena absennya yang ada di barisan bawah, teman-temannya yang ada di absen awal lebih dulu menjalankan OJA, singkat kata mereka bergantian OJA agar para mentor bisa mengawasi call center junior yang butuh bantuan dengan lebih mudah.

Semoga gak ketemu sama si Jungkook,” doa Yein yang jatuhnya mustahil karena mereka pasti akan bertemu hari ini sampai dua puluh hari ke depan kalau dia dinyatakan lolos sebagai call center.

Sedangkan di ujung barisan komputer di dekat loker, Jungkook tampak berdiri sambil mengawasi call center junior. Di sampingnya ada Soojung. Jungkook tampak berbisik padanya.

“Yein mana?”

“Yein? Yein yang mana?” bingung Soojung.

“Itu lho, yang nangis kemaren,” jawab Jungkook.

“Oh.. Gak tahu, tapi gak ada di sini anaknya, tandom kali.”

“Ohh..” Jungkook langsung mengedarkan pandangannya pada seluruh tempat di mana para call center menerima keluhan para customer. Ditatapnya satu per satu setiap orang yang ada sampai seorang gadis tiba-tiba lewat di depannya sambil membawa kursi lipat. Itu dia gadis yang ia cari, Jeong Yein, gadis yang membuatnya khawatir karena ancamannya waktu itu. Gadis yang membuatnya was-was karena takut gadis itu akan mundur dari pekerjaannya sebagai call center. Tampaknya Yein baru saja selesai tandom dan mau istirahat makan siang.

“Gak usah nangis!” ucap Jungkook saat matanya bertatapan dengan mata Yein. “Bawa kursi aja nangis!”

Soojung yang ada di sebelah Jungkook langsung tergelak, membuat Yein makin kesal.

“Makanya, bawain nih kursi biar aku gak nangis!” ketus Yein.

“Gak ah! Biar kamu kuat, kamu aja yang bawa!” tolak Jungkook.

Yein melengos, meninggalkan dua seniornya begitu saja. Jangan lupakan kekesalannya yang semakin menjadi-jadi pada sosok Jeon Jungkook.

***

Tibalah waktunya bagi Yein untuk OJA. Yein celingukan mencari sosok yang ia benci. Dia mendesah lega saat sosok yang dihindarinya tidak ada, sepertinya Jungkook sedang istirahat. Itu artinya selama ia taking call, ia akan didampingi oleh Soojung dan Suga yang menurutnya seratus kali lebih baik dibandingkan sosok Jungkook.

Beruntung, taking call kali ini berjalan lancar untuk Yein. Setidaknya tiga jam itu ia lewati dengan baik-baik saja. Suga, berhasil mendapat sampelnya untuk dinilai yang Yein yakini hasilnya memuaskan. Soojung juga selalu mendampinginya setiap kali ia mengalami kesulitan. Hingga akhirnya Yein bisa selesai tepat waktu dan mendahului rekannya yang harus membuat laporan lebih dulu. Tepat ketika Yein berdiri dari kursinya, Jungkook berdiri di hadapannya.

Tissue [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang