4. Fun

5.3K 270 1
                                    

"Zahra, kamu ngapain di sini?" Suara seseorang tiba-tiba mengalihkan perhatian Zahra.

"Sendiri lagi. Temen-temen kamu pada ke mana? lagi berantem yah?". Laki-laki itu tersenyum hangat, menunjukkan sisi ramahnya seraya berjalan mendekati Zahra yang sedang duduk sambil menikmati pemandangan taman sekolah.

"Eh, kak Revan. Lo ngapain di sini kak?" Zahra bertanya heran, karena menurut pengalaman nya Revan bukanlah orang yang suka menghabiskan waktunya untuk berjalan-jalan tidak jelas di sekolah.

"Ya ampun Zahra, bukannya jawab kamu malah nanya balik. Jawab dulu dong pertanyaan kakak." Revan tertawa ringan, lalu dengan sikap akrabnya ia sudah duduk dengan manis disamping Zahra. Menikmati pemandangan taman sekolah yang mungkin biasa saja, akan tetapi ada rasa ketenangan yang damai di sana.

"Ah ya, gue lagi mau cari udara segar aja. Temen-temen gue sih lagi pada di kantin. Biasa, isi bensin." Jawabnya Zahra jujur. Ia dan teman-temannya memang sempat jalan bersama saat keluar dari kelas. Akan tetapi saat di perjalanan menuju kantin, Zahra memutuskan untuk pergi ke taman belakang sekolah, ia sudah menawarkan teman-temannya agar mau bergabung dengan nya. Akan tetapi teman-temannya menolak karena mereka harus menuntaskan urusan perut terlebih dahulu. Itulah mengapa Zahra ada di sini sendirian.

"Kalo lo kak, ngapain di sini? mau cari udara juga?" Zahra bertanya seraya asal menebak jawaban nya. Karena ia tau Revan bukanlah tipe orang yang suka bermain-main di sini.

"Ya kale udara dicari, Ra, bukannya tiap detik kita hirup itu udara jadi gak perlu dicari. Udah, aku tau kok kamu kesini buat cari ketenangan." Revan menjawab seraya memberikan tawa hangatnya. Membuat Zahra yang ada disamping nya tersenyum tipis, ia merasa tidak nyaman dengan jawaban Revan yang sesungguhnya adalah kebenaran.

"Kalo kakak sih, lagi males ke kantin aja. Makanya kakak milih buat jalan-jalan di sekitar taman sekolah. Eh, tau nya kakak ketemu kamu. Jodoh kali." Ucapnya seraya tersenyum.

"Tidak ada alasan khusus, hanya ingin bertemu dan lebih dekat dengan kamu saja, Ra. Dengan begini, semua orang akan berpikir bahwa kita layak berjodoh. Lalu, tidak ada lagi yang akan mendekati tanpa seizin ku." Batin Revan jujur serakah.

Mendengar nya, Zahra hanya bisa tersenyum tipis. Ia tidak tahu bahwa apa yang dikatakan Revan adalah sebuah kebenaran atau bukan, akan tetapi yang jelas, ia tau jika Revan tidak sebaik itu. Ia bisa merasakan perasaan enggan dalam dirinya yang ingin tidak berdekatan dengan Revan.

Buaya oh buaya. Batin Zahra tidak suka.

Berbicara tentang Revan, ia adalah salah satu kakak kelas Zahra yang menaruh hati kepada Zahra. Tidak ada alasan khusus selain fisik Zahra yang tidak diragukan lagi. Ia hanya sebagian kecil dari laki-laki yang tertantang akan kehidupan Zahra yang sulit tunduk terhadap mereka yang berusaha dekat dengan nya.

Zahra terkenal karena sikapnya yang sembrono dan tidak mau di atur, bahkan kabar Zahra yang suka pergi keluar malam bukan lagi rahasia umum di sini. Akan tetapi inilah titik menariknya bagi mereka yang menaruh hati kepada Zahra. Karena Zahra bersikap buruk dan sembrono, akan tetapi sejauh ini mereka tidak pernah melihat bahwa benar-benar seburuk yang terdengar. Mereka tidak pernah melihat Zahra merokok, minum-minuman keras atau pun yang paling parahnya melakukan seks bebas. Mereka tidak pernah melihat salah satu dari hal yang seharusnya sudah biasa Zahra lakukan.

Bahkan, mereka sempat berpikir bahwa apa yang terlihat pada Zahra diuar bisa saja hanya topeng untuk pertunjukan luar.

"Eh,Ra. Bisa gak kalo ngomong sama kakak jangan pake 'lo-gue'. Kesannya itu kaya kaku banget gitu, Ra. Bisa gak kita pake 'aku-kamu' aja."

"Hhm, gimana yah, soalnya gue udah biasa kak pake 'lo-gue' ke siapa pun. Apa lagi kalo ngomong sama sahabat gue, itu juga berlaku kok. Dan gue juga gak biasa pakek 'aku-kamu'. Malahan menurut gue nih, ngomong pakek 'aku-kamu' itu terkesan kaku." Ini tidak sepenuhnya jawaban jujur. Zahra hanya menyadari bahwa tidak semua orang pantas mendapatkan rasa hangatnya, bahkan mereka yang selalu berada di sekitar nya pun setiap hari diperlakukan sama oleh Zahra.

Sekotor Itukah Aku (selesai dan Revisi) Where stories live. Discover now