Chapter 5 - Charger

92 50 33
                                    

Assalamu'alaikum
Hei hei, ketemu lagi sama acu😂

Happy reading!!

Aku terhenti sejenak, "eh"

Baru saja aku ingin membukanya, ponselku langsung mati begitu saja. Aku pun tidak ingat berapa persentase baterai terakhir ponselku saat ku mainkan sebelumnya.

Aku hanya dapat mengubah ekspresi wajahku menjadi kesal saja. Lagi pula itu pun tidak akan berpengaruh kepada ponselku yang akan menyala lagi atau tidak.

"Nih hp mati, kenapa?" gerutuku kesal.

Aku menggerakkan kedua kakiku keluar dari dapur. Sekarang tujuanku hanya ingin mengambil charger ponselku, itu saja.

Kakiku sampai di depan sebuah meja sederhana yang tingginya hanya sebatas pinggangku.

Aku sekali lagi menghembuskan nafas kasarku. Bagaimana tidak? Sekarang, semua colokan listrik sudah terisi berbagai merk charger ponsel yang sudah terhubung ke ponselnya masing-masing.

Arghhh

Aku lihat satu per satu saluran kabel charger. Charger putih panjang sudah terhubung ke ponsel yang sama denganku, namun berbeda warna, itu ponsel kakakku, kak Putra.

Charger satunya lagi berwarna putih dengan kabel pendek yang sudah terhubung ke arah ponsel berwarna hitam, itu ponsel rumah yang tidak terpakai.

Charger hitam itu sudah terhubung ke ponsel papa.

Satu colokan listrik lagi, itu sudah terhubung dengan kipas angin yang membuat dingin ruangan ini.

"Yahh, gimana nih?"

"Kenapa, Ca?"

Aku terpelonjat, dan langsung memutar badanku mengarah ke belakang, "hah?"

Ternyata bunda, bunda menatapku bingung. Aku pun juga menatap bunda bingung.

"Kenapa apanya?" tanyaku.

"Lah kok nanya balik? Bunda nanya kamu Ca. Kamu-nya kenapa?"

"Itu, Caca pengen cash hp Caca, tapi colokannya udah penuh" jelasku

Kepala bunda mengarah sedikit ke sampingku. Matanya tertuju ke arah meja yang sudah dipenuhi charger. Aku meminggirkan badanku dan ikut menatap meja itu.

Tangan bunda mulai bergerak ke arah meja, aku tidak tahu apa tujuan yang diinginkan bunda saat ini.

Ternyata bunda mencabut kabel kipas angin, dan seketika kipas angin yang dihadapanku itu terhenti putarannya.

Bunda memecahkan lamunanku yang mengikuti arah putaran terakhir kipas angin itu "Ca? Tuh ada yang kosong, Cash tuh hp kamu"

Aku sedikit terkejut, namun mataku mulai tertuju kembali ke arah colokan yang sudah ditunjukkan oleh bunda sebelumnya.

Aku mengucapkan terima kasih kepada bunda, lalu aku pun mulai men- charger hp-ku.

Wah, ternyata baterai ponselku tersisa hanya 2%. Kasihan ponsel itu.

Krukk kkruukkk

"Aduhh"

Tanganku langsung mengarah ke arah perutku yang terasa keroncongan.

Aku baru teringat bahwa badanku ini  sama sekali belum terisi bahan bakarnya.

Aku menatap nanar mengarah ponselku, berharap baterai yang awalnya 2% langsung berubah menjadi 100% penuh.

Namun aku sadar, baterai itu tidak akan berubah. Kecuali.. Manusia yang berubah menjadi PowerRanger. Ahh, sudah lama aku tidak menonton itu.

Ku gelengkan kepalaku, "gue laper, kok malah mikirin PowerRanger sih? Mungkin efek jomblo, gak ada yang bisa dipikirin"

Entahlah,

Perutku ini masih saja setia berdemo. Padahal kakiku sudah mulai berjalan mengarah dapur.

Ku buka tudung saji, ternyata ada sayur sop bakso disana. Aku langsung mengambil mangkuk untuk mewadahi sop yang akan ku makan.

Aku hanya mengambil air sop dan bakso-baksonya saja. Lagi pula aku tidak suka sayuran, semua sayur tanpa terkecuali.

Meskipun sudah sering aku mencoba memakan salah satu sayur, namun hasilnya sama saja, aku akhirnya akan memuntahkannya.

Seleseeeeee....
Vote comment gaesss

Makasih udah baca, ikutin terus yak:) makasih lagi acuu

Maaf bila typo bertebaran, atau ada yang gak nyambung maapkan, baru pemula heheehe

Makasih, assalamu'alaikum

Salam manis,
Hai_Tayo






Ramadhan Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang