XI

1.4K 260 15
                                    

Yang jelek-jelek jangan ditiru ne ;)

.

.

.

.

.

Jemari pucat itu menggenggam kuat tangan Yunho, doeeyes gelapnya terlihat nanar, cherylipsnya terbungkam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun semenjak dirinya terbangun dari tidurnya. Pikirannya kalut, kepalanya terasa sangat pusing memikirkan kejadian pagi tadi.

"Menangislah bila kau ingin menangis Boo.... Menangis tidak akan mengubah pandanganku mengenai dirimu. Kau tetap namja yang kuat dimataku." Yunho mengusap pelan kepala namja cantik itu, membiarkannya bersandar di dadanya, membiarkannya mencari kenyamanan yang sekiranya dia butuhkan.

Yoochun memasuki kamar Jaejoong yang berada di dalam kediaman keluarga Park sambil menenteng dua bungkus kantung plastik hitam berukuran besar, "Aku tidak akan menanyakan atau menyinggung soal orientasi kalian yang menyimpang itu. Yang jelas mulai sekarang aku mau kalian menjaga keponakanku dengan baik!" diletakkannya dua kantung itu di atas tempat tidur Jaejoong.

"Apa itu?" tanya Yunho.

"Kau tidak tahu? Yah! Kau membuatnya hamil tapi tidak tahu apa ini?" dengan sengit Yoochun menunjuk kantung yang dibawanya tadi, "Susu dan vitamin yang dibutuhkan oleh wanita hamil. Dan karena dalam hal ini Jaejoong adalah namja jadi itu adalah susu dan vitamin untuk namja hamil!"

Jaejoong menggeser tubuhnya, semakin merapat pada Yunho ketika Yoochun hendak menyentuhnya.

"Aku ini kakakmu, bukan hantu!" Yoochun mencekal pergelangan tangan Jaejoong kuat.

"Yah! Jangan berbuat kasar padanya!" omel Yunho.

"Kau harus tinggal di rumah agar aku bisa mengawasimu!" ucap Yoochun.

"Selama orang tua kalian pergi, biarkan Boo Jae tinggal bersamaku. Aku pastikan akan menjaganya dengan baik." Janji Yunho.

"Kau sudah diusir oleh ayahmu."

"Tapi aku punya tempat tinggal dan pekerjaan, aku bisa menjaga Boo Jaeku dengan baik." Ucap Yunho, "Dia lebih nyaman bila bersamaku jadi jangan membuatnya stress! Itu bisa mengganggu bayi kami."

"Aish!"

Yoochun mendengus kesal dan melempar sebuah kunci pada Yunho, "Selama dia tinggal bersamamu setidaknya kau butuh kendaraan untuk mengurusnya. Aku akan menyuruh orangku mengantarkan motorku ke tempatmu nanti. Aku pinjamkan motor itu selama adikku tinggal bersamamu. Ingat! Hanya sampai orang tua kami pulang! Dan jangan sampai aku tahu kau menyakitinya atau kau akan berurusan denganku!" ucap Yoochun sebelum berjalan menuju pintu keluar, "Ah, susu dan vitaminnya harus diminum! Kalau habis aku akan membelikannya lagi."

"Biar aku yang membelikannya nanti." Sahut Yunho.

"Bagus karena kau yang menghamilinya."

Yunho tersenyum begitu Yoochun keluar dari kamar, "Boo, dia benar-benar peduli padamu. Aku tahu sulit menerimanya. Tapi cobalah perlahan-lahan...."

.

.

"Yah Yoochunie?! Bagaimana bisa kau menelponku hanya untuk menemanimu minum bir seperti ini? Kau bahkan sudah sangat mabuk! Sekarang berhentilah minum!" kesal Junsu. Sore tadi Yoochun menelponnya, memintanya datang ke rumah untuk bicara, tetapi? Namja bermarga Park itu justru mabuk-mabukkan seperti ini, "Yah! Park Yoochun!"

"Aku sudah mengatakannya padanya. Sekarang dia membenciku.... Aku harus bagaimana?" rancau Yoochun.

Junsu mengerutkan keningnya binggung, "Dia? Nugu? Jia?" tanyanya.

✔️Always Keep The Faith (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang