Chapter 10 - Biasa

1.3K 91 6
                                    

Matahari hari ini benar-benar terik, bukan waktu yang bagus untuk mengajak sang Vampire untuk jalan-jalan. Shinichi Kudo, duduk di Cafe Poirot pagi-pagi begini adalah suatu kejadian langka, yah Lain hal jika itu Conan Edogawa.

Amuro meletakan sandwich istimewa nya di atas meja sang Detektif SMA kemudian ikut bergabung dengan nya dengan duduk sembari menyesap kopi yang berbeda, Azusa datang cukup terlambat.. Yah tapi ini adalah hal yang biasa, mengingat justru Amuro yang datang terlalu pagi karena kebiasaan mengantar Shiho kesekolah dan baru sadar kalau mereka sedang liburan, dan tentu saja... Anehnya lagi Shinichi malah ikutan disini.. Bahkan ketika jam belum sampai menginjak angka 8.

"ku dengar peringkat mu bagus, haruskah Aku memberikan pujian?" Amuro memulai, membuat Shinichi tertawa hambar.

Kemudian ia menyahut "jika itu berat tidak perlu", kini mata mereka berdua tertuju kearah yang sama, yaitu keluar kaca yang memang didesain transparant itu.

"bukankah cuaca hari ini sangat bagus?" puji Amuro, apalagi ketika kulit Tan nya terkena semburat cahaya yang hangat.. Ia nampak sangat menikmati nya.

Shinichi diam sesaat sebelum menyahut, "begitukah? Mungkin tidak untuk semua orang".

Amuro menatap nya sebentar. "Tetap sajakan kita akan berteduh ketika cerah atau mencari minuman dingin?" lanjutnya lagi, menyisakan tawa Amuro.

"ada benarnya juga... Tapi Kudo.." Amuro memberikan jeda, "itulah yang namanya sensasi" Shinichi menyesap teh pagi nya, meski terdengar kekanakan dan tak gentle ia tak peduli ketika lebih menyukai teh susu dibanding kopi, Lidah nya merasakan kehangatan disertai rasa manis yang pas dengan rasa susu yang segar ketika bersentuhan dengan minuman yang diramu oleh Sang Mantan Anggota BO sekaligus polisi Jepang itu.

"tidak mau memanggil Ran untuk bergabung?" rawar Amuro, Shinichi lekas menggeleng.

"tidak perlu, Aku hanya sedang ingin bicara dengan mu" sahutnya jujur.

"apa itu?" Amuro menanyakan topik utama mereka.

Shinichi menurunkan alisnya, "aku juga tidak tahu" sahutnya, membuat Amuro mengerutkan Jidat sepersekian detik.

"kau sepertinya kebingungan? Seperti remaja labil yang sedang masa puber"

"apa semua orang yang pernah masuk BO itu jago menyindir?" Shinichi menatap Amuro tajam, membuat lelaki itu tertawa terbahak-bahak.

"karena kau menyebutnya.. Ku rasa itu benar !" sahut Amuro. Shinichi membuang nafas berat, membuang karbon dioksida yang barusan memenuhi paru-paru nya.

Setelah tenang dan selesai tertawa, Amuro memasang wajah lebih serius. "sebenarnya Aku tahu masalah nya" Shinichi batal memasukan sandwich kemulut nya ketika hal barusan dilontantarkan dari mulut Amuro. "ini tentang Miyano kan?" lanjutnya sukses membuat Shinichi terdiam.

"Entah perasaan mu itu hanya sebatas kasian, merasa bersalah atau mungkin cinta, itukah yang kau bingungkan?" Shinichi memasang wajah dengan isyarat "what?? Memang nya wajah ku begitu?" .

"aku mengerti kegalauan mu" Shinchi semakin memasang tampang aneh, kemudian lekas menyangkal sebelum kesalah pahaman bertambah parah.

"bukan.. Bukan itu.. Yang ku maksud itu masalah lain" Shinichi menyebut dengan berusaha tanpa menyebut permasalahanya.

"kau tidak menyukai nya?" tanya Amuro memastikan karena yakin dengan spekulasi nya namun dibantah mentah-mentah.

Shinichi menggeleng, "Dari pada menyukai nya... Rasanya dia lebih mirip tempat untuk ku kembali" Shinichi menggaruk pipi nya pelan mencoba menghilangkan perasaan Awkwark yang ia rasakan. "dia selalu mengerti apa yang ku maksud... Dia tahu mana yang harus dihubungi antara polisi atau ambulan" Amuro memasang wajah prihatin.

Vampire Disease - Bad AppleOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz