Ting tong!
"Dek, bukain tuh pintunya."
"Aku lagi maskeran gini disuruh bukain pintu? Ntar tamunya kaget gimana?"
Kata - kata Yume ada benarnya juga. Dengan terpaksa Yuta bangkit dari sofa lalu membukakan pintu rumah.
"Eh, dek Mina ternyata. Makin cakep ae kamu."
Yume yang mendengar suara Yuta di ruang tamu langsung bangkit dari sofa juga sebelum temannya itu jadi korban rayuan kakaknya.
"Udah kak masuk sana! Jangan deket - deket Mina." ucap Yume sambil mendorong Yuta menjauh.
"Sirik aja kamu."
Mina hanya tertawa melihat kedua kakak beradik ini. Ia sudah biasa dirayu oleh Yuta dan ia tahu bahwa Yuta hanya bercanda. Apalagi jika melihat reaksi Yume, sepertinya Yuta malah makin senang mengerjai adiknya itu dengan merayu Mina.
"Tumben ngga bilang dulu kalo mau ke sini. Yuk, langsung ke kamar aja."
Mina mengikuti Yume menuju kamarnya sedangkan Yuta kembali menonton TV.
"Maap ya aku lagi maskeran."
"Gapapa."
Yume hanya memandangi Mina yang terlihat seperti ingin berkata sesuatu tapi menahan dirinya. Ia mengernyitkan dahinya sambil terus memandangi temannya itu.
"Mau curhat apa?"
Mina mendongak dan langsung kaget, "Kok tau sih?"
"Yaelah. Emang kita temenan baru dua hari gitu? Ya tau lah."
Mina menghela nafas lalu menariknya dalam - dalam.
"Mm... gimana ya ngomongnya..."
Yume hanya memandangi Mina yang belum melanjutkan kata - katanya.
"Itu... Kamu inget Mark kan? Yang temennya Lucas?"
Ah. Sepertinya sekarang ia tahu apa yang akan dibicarakan oleh Mina.
"Oh, iya inget. Gimana ngga inget kalo aku abis muntahin dia."
Mina tertawa mengingat kejadian yang terjadi dua minggu itu.
"Dua hari yang lalu aku ketemu dia di cafe."
"Teruuus?"
"Terus- ih apaan sih kok gitu liatinnya?"
Yume yang sedang tersenyum jahil hanya menaikkan bahunya, merasa tidak bersalah.
"Ya gitu deh pokoknya terus aku makan satu meja sama dia di cafe itu gara - gara dia ngga dapet tempat. Abis itu dia anterin aku pulang."
"Terus?"
"Terus dia minta kontak aku. Ya... akhirnya kita chat-an dua hari ini."
Yume mebelalakan matanya. Ia kira Mark tidak berani "make a move", makanya Mark meminta bantuannya. Tapi kalau sudah begini, untuk apa Mark membutuhkan bantuannya?
"Serius?"
"Iya..."
"Terus kamunya gimana?"
"Maksudnya?"
"Ya kamu ngerasanya gimana? Seneng kek, apa risih kek, apa malah biasa aja. Gimana?"
"Aku gatau sih. Belum tau. Tapi sejauh ini Mark kayaknya orang baik."
Yume hanya mengangguk - ngangguk. Ia melepas sheet mask-nya lalu membuangnya ke tempat sampah. Setelah menepuk - nepuk sisa essence di wajahnya, Yume menoleh lagi ke Mina.
ESTÁS LEYENDO
serein • mark lee ✔️
Fanfictionterkadang takdir memang bisa dikendalikan, namun terkadang takdirlah yang mengendalikan kita, dan aku berharap agar takdirku membawaku kembali padamu. 180809 - 181205✔️
