Kotak Bekal

35.8K 2.3K 309
                                    


Affa turun ke lantai bawah masih dengan mata sembab nya. Tadi malam, sesudah kejadian mati lampu, Affa tidak bisa tidur dengan tenang. Setiap setengah jam sekali, dirinya akan bangun dan memastikan jika lampu kamarnya tidak mati. Alhasil, mata Affa memerah dan membengkak, karena kekurangan tidur.

Tudung saji diatas meja makan Affa buka, satu piring nasi goreng spesial sudah tersaji dan masih hangat. Affa langsung memakannya. Matanya mengedar, mencari sosok bi Inem, orang suruhan kakaknya itu. Tapi ia tak melihatnya sama sekali.

Malah yang ia lihat, adalah sebuah kotak bekal berwarna hijau daun. Sepertinya bi Inem telah menyiapkan bekal untuknya. Affa tersenyum senang, berarti uang jajannya akan utuh.

Selesai meminum susu cokelatnya, Affa meraih kotak bekalnya dan memasukkannya kedalam tas gendong nya.

"Affa berangkat!!"

Suatu kebiasaan dari gadis itu, saat akan berangkat sekolah, ia akan berteriak didepan pintu. Ia berjalan menuju sekolahnya seorang diri. Sebuah tatapan dari jendela kamar Affa, mengantarkan gadis manis itu hingga ke ujung jalan.

"Hati-hati dijalan my Angel."

......

Affa menatap ponselnya yang terus saja berbunyi sejak dirinya keluar dari kelas, karena sudah tiba saatnya untuk istirahat.

"Hayohloh cowo kamu dari tadi kirim chat mulu ya!!" Widha tampak menggoda Affa.

"Ish apaan sih! Ini kakak aku tau," Affa menjawab kesal.

"Haha oh begitu. Eh kakak kamu masih single gak?" Affa meringis saat mendengar nada genit dalam kalimat Widha.

Sontak tawa Widha meledak saat melihat wajah aneh Affa. Padahal dirinya hanya bercanda, tapi Affa sepertinya menganggapnya serius.

"Jangan mau sama kak Guntur, dia jelek." Affa berjalan dan tak menghiraukan Widha yang berteriak dibelakangnya.

"Wah namanya aja udah gagah, pasti orangnya juga gak kalah gagah. Kenalin dong Fa!!! Aku siap jadi kakak ipar kamu!!"

Affa menghela napasnya saat ia tiba ditaman belakang sekolah yang sepi. Angin bertiup menggoyangkan ranting dan dedaunan. Bunyi gemirisik yang dihasilkan oleh mereka tampak membuat Affa memejamkan matanya.

"Ngapain disini?"

Affa hampir saja terjungkal, jika tangannya yang tengah memegang kotak bekal tidak ditarik kuat oleh orang yang mengagetkannya.

"Udah pesek, jelek, pendek, kok lo jadi manusia gak ada bagus-bagusnya sih?"

Affa menggeram kesal, ia menarik tangannya dari genggaman siswa yang mengagetkan dirinya tadi. Affa mendongak, didalam hatinya ia merutuki orang itu, sepertinya dia kelebihan vitamin. Kenapa dia tinggi banget??!!

"Kenal juga enggak, maen ngehina aja!!"

"Ngode ceritanya? Oke, kenalin gue Cepti Vanota Ghuan. Gue keturunan China Depok. Jadi bisa liatkan hasil perpaduannya gimana? Gue, ganteng. Jangan mangap begitu, gue tau lo terpesona, tapi gue gak mau ngelapin iler lo yang netes."

Affa mengedipkan matanya tak percaya. Pria bernama seperti merek kue kaleng itu, berbicara panjang lebar dengan wajah datar? Serius?

"Kamu lagi open mic? Sumpah, kalo kamu pengen ikutan suca, kamu mending ngundurin diri. Karena kamu, garing. Segaring-garingnya ikan asin yang dijemur bibi kantin." Affa berbalik dan mencari tempat duduk untuk memakan bekalnya. Ia perlu makan.

Affa duduk diatas rumput taman yang lembut, ia menyandarkan punggungnya pada pohon berdaun rindang.

Ia membuka kotak bekal diatas pangkuannya. Sedikit kesulitan karena rok sekolahnya yang terus bergerak karena tertiup angin.

MISTERI23 (20+)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang