13. Lustful.

7K 944 7
                                    


Jungkook masih setia membuka matanya di setengah malam ini. Lampu tidur berwarna kuning di pojok kamar membuat seluruh area menjadi temaram, cocok sekali untuk tidur. Taehyung lagi-lagi tidur di futon yang sama dengannya malam ini. Ia dapat mendengar dengkuran halus dan merasakan nafas hangat yang menerpa permukaan wajahnya.

'Bagaimana kita bisa seperti ini, Taehyung'

'Apa mungkin,. . .' Pikirnya sembarang. Jungkook mengulurkan tangan kanannya, berniat untuk menyentuh wajah sempurna di hadapannya.

GREP

Taehyung memerangkap pergelangan tangannya dan tertawa pelan dengan mata yang masih tertutup sempurna. "Going for me while i'm sleeping, Jungkook?" Senyuman miring terukir di bibirnya setelah mengatakan kalimat tersebut. "Ah- maaf, Taehyung. Aku tak bermaksud untuk menganggu tidurmu." Jungkook menarik tangannya lepas dan menunduk malu. Ia total malu karena ketahuan berniat memegang wajah setampan dewa Yunani itu.

"Sungguh, Jungkook. Kau menggunakan gaya lama untuk melakukannya." Tawa pelan Taehyung barusan, telak membuat pipinya memerah lagi entah untuk yang keberapa kali dalam sehari ini. "B-bukan itu m-maksudku-uh, maaf. . ." Ucapnya pelan.

"Kau bisa melakukannya, Jungkook. Kalau kau tak keberatan,"

'Mmh-mm. . .'

Taehyung menciumnya, lagi. Terhitung dua untuk hari ini, satu yang didapur dengan es dan satunya lagi yang sekarang ini dengan posisi yang jujur saja, membuat dirinya harus menahan pegal. Entah siapa yang memulai, kini Jungkook terbaring separuh lemah dengan Taehyung yang mengukung tubuhnya. Ia hanya bisa pasrah menerima perbuatan Taehyung dengan memegang erat pergelangan tangan Taehyung yang berada di lehernya.

Malam ini, Taehyung sukses mengacak-acak nalar nya hingga kusut, membuat dirinya buta akan semua perbuatan yang dilakukan sebelumnya. Beginilah ketika pikiran, nafsu dan hati berperang sengit secara bersamaan.

Taehyung mencecap habis permukaan bibirnya kemudian lidahnya menjalar masuk ke sela mulut Jungkook yang terbuka kecil untuk menghisap dan mengobrak-abrik apa yang ada di dalam sana.

'Hmm-mm, Taehyung. . .'

Jungkook melenguh resah. Tubuhnya bergerak tak tentu arah ketika panas menguasai. Raganya menginginkan sentuhan lebih intim dan pada akhirnya Taehyung berani memberikan untuknya. Lelaki itu seolah paham apa yang menjadi kebutuhannya dengan menarik baju yang dikenakan oleh Jungkook dan menaruh kepalanya tepat di atas jantung yang berdetak kencang kemudian menarik kembali baju yang dikenakan Jungkook hingga menutup kepalanya.

"Hangat sekali, Jungkook. Ini seperi perut ibuku." Desisan pelan Taehyung semakin membuat Jungkook menginginkannya.

"Taehyung- tolong hisap milikku di dalam sana." Sebuah perintah kotor yang dibarengi dengan engah nafas halus Jungkook. Taehyung ingin mengambil egonya sekarang, ia ingin menyicipi Jungkook.

SLURP

'Ngh- Ah- p-please, Taehyung.'

Tak main main, Taehyung memberinya servis yang luar biasa dengan menghisap putingnya kuat-kuat. Kepalanya mendongak ke belakang dan merasakan surga yang sesungguhnya sekarang. Sungguh jenius, Taehyung berhasil menemukan titik sensitif lain di tubuhnya dan mempermainkan sesuka hati. Hisap, kulum, gigit adalah hal yang kini dilakukan oleh laki-laki pangeran sekolah di dalam sana. Semuanya terasa memabukkan hingga mampu membuat Jungkook memutar matanya menahan nikmat.

"Tubuhmu hangat sekali, Jungkook. Aku menyukainya." Ucap Taehyung begitu keluar dari dalam bajunya. Jungkook dapat melihat senyuman tipis licik penuh gairah yang terpampang di wajah sialan itu.

"Hei,"

SRAK

Taehyung membuka bajunya, membuang sembarang tanpa peduli harga.

"Kau bilang kemarin, kau ingin menghisapnya, kan?" Jungkook mengangguk malu-malu. Tubuhnya bergetar ketika melihat Taehyung membuka celana pendeknya, menyisakan selembar trunk hitam ketat yang membalut kesejatiannya.

"Kemari, sayang." Jungkook mendekat, tangannya terjulur untuk menarik turun trunk yang kelihat sesak itu guna membebaskan apa yang bersembunyi di dalamnya. Pemuda manis itu meneguk salivanya berat menyaksikan benda lumayan besar yang sempat menampar mulutnya.

'Ini jackpot, sialan.'

Lidahnya terjulur, menyecap cairan bening di ujung milik Taehyung dengan raut wajah nakalnya. Jungkook dapat melihat hazel yang menatapnya penuh gairah dari bawah sini. Kepalanya maju, mulutnya otomatis melingkupi bendang panjang berurat yang sedang dalam keadaan maksimalnya. Gerak maju mundur yang dilakukan Jungkook, telak mengaburkan pandangan hingga nalarnya.

Taehyung merasa idiot karena baru mengetahui bahwa Jungkook bisa selihai jalang-jalang yang ada di klub malam langganannya. Kalau tahu begini, mungkin dirinya sudah dari awal menjadikan pemuda manis yang merupakan adik kelasnya itu sebagai pelampiasan nafsu. Terutama mulutnya yang sekarang sedang melingkupi barang pribadinya dengan balutan super nikmat dan panas.

'Hmph- ahh. . . .hngg'

"Sialan, Jungkook. Mulutmu itu sangat sialan, gigimu juga kurang ajar menggaruk milikku dengan sengaja." Umpatnya dalam kesadaran yang menipis. Demi tuhan, mulut Jungkook sangat nikmat melebihi marijuana di sempat dicecapnya dulu.

'Umh- hhh. . .'

SLURP

Bunyi decak saliva, lenguh serta geraman tertahan seolah menjadi lagu pengantar tidur mereka malam ini.

'Mmh- Taehyung. .'

PWAH

Taehyung menarik lepas wajahnya setelah mengeluarkan separuh cairan semen dalam mulut dan separuh lagi pada sebagian wajahnya. Lelaki itu kelihatan puas, dilihat dari ekspresi wajah nya yang lelah dan nafas tak beraturannya juga.

"Maaf, aku tak bermaksud untuk mengotori wajah manismu, Jungkook."

'Mm-. .'

Taehyung menarik wajah manis tadi ke dalam dirinya, menyecap halus belah bibir semerah delima tanpa ingin ada jeda.

'Terimakasih, Jeon Jungkook- untuk segalanya.'



------------


"He kissed me. He kissed the devil. Only a beautiful soul like he would kiss the damned."


------------




Killer +taekookHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin