이 (레비시)

4.1K 407 11
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 waktu setempat. Aku harus kembali. Karena besok, tepatnya hari Sabtu, aku akan pergi bersama Ahn Hyun untuk menyusuri tempat lainnya.

Aku menunggu bus di tempat pemberhentian bus di dekat Yongsan-Gu. Tak lama, bus jurusan Seongsu-Dong pun tiba. Aku pun segera naik. Masih banyak orang di dalam bus. Karena memang belum terlalu malam.

Aku menghabiskan waktuku dari siang sampai sekarang hanya di Seoul Central Mosque. Disana aku bukannya beribadah sangat lama, tapi aku mencari tahu sejarah masjid itu pada imam yang kebetulan sedang stand by disana.

Aku mendapatkan banyak ilmu. Baik ilmu pelajaran. Maupun ilmu sejarah. Bukan hanya itu. Aku bersama imam itu mengelilingi masjid supaya sang imam lebih mudah menjelaskannya.

Baiklah. Bus sudah berhenti di tempat pemberhentian bus di daerah tempat tinggalku. Aku turun dari bus dan berjalan sebentar. Alhamdulillah, aku sampai di apartemen tempat tinggalku dengan selamat.

Karena sudah memasuki waktu Isya, aku pun memutuskan untuk melaksanakan sholat Isya terlebih dahulu sebelum aku sibuk mentranslate penjelasan imam di masjid itu.

Setelah selesai aku melaksanakan sholat Isya, aku duduk di tempat tidurku. Di tangan kananku sudah ada ponselku yang tadi ku gunakan untuk merekam penjelasan sang imam. Di tangan kiriku sudah ada sebuah buku mungil untuk mencatat penjelasan dari sang imam yang akan kuterjemahkan dalam bahasa Indonesia.

🇰🇷🇨🇳🇰🇷🇨🇳

Keesokkan harinya. Aku bangun pukul 5.00 KST. Aku memulai mengerjakan pekerjaan rumahku mulai dari merapikan tempat tidur, mencuci pakaian, mencuci piring. Serta merapikan tempat lainnya yang sekiranya terlihat tidak pantas.

Pukul 5.30 KST, pekerjaan di atas sudah selesai. Aku pun memilih untuk memgambil wudhu dan melaksanakan sholat Subuh.

Han Ahn Hyun membuat janji denganku pukul 9.00 harus sudah sampai di Jembatan Seongsu. Aku akan berangkat lebih awal supaya Ahn Hyun tidak menunggu lama.

Pukul 6 aku membuat sarapan untukku. Dan selesai pada pukul 6.30, aku pun segera menyantap sarapan yang sudah ku buat.

Pukul 7 aku bergegas untuk mandi. Karena aku sangat lama jika sudah berada di dalam kamar mandi.

Baiklah. Aku selesai bersiap. Aku pun tinggal melangkah keluar saja. Tepat pukul 8 aku keluar dari gedung Apartmenku.

Untuk sampai di Jembatan Seongsu membutuhkan waktu 28 menit menggunakan bus umum. Aku tahu. Untuk sampai jam 9 masih banyak waktu. Tapi apa salahnya aku menyegarkan pandanganku disana. Menghirup udara segar. Lagipula menggunakan bis kan harus mempunyai waktu untuk menunggu sampai bis itu berhenti di halte. Itu pasti membutuhkan waktu beberapa menit, bukan.

Setelah kurang lebih 5 menit aku menunggu di halte, bus menuju Jembatan Seongsu pun tiba. Aku segera masuk.

🇰🇷🇨🇳🇰🇷🇨🇳

Aku turun dari bus. Aku melangkah ke tepi jembatan sambil menikmati pemandangan indah.

"Agassi."

Aku memutar kepalaku saat seseorang menyentuh pundakku. Ternyata Ahn Hyun. Ternyata wanita itu sudah datang rupanya.

Aku melirik jam tanganku. Belum jam 9 tepat. Ah, mungkin Ahn Hyun juga ingin datang lebih cepat.

"Kau pasti penasaran kenapa aku sudah datang? Sebenarnya aku ingin mengajakmu ke suatu tempat sebelum kita ke Namsan. Kau mau?" Jelasnya.

"Kemana?"

"Kau bilang kau seorang penggemar k-pop. Ayo ikut aku menemui idolamu."

"Ah, Eonni. Aku datang kesini bukan untuk itu." Ucapku ragu.

"Aku tahu. Tapi kesempatan tidak datang dua kali. Apa kau akan menyia-nyiakan kesempatan yang sudah dekat ini. Siapa tahu ketemu jodoh, kau kan tidak tahu. Ayolah."

Ahn Hyun menggandeng lenganku dengan langkah yang sedikit berlari. Aku bertanya pada wanita itu. Tapi wanita itu tidak menjawabnya sama sekali. Kami menaiki sebuah bus lagi. Aku tidak tahu kemana Ahn Hyun akan membawaku.

"Kau bilang kau exo-l? Kalau sudah ada disini jangan sampai kau tidak menemui mereka."

"Sudahlah. Aku tidak ingin. Itu akan membuatku menjadi tidak fokus bekerja nanti." Keluhku. Tapi wanita itu hanya menggeleng mendengar ucapanku.

Setelah 15 menit, kami pun turun dari bus. Aku bisa melihat sebuah gedung tinggi.

"SM Entertainment." Gumamku.

Dulu aku memang sangat ingin datang ke tempat itu. Tapi untuk saat ini aku belum berniat untuk ke tempat ini. Mungkin jika aku sudah sukses dan punya banyak uang, aku akan datang kesini.

Aku memutar tubuhku melangkah menjauhi gedung itu. Ahn Hyun yang melihatku pergi pun dengan segera menahan tanganku.

"Yak. Lihatlah. Bukankah itu member NCT Six-Dream yang sangat imut?" Ucap Ahn Hyun membuat perhatianku teralihkan.

Yah, aku melihat NCT 6D yang sedang bermain di tepi jalan kecuali Haechan. Kejar-kejaran antara member yang satu dengan yang lainnya.

Aku melihat Jisung dan Chenle menyebrang jalan untuk pergi ke taman. Aku tersenyum. Mereka sudah dewasa tapi sifatnya masih seperti anak-anak.

Setelahnya, aku menunduk. Aku harus fokus. Aku memang tidak bisa membohongi perasaanku bahwa aku ingin bertemu idolaku. Tapi aku sebisa mungkin untuk bisa menahannya.

Apa yang akan keluargaku dapatkan jika aku sudah datang kesini tapi hanya untuk bersenang-senang. Aku menggeleng pelan sambil memejamkan mataku dengan kepala yang masih menunduk.

"Nana!!!"

Aku mengangkat kepalaku saat mendengar teriakan Jeno memanggil nama Jaemin. Aku terbelalak saat aku melihat ada sepeda motor yang melaju kencang kearah Jaemin.

"Andwae." Pekik Ahn Hyun.

Entah bisikan dari mana. Tiba-tiba kakiku melangkah cepat mendekati Jaemin.

Bugh.

Sreeet...

Bugggh.

"Akkhh-"

Kriieek...

"Agassi."

🇰🇷🇨🇳🇰🇷🇨🇳

Aku mengerjapkan mataku perlahan. Sedikit demi sedikit aku bisa menangkap bayangan di ruangan. Yah, ruangan. Aku tidak tahu ruangan apa itu. Ruangan itu bernuansa putih.

Aku pun berusaha sekuat tenaga untuk mendudukkan tubuhku. Tapi rasanya sangat berat.

"Aku dimana?" Tanyaku entah pada siapa.

"Ireonaseo? Dahaengiya."

Aku menyipitkan mataku saat melihat seorang pemuda manis mendekat kearahku. Ah ya, aku lupa. Ini masih di Seoul. Pastinya pemuda itu berbicara menggunakan bahasa Korea.

"Agassi, syukurlah kau bangun. Kau ingat aku, kan?" Seorang wanita mendekat kearahku. Aku ingat dia. Dia adalah Han Ahn Hyun, pemanduku selama di Korea.

"Ahn Hyun Eonni." Pekikku sambil memegangi kepalaku yang berdenyut.

Aku kembali menatap pemuda di depanku. Pemuda itu masih tersenyum manis. Aku seperti mengenal pemuda itu.

Aku berusaha mengingat lagi dimana aku pernah melihatnya. Pemuda itu memiliki surai berwarna merah menyala. Pemuda itu manis tapi wajahnya terlihat seram.

Setelah ingatanku mulai pulih, aku kembali menatap pemuda itu.

"NCT Taeyong? Dangsineun? Jeongmalyo?"

(Taeyong NCT? Kau? Benarkah?)

Pemuda itu mengangguk pelan.

Jadi benar dia adalah Taeyong. Aku tidak percaya seorang Lee Taeyong bisa ada disini menemaniku.

"Kau tidak sadar selama satu minggu, Agassi." Ucap Ahn Hyun.

Benarkah? Memangnya apa yang terjadi padaku?

Tbc.

我爱你 (Wǒ ài nǐ) | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang