CHAPTER 10: MENYEBALKAN!

1.8K 146 8
                                    

Nasib buruk tidak jauh dariku. Ya! Itu ungkapan yang benar untukku. Ah ayolah.. ini baru hari pertama aku belajar dan aku...

“Kau dari mana Yu? Kenapa lesu sekali? Ayolah, ini masih pagi, lagipula ini hari pertamamu belajar di academy ini.” Ucap seseorang saat aku menuju lorong asamaku.

“Eh? Kakak? Kakak tidak sarapan? Kenapa ada disini?” Tanyaku beruntun.

“Ditanya malah balik bertanya.” Jawabnya.

“Eh.. etto.. hehehe.” Jawabku gaje.

“Kau dari mana?” Tanya Kak Raiga lagi.

Rooftop.” Jawabku tidak semangat.

“Kau tidak sarapan?” Tanyanya lagi.

“Aku sudah terlambat. Apa kakak tidak lihat, sudah pukul berapa sekarang? Kakak sendiri?” Tanyaku.

“Aku diambilkan oleh Naoki. Jadi, kau belum sarapan sama sekali? Bagaimana itu bisa terjadi?” Tanya Kak Raiga dan aku menjelaskan semua kronologi kejadiannya.

Tawa Kak Raiga pecah memenuhi lorong yang sunyi. Benar-benar kakak menyebalkan! Adiknya sedang dapat musibah malah ditertawakan. Simpati sedikit bisa tidak, hah?

“Hahaha... walau kau selalu bangun pukul 04.00 pagi, ternyata kau bisa terlambat juga.” Celetuknya.

“Kakak! Adiknya sedang dapat masalah, bukannya membantu malah menambah kesal! Kalau kakak tidak bisa bantu, setidaknya jangan membuatku kesal, Kak!” Omelku.

“Lalu apa saja yang kau lakukan di rooftop selama dua jam lebih sampai telat sarapan seperti ini?” Tanya Kak Raiga penasaran.

“Tidak ada, hanya menatap mentari pagi. Dan... ya.. hanya mengaktifkan sayap Reitoukoku.” Jawabku sejujurnya.

“Kau tidak berbuat macam-macam’kan?'' Tanya Kakak curiga.

''Tidak! Ayolah Kak...''

''Setahuku, jika ada kau pasti ada masalah. Di Istana dengan pengawasan ketat Mama saja kau masih bisa berbuat ulah, apalagi di sini.” Ucap Kak Raiga.

“Aghhh! Kakak selalu saja mengejekku! Menyebalkan! Sudahlah, aku ingin mengambil tas ke kamar. Ini sudah pukul 07.30 dan aku tidak ingin terlambat lagi! Bisa-bisa aku disetrap di depan kelas.” Ucapku berlalu meninggalkan Kak Raiga yang masih tersenyum.

Aku berjalan gontai menuju kamar asrama melewati lorong yang sepi. Para penghuninya sedang sarapan di ruang makan. Mereka yang di dalam ruang makan bisa keluar tapi yang di luar tidak bisa masuk.  Andai saja aku punya kekuatan peri waktu, aku bisa kembali ke masa lalu dan tidak telat sarapan. Namun, aku bukanlah bangsa fairy. Apalagi  waktu, bahkan peri saja aku belum punya.

Peri waktu amatlah langka, bahkan beredar kabar bahwa peri ini sudah punah karena tak ada seorangpun yang memilikinya. Aku belum menemukan periku sama sekali. Kak Raiga sudah menemukan perinya dua hari sebelum berangkat ke Academy. Peri akan mengabdi pada majikannya sampai akhir hayatnya. Setiap Victh memiliki satu peri yang mengabdi padanya.

Kak Raiga memiliki peri Air. Biasanya, kekuatan seorang peri akan meningkatkan serangan dari pemiliknya. Seperti kakak, perinya tipe air sementara elemen kakak adalah Raiton. Petir akan lebih mudah merambat di air dan kekuatannya akan jadi lebih besar bukan? Entah seperti apa peri yang akan aku dapatkan?

Ahh.. sudahlah. Tak ada gunanya merutuki nasib. Toh ini semua sudah terjadi dan ini semua memang salahku.

Akhirnya, aku sampai di depan pintu kamarku. Ranjang Asami terlihat rapi. Aku berjalan menuju ranjangku dan mengambil tas yang sudah kupersiapkan tadi. Mengecek ulang buku yang kubawa dan duduk di tepi ranjang, menghela nafas perlahan. Benar-benar hari yang tidak terduga. Ayolah, aku berada di sini kurang dari 48 jam dan sudah banyak masalah yang mencariku.

KISEKI ACADEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang