Prolog

2.1K 167 25
                                    

Warn !
Tolong jangan tanya book lain di lapak ini 🙏

🍗 🍗 🍗

Hari ini adalah hari kelulusan bagi para murid kelas tiga di SMA Hanlim. Semua perjuangan selama tiga tahun mereka bersekolah dirayakan hari ini. Setelah upacara penutupan, pengumuman nilai dan lulusan terbaik juga beberapa pidato dari perwakilan pengurus sekolah, para siswa pun bisa bersenang-senang dengan teman-temannya sebelum mereka benar-benar berpisah.

Park Woojin, salah satu murid idaman di sekolah itu menggandeng kekasih tercintanya menjauh dari keramaian. Ia membawa kekasihnya itu ke bukit belakang sekolah untuk merayakan kelulusan mereka berduaan saja setelah orang tua mereka masing-masing pulang.

Senyuman kebahagiaan tak luntur dari wajah keduanya. Tautan tangan pun seolah enggan lepas satu sama lain. Hamparan ladang yang luas di sekitaran bukit dan udara yang sejuk sore hari itu seolah menciptakan nuansa romatis bagi keduanya.

"Akhirnya kita lulus juga, Woojin." Desah si pemuda manis yang memiliki wajah dan tubuh yang mungil sembari menikmati hembusan angin sore yang menerpa wajahnya.

"Ya, dan hari ini tepat anniversary kita yang ke tiga tahun sayang." Woojin memeluk kekasihnya itu dari belakang.

"Um.. Happy Anniversary Woojinnie." Ucapnya.

"Happy Anniversary Seobbie." Balas Woojin.

Keduanya terdiam. Menikmati setiap moment berharga yang tercipta sore itu. Hati Woojin benar-benar menghangat, ia dan kekasihnya mungkin akan melanjutkan ke universitas yang sama mengingat Hyungseob mengatakan akan mendaftar di universitas tempat Woojin mendaftar juga.

Jadi setidaknya Woojin tak perlu memikirkan bagaimana cara menjalin hubungan jarak jauh dengan Hyungseob setelah menjadi mahasiswa nanti.

"Aku gak sabar pengen sekampus sama kamu." Tutur Woojin mengecupi pipi Hyungseob yang ada di dekat wajahnya.

Hyungseob terdiam tanpa respon apapun membuat perasaan aneh menelusup kedalam hati Woojin. Biasanya Hyungseob selalu menggebu-gebu saat mereka membicarakan tentang kampus. Perlahan pria bergingsul itu melepaskan pelukannya, namun tangan Hyungseob menahannya agar Woojin tetap di posisi seperti itu.

"Jinnie, aku dapet beasiswa ke Melbourne." Ucap Hyungseob to the point seolah sudah memikirkan resiko mengenai reaksi yang akan ditunjukan Woojin padanya.

"K..kamu becanda kan ?" Tanya Woojin hampir saja berteriak. Namun suaranya malah bergetar. Ia benar-benar syok dengan suara yang baru saja masuk kedalam gendang telinganya.

"Maaf gak kasih tau kamu lebih awal. Mungkin awalnya aku mau sekampus sama kamu disini, tapi itu cuma pilihan kalo semisalkan aku gak dapet beasiswa di Melbourne. Tapi nyatanya aku dapet Jin ! Aku harap kamu turut bahagia sama apa yang aku dapetin sekarang."

Woojin tak menjawab, ia mencoba melepaskan tangannya dari pinggang Hyungseob namun kekasih nya itu malah berbalik dan memeluknya, menenggelamkan wajah mungilnya di dada Woojin.

"Seenggaknya kalo kamu bicara lebih awal aku gak akan sekaget ini, Ahn Hyungseob." Ucap Woojin datar.

Pemuda itu mengeratkan pelukannya meskipun Woojin tak membalasnya. Ia tau ia salah karena tak memberi tau Woojin dari jauh-jauh hari, malah memberikan harapan bahwa mereka akan berada di kampus yang sama.

LOVE SCENARIO Where stories live. Discover now