(5). Senyuman nya.

101 27 11
                                    

Ia bernafas sangat lega, kali ini benar-benar sangat lega. Karena masalahnya telah selesai.

"Sekarang istirahat lah kembali, masih ada waktu 2 jam lagi untuk nunggu jam 8, aku akan membangunkan mu setelah dokter datang. Dan aku akan mengantarmu pulang" Ucap basta sembari menatap lekat manik mata gadis itu.

"Mo-motor ku bagaimana" matanya membulat "bagaimana keadaan motorku, dimana motorku?" Ia terlihat cemas.

Basta hanya terdiam, ia pun tak tahu bagaimana keadaan motornya.

"Kalau motor itu ditinggal, aku takut, aku takut motor itu akan diangkut. Karena motor itu sudah pasti ancur. Walaupun ancurnya engga parah" sambungnya membuat basta menjadi ikutan cemas.

Otak nya berpikir keras lagi, yang ia pikir masalahnya telah usai namun nyatanya menjadi sangat rumit.

"Basta, bilang ke aku. Kalo motor aku gapapa kan? Motor aku aman kan? Basta ayo bilang" nada bicara nya melengking. Melihat hal itu basta semakin khawatir dengan nya.

"Basta! Jangan diam. Itu motor kesayangan aku, pasti gapapa dong. Dia baik baik aja kan? Dia lagi sama mobil kamu kan? Ya kan basta"

Basta terdiam seketika.

Gadis itu mengguncang kedua bahu nya, "Basta, jawab!"

"Aku engga tau, aku engga tau gimana keadaan motor kamu. Dan kalopun motor kamu akan diangkut. Aku yang akan bertanggung jawab, aku bertanggung jawab" ia  meyakinkan nya.

Gadis itu melepaskan tangan nya dari kedua bahunya, "Basta" nada suaranya menjadi pelan, "Aku engga butuh ganti dari kamu, aku gak butuh Basta. Aku cuma mau motor aku, motor kesayangan aku. Kembali sama aku!" Suaranya menjadi pilu.

Basta semakin bingung harus dengan cara apa membuat dirinya tenang.

"Motormu baik-baik aja kok, jangan khawatir ya. Sekarang kamu istirahat, biar cepet membaik" ia berbohong untuk menenangkannya.

"Sungguh?" Matanya membulat, "Basta, dia beneran gapapa?"

Basta hanya mengangguk pelan.

"Basta, makasih" gadis itu tersenyum kepadanya dengan sangat bersemangat.

"Basta, makasih" gadis itu tersenyum kepadanya dengan sangat bersemangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu merebahkan kembali tubuhnya, dan memejamkan matanya.
Sedangkan Basta tetap berada diposisi duduk nya, tidak berubah sedikitpun.
Senyumannya masih terpandang jelas didepan mata basta, Itulah salah satu alasan ia menjadi diam mematung.

"Basta, bilang ke aku kalau dokter itu udah dateng ya" Ucapnya dengan mata masih terpejam.

Ia melamun, padahal ia mendengar ucapan nya. Tapi ia tetap diam.

"Basta" gadis itu melotot kepada basta

"Iya pasti, pasti aku bangunin"

Gadis itu tersenyum lagi, "Makasih"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nostalgia.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang