Pengakuan

1.4K 167 18
                                    


Malam, 7:10 kst

Seokjin berjalan2 sebentar mengelilingi kantor polisi. Tanpa disengaja dia bertemu shin yui yang sempat disukainya saat mereka masih kelas 1, mereka beda kelas.

Yui melambatkan kakinya ketika melihat seokjin berdiri tegak di halaman.

"annyeong"

Seokjin menoleh ke arah yui.

"kau kim seokjin kan"

"ne aku seokjin"

"sudah lama sekali kita tidak bertemu. Kenapa kau bisa ada disini"

"aku menemani temanku. Lalu kau, kenapa ada disini"

"ayahku bekerja disini, aku mau menjemputnya"

Sementara itu taehyung berdiri di pintu depan setelah mencari seokjin kemana mana. Dia melihat seokjin dan yui mengobrol. Mengingat seokjin pernah begitu menyukai yui membuat perasaan taehyung sedikit sakit. Dadanya rasanya tertusuk sesuatu.

Mereka selesai mengobrol dan yui berjalan ke arahnya.

Mereka berpapasan. Yui hendak menyapa tae tapi tae memalingkan wajahnya lalu berjalan ke arah seokjin. Yui sedikit kecewa dengan sikab tae,  karena awalnya(saat pertama kali bertemu di sekolah) dia ingin menakhlukan taehyung, tapi diurungkannya ketika mengetahui kondisi keluarganya.
Yui melihat punggung tae yang menjauh sebelum akhirnya dia masuk ke dalam ruangan.

.

"apa sudah selesai" ucap seokjin ketika taehyung berjalan hampir melewatinya.

"oh" taehyung terus berjalan.

Seokjin segera mengikuti taehyung yang jalannya semakin cepat.

.

Malam, 7:40 kst

Mereka sampai di dalam rumah. Taehyung langsung berbaring di kursi biasanya dia tidur. Perutnya tak kunjung membaik, apalagi seharian tadi dia hanya duduk. Rasanya perutnya semakin kaku.

"aku membuat nasi campur" ucap seokjin.

Taehyung yang hampir tertidur langsung membuka matanya lagi dan melihat jin. Dia berdiri di hadapannya.

Taehyung mencoba duduk tapi akhirnya berbaring lagi.

"aku kesulitan bangun. Perutku masih sakit"

"berbaringlah"

Dia pergi cukup lama. Saat kembali dia membawa baskom dan ibuprofen.

Taehyung meminum obatnya lalu seokjin membantu menaikkan pakaian taehyung, mengompres perutnya dengan air hangat.

Seokjin duduk di depan taehyung.

Dia terus melihati seokjin yag sedang makan.

"apa kau ingin aku menyuapimu" ucap seokjin.

"ada sesuatu di bibirmu"

"oh " seokjin menyapu bibirnya dengan jari telunjuknya tetapi tidak ada apa2 disana.

"kemarilah aku akan membantumu"

Seokjin mendekat lalu jongkok dihadapan taehyung. Mata seokjin mengikuti gerakan tangan taehyung yang tidak mengarah ke bibirnya. Kedua tangannya menahan pipi seokjin lalu mencium bibirnya.

Seokjin berkedip2 sebentar lalu memejamkan matanya merasakan bibir lembut taehyung yang melumat bibirnya. Jari tangan tae yang panjang sesekali mengelus tengkuk seokjin dengan lembut.

Seokjin membiarkannya seperti itu sampai taehyung mencoba menarik lidah seokjin dengan lidahnya, seokjin segera mendorong tubuh tae hingga tangannya terlepas.

"ada apa" ucap tae. Dia masih merasa panas dalam dadanya.

"apa kau gila"

"kau juga menyukaiku kan. Pukul aku jika aku salah"

Seokjin diam saja, dia memalingkan wajahnya dari taehyung.

Sepertinya taehyung sudah muak dengan sikap seokjin yang selalu menyangkal perasaannya. Segera dia bangun dari kursinya lalu melangkah pergi.

Baru 3 langkah seokjin memanggil taehyung. "hei. Kau mau kemana"

Langkahnya terhenti.

"pulang"

"siapa yang akan merawatmu. Ibumu pasti masih sibuk dengan urusannya di kantor polisi"

"lalu kenapa. Jangan menahanku jika kau tak sesuka itu kepadaku. Kau lebih tau dari siapapun jika dari dulu aku melihatmu bukan sebagai temanku. Jadi jangan membuatku bingung"

"tinggalah sebentar. Tinggalah sampai kau benar2 sembuh. Aku menyukaimu, jadi tinggalah sebentar"

Sebenarnya seokjin tidak yakin dengan perkataannya. Dia hanya ingin memastikan taehyung baik2 saja.

9:10 kst

Seokjin keluar dari kamarnya. Dia memakai celana pendek putih dan kaos hitam berlengan pendek. Dia berjalan melewati taehyung.

"aku akan ke mini market sebentar"

"aku ikut"

Mini market

Seokjin memilih barang2 yang akan dibelinya. Taehyung terus menempel di belakangnya seperti pasangan yang baru saja menikah. Beberapa kali seokjin meminta pendapat taehyung tentang barang yang akan dibelinya.

Dia membeli tisu toilet, parfum, shampo dan minuman kaleng.

.

Mereka berada di kasir untuk membayar.

Tiba2 mata taehyung fokus pada kotak kecil persegi berwarna hitam yang berada di rak belakang penjaga kasir.

Seokjin sudah menerima kembaliannya.

"ayo pulang" seokjin menengok kebelakang melihat taehyung yang tak kunjung bergerak.

"ada yang harus aku beli"

"oh"

Taehyung masih diam, dia bingung mengatakannya kepada seokjin.

"kau tunggulah diluar aku masih lama" ucapnya berharap seokjin menuruti perkataannya.

"hmmm. Baiklah"

Dengan sedikit malas seokjin berjalan ke pintu depan. Cukup lama ia menunggu taehyung diluar.

.

.

Taehyung keluar dengan membawa tas plastik berwaena hitam.

Mereka berjalan menuju rumah seokjin.

Taehyung menggenggam tangan seokjin mengeratkannya disela2 jarinya.

"apa yang kau beli" ucap seokjin, dia sedikit penasaran.

"aku yakin kau tak ingin tau"

"hei. Bagaimana bisa jarimu begitu panjang padahal kau tak lebih tinggi dariku."

"apa kita akan membahasnya sekarang"

"huh" seokjin menoleh ke arah taehyung.

Taehyung mencium udara dengan mata terpejam.

"khmm" seokjin berdehem lalu memalingkan wajahnya. Taehyung terkekeh melihat reaksi teman yang baru saja menjadi kekasihnya itu.

Tbc


Chapter kali ini pendek emang sengaja dipendekin sih haha.

Semoga masih betah sama ceritanya  😙

Just you ✔Where stories live. Discover now