First Hello

17 1 0
                                    


"Hyun, lo jadian sama Kak Hansol gih", kata Sofia tiba-tiba. Dahyun yang lagi makan biscuit langsung keselek. Ini anak demam apa gimana? Rahangnya enteng banget! Cuma gara-gara dia mergokin Dahyun nggak sengaja ngeliatin Hansol yang baru pulang dari les, dia bisa ngomong sembarangan begitu.

"Lo sehat Fi? Nggak demam apa kenapa kan?", tanya Dahyun sambil memeriksa kening Sofia.

"Abis gue begah ngeliat Kakak gue ditelponin cewek-cewek nggak jelas. Yah nggak usah dijelasin sih, lo tau lah dia di sekolah kayak gimana", jawab Sofia. Dahyun mengambil biscuit lagi. Dia dan Hansol memang satu sekolah ditambah lagi Dahyun temenan sama Sofia karena satu dojo karate. Otomatis dia sering ketemu Hansol di sekolah maupun di rumahnya kalau Dahyun lagi main.

"Kalo di sekolah Kak Hansol juga digodain cewek, Hyun?", tanya Sofia. Dahyun Cuma mengangkat bahu. Dia beneran nggak tau. Dahyun bahkan jarang ngeliat Hansol di sekolah karena mereka beda jurusan. Hansol IPA, Dahyun IPS. Tapi satu yang Dahyun tau, Hansol termasuk cowok populer di sekolahnya. Lebih dari teman sekelasnya mengaku pernah suka sama Hansol. Mukanya blesteran Indo-Amrik 11-12 sama Leonardo Dicaprio dengan tinggi badan proposional bikin siapa aja nengok ke arahnya. anaknya juga pintar, terbukti selalu masuk lima besar di kelasnya plus juga sifatnya pendiam makin bikin cewek-cewek penasaran.

"Dia ampe sekarang belom pernah pacaran tau", kata Sofia.

"Lah napa? Kan dia cakep. Tinggal tunjuk cewek yang dia mau juga bakal dapet", kata Dahyun heran.

"Tau tuh, dia mah seleranya tinggi. Makanya lo ama dia aja Hyun", dan Sofia balik ke topic utama.

"Lo tadi bilang selera dia tinggi, masa ama gue? Lagian gue juga nggak pernah pacaran, apa nggak sama-sama kayak orang dongo nanti kalo kita pacaran? Sama-sama nggak tau apa-apa?", tuding Dahyun.

"Justru itu Hyun karena lo berdua sama-sama belom pacaran ya sama-sama belajar lah. Kenapa gue nyuruhnya elo karena gue tau lo kayak gimana. Well walau suka ngemil nggak kira-kira, kentut sembarangan dan suka absurd sendiri, lo pas lah sama Kak Hansol", kata Sofia.

"Hah? Pas? Hansol sama-sama suka kentut sembarangan?", celetuk Dahyun.

"Iiihhhh ngggaakk. Maksudnya pas lah lo bawel, kakak gue pendiem. Lo sembarangan, kakak gue ati-ati banget orangnya. Lo absurd, kakak gue lurus. Intinya saling ngisi kekosongan", kata Sofia. Di mata Dahyun Sofia kedengeran tua banget. Omongannya udah kayak psikolog rumah tangga aja. Ini nih akibat kebanyakan baca buku Harlequin, jadinya omongan percintaan Sofia nggak sesuai kayak anak umur 15 tahun pada umumnya. Walau beda dua tahun, Sofia selalu bersikap lebih dewasa ketimbang Dahyun.

"Elah Fi, ampe lebaran monyet gue yakin kakak lo nggak bakal suka ama gue", kata Dahyun dengan keyakinan 100 persen.

"Kan nggak tau Hyun. Gue suka kalo lo ama kakak gue. Lo tuh nggak kayak cewek-cewek ribet annoying yang ngejar kakak gue. Kalo lo ama kakak gue kan berarti kita bisa jadi kakak adek beneran. Emangnya lo nggak mau sodaraan ama gue???", Sofia nggak nyerah, tapi apapun daya upaya yang dibuat, Dahyun tetep menolak ide gila Sofia itu.

"Dek, dipanggil Mamah", tiba-tiba pintu terbuka dan kepala Hansol melongok, panjang umur. Hansol udah ganti baju, dia Cuma make kaos dan celana pendek. Dia nggak langsung pergi. Nunggu Sofia di ujung pintu kamar.

"Dek", panggilnya lagi.

"Iya ntar gue turun", balas Sofia malas.

"Kalo gue cabut pasti lo lupa mau ke bawah", kata Hansol.

"Ah elah rese deh!", rajuk Sofia, tapi dia langsung bangun dari tempat tidurnya. Hansol membiarkan Sofia keluar dulu sampai akhirnya dia menutup pintu kamarnya. Sebelum pintu itu tertutup, Dahyun masih bisa ngeliat secuil wajah Vernon.

Oke, dia ganteng. Mendustai nikmat Tuhan namanya kalo Dahyun bilang seorang Hansol Vernon Choi nggak ganteng. Bahkan di saat dia cuma pake baju rumahan. Dia udah temenan cukup lama sama Sofia, sedikit-sedikit Dahyun ngeliat Hansol lalu lalang di rumah. Tanpa Sofia kasih tau pun keliatan banget kalau Hansol sayang plus perhatian sama adik semata wayangnya. Biasanya kan kalau kakak cowok suka rese, tapi Hansol nggak. Di sekolah pun gitu walau banyak cewek yang naksir dia, Hansol juga nggak belagu. Kalau nggak karena sahabatnya, Seungkwan, jadian sama teman satu sekolah juga Dahyun bakal ngira Hansol belok karena dia kemana-mana sama Seungkwan melulu. In conclusion, Hansol is a good guy. Nggak macem-macem. Bisa dibilang, jarang nemu cowok kayak dia.

Karena itu, Sofia mau ngejodohin dia dengan Hansol?

Dahyun ketawa. Mana mungkin? Dahyun yakin, di mata Hansol dia Cuma "temen Sofia" yang sering ngabisin kue di rumah, that's all. Bahkan di sekolah mereka nggak pernah bertegur sapa.

"Eh, Hyun mau makan malem di sini nggak? Nyokap baru masak nih", Sofia muncul dari arah pintu.

"Ah nggak, gue balik aja", tolak Dahyun abis ngeliat jam tangannya yang menunjukan udah saatnya dia cabut. Lagian, biskuitnya Sofia udah abis. Apa lagi yang mau dia cemilin?

"Yaaah ya udah. Yuk deh ke bawah", ajak Sofia. Dahyun mengangguk sambil menggemblok tasnya. Dahyun pamitan dengan Ibunya Sofia. Kadang masih kagok, Ibunya Sofia yang asli Amerika masih suka ngomong bahasa Inggris. Sedangkan Dahyun levelnya masih "yes", "no", "I'm fine thank you" doang.

"Kata Nyokap udah malem, nggak apa-apa balik sendiri?", tanya Sofia yang ngetranslate pertanyaan Ibunya.

"Nggak apa-apa Tante, saya udah biasa pulang malem sendiri", balas Dahyun. Tiba-tiba Hansol turun, dia make jaket hitam kayaknya mau keluar.

"Kak, mau kemana?", tanya Sofia.

"Alfamart depan", jawab Hansol singkat.

"Eeehhh temen gue nebeng dong ampe depan. Udah malem nih kasian jalan sendiri", ujar Sofia. Ibarat kalau di sinetron, mungkin detik Sofia nyuruh Hansol nganterin Dahyun bakal ada music dramatis yang...DENG DENG DENG DEEENNGGG. Terus zoom in zoom out muka Dahyun yang shock setengah mati.

"Nggak usah nggak usah gue bisa balik sendiri. Ngerepotin ngerepotin", tolak Dahyun cepat.

"Ihhh jangan, lo nggak tau apa kemaren ada yang ditipu sama tukang ojek terus dibawa kabur diperkosa di semak-semak? Udah ama Kak Hansol aja ke depannya", kata Sofia nakut-nakutin.

"Hah,masa? Kok gue nggak tau", tanya Hansol bingung. Berita semenggempar yang gampang tersebar di daerah rumahnya, masa iya Hansol nggak dengar?

"Ada Kak, elo aja yang nggak update sama kabar sekitar. Makanya anterin temen gue sih. Sekalian ngomongin soal UAN apaan kek, kalian kan satu sekolah sama-sama kelas tiga pula", balas Sofia sambil dorong Hansol dan Dahyun keluar dari rumah.

"Eh asli gue..."

"Udah Hyun nggak apa-apa ah ilah. Lo kenal Kak Hansol ini, nggak usah sungkan", tukas Sofia. Padahal sama-sama belajar di dojo yang sama, kekuatan Sofia lebih kuat ampe berhasil bikin Dahyun keluar dari pintu rumahnya? Segitu niatnya kah ini anak? Tapi nggak gini juga, di bayangan Dahyun udah terpatri jelas gimana awkwardnya perjalanan 100 meter dari rumah ke gang depan.

"Daaaah, ati-ati ya!", semenit kemudian Dahyun udah nangkring ala ibu-ibu ke pasar di belakang Hansol. Baik Hansol dan Dahyun nggak bisa ngelawan, tapi motor nggak jalan.

"Buruan anterin!", ujar Sofia galak sambil nepok tangan Hansol. Hansol Cuma berdecak males. Motor pun melaju. Sofia nggak langsung masuk rumah, dia merhatiin Dahyun yang misuh-misuh mengutuk perbuatan Sofia. Dia sih bodo amat, toh nggak kedengeran juga. Bagi Sofia Dahyun dan Kakaknya cocok banget. Bahkan di saat mereka sama-sama awkward padahal di atas satu kendaraan bareng. Motor akhirnya hilang di balik tikungan. Sofia menghembuskan nafas panjang.

"Utang gue lunas ya Kak", gumamnya.

****

happy reading, please leave the comment.

komentarmu semangatku~

no fanwar!!!

Silent HelloWhere stories live. Discover now