11. khawatir

3.3K 611 42
                                    

Tania khawatir banget sama Xiaojun yang tiba-tiba pingsan, ternyata pria itu lagi sakit. Sudah setengah jam Tania di uks nungguin Xiaojun sadar, tapi gak ada tanda Xiaojun sadar.

Merasa lelah Tania memilih tidur di ranjang samping Xiaojun, gadis itu menarik tirai perbatasan antara ranjang mereka, tapi sedetik kemudian dia buka tirai yang perlihatin wajah Xiaojun.

Tania menoleh ke pria di sampingnya, gadis itu ubah posisi tidurnya menghadap Xiaojun, mata Tania mengabsen seluruh wajah Xiaojun secara terinci, sampai akhirnya dia tertidur karena merasa ngantuk.

Berapa menit kemudian Xiaojun siuman, pria itu lihat ke sekelilingnya sampai mata dia melihat seorang perempuan yang gak asing tidur di samping ranjangnya.

Xiaojun ubah posisi jadi duduk agak bersandar, tanpa sadar bibirnya tersenyum. Pria itu beranjak dari ranjang, dia buka tirai yang menghalanginya perlihatin seluruh tubuh Tania yang tertidur, tepat saat di samping gadis itu Xiaojun bungkukin tubuhnya perlahan-lahan.

Chup

Kecupan Xiaojun berhasil membuat Tania terbangun dari tidurnya, gadis itu terdiam karena jarak mereka sangat dekat. Tangan Tania menyentuh kening Xiaojun ngecek kondisi pria itu, Xiaojun sedikit longgarin jarak antara mereka sambil tersenyum.

"masih panas..."

"makasih... dan maaf," Xiaojun usap pipi Tania. Gadis itu baru menyadari posisi dia dengan Xiaojun deket banget, Tania dorong tubuh Xiaojun, dia duduk agak bersandar, dan Xiaojun duduk di sampingnya.

"lo tau... Gue seneng banget liat lo yang khawatir sama kondisi gue," Xiaojun tersenyum lalu menoleh ke Tania.

"Si-si-siapa yang khawatir?" Xiaojun yang denger suara Tania sedikit gagal tertawa. "gak usah ketawa. Mending lo istirahat aja!" Tania berniat turun dari ranjang uks, ngebiarin Xiaojun kembali istirahat.

Tapi baru Tania turunin kaki kanannya dengan cepat Xiaojun pegang pinggang Tania, menarik tubuh gadis itu sampai akhirnya mereka tiduran di ranjang uks.

"obat gue cuma lo..." ucap Xiaojun, tangan dia memeluk pinggang Tania dan tangan yang satunya memenggam tangan Tania, tapi gadis itu tiduran memunggungi Xiaojun.

"lo gapapa?" tanya Xiaojun, mengingat kejadian yang telah sahabatnya perbuat ke gadis itu.

Tania balikin badannya menghadap Xiaojun, dia agak kaget dengan posisi mereka yang deket banget, dan belum lagi jantung dia yang berdetak lebih cepat dari biasanya.

"takut... Gue takut ketemu dia."

"Yireon, hmm? Tenang gue di samping lo," Xiaojun usap pipi Tania setelah itu dia bawa Tania kedalam pelukannya.

Tapi berapa detik kemudian Xiaojun longgarin pelukannya, kepalanya nunduk sampai bibirnya mendarat di kening Tania. Gadis itu menoleh sampai matanya menatap mata Xiaojun, tiba-tiba dia malu lihat Xiaojun yang tersenyum karena merasa senang.

Tanpa ingin berlama-lama saling tatapan Tania memilih peluk tubuh Xiaojun, berakhir wajahnya berada di dada pria itu. Xiaojun balas pelukannya, dia usap rambut Tania karena tau gadis itu jadi malu, dan Xiaojun kembali tersenyum lebar.

Tania bener-bener lemah banget, dia kalah dengan perasaannya sendiri. Well, Tania gak bisa menjauh dari Xiaojun. Ternyata sulit juga gak berhubungan dengan pria itu, seberapa kerasnya buat menjauh pada akhirnya Xiaojun kembali bawa Tania ke dalam hidupnya.

Memang bener perasaan suka setiap manusia begitu rumit dan berantakan, meski ingin menyerah tapi gak bisa.

***

Pulang sekolah Tania mampir ke rumah Xiaojun, seperti terakhir dia dateng rumahnya sepi. Gak ada niat apa pun selain Tania takut gak ada yang ngurusin Xiaojun, Tania masih khawatir dengan kondisi pria itu.

"mau nginep?" tanya Xiaojun, tiba-tiba.

"HAH NGINEP?!!" Tania shock banget, sial otak dia jadi inget kejadian itu.

"loh kenapa? Bukannya lo mau jagain gue? Lagian besok libur," sahut Xiaojun. Dan wajahnya mendapatkan lemparan bantal dari Tania, Xiaojun pikir Tania perempuan apa nginep di rumah dia?

Hahaha gila!

"udah nginep aja, Taeyong nginep di rumah pacarnya. Kalo gue demam lagi gimana?" tambah gak enak saja Tania tau kalau Taeyong gak ada di rumah, Tania takut ngulang kejadian sebelumnya.

Tania berpikir sejenak, sampai lima menit pun berlalu, otaknya mikir keras ngejawab pertanyaan Xiaojun. Antara mau dan gak mau.

"Taniaa..." panggil Xiaojun, suaranya jadi lemah untuk di denger.

"hmmm?"

"dingin," ucap Xiaojun buat Tania menoleh kearahnya.

Padahal AC kamarnya mati, belom lagi Xiaojun pakai sweater, masa masih dingin?

"terus gue harus bangunin matahari gitu?"

"ih peluuuuuuuk," Xiaojun tarik lengan baju Tania. Gadis itu helain nafasnya, dia kembali tidur di samping Xiaojun dan langsung peluk tubuh Xiaojun, Tania usap punggung Xiaojun.

"tete lo kecil gak pernah di grepe ya?

"XIAOJUN!!" Tania dorong tubuh Xiaojun yang bikin pria itu agak menjauh darinya, tapi Xiaojun mendekat lagi ke Tania. Justru posisinya berganti jadi Xiaojun yang peluk Tania.

"J-jun mending gue pulang aja, nanti abang gue nyariin..." ucap Tania, tapi Xiaojun makin erat peluk tubuhnya.

***

Tania kebangun karena dari tadi Xiaojun tidurnya gusrak-gusrakan nyari posisi yang nyaman. Dan sekarang Tania lagi temenin Xiaojun melek, bahkan gadis itu sedang mencoba menidurkan Xiaojun dengan cara mengusap rambut pria itu.

Tania menoleh ke jam dinding, sudah pukul 11.54 malam. Saking fokusnya jagain Xiaojun sampai sekarang Tania belum hubungi Daniel atau Brian, Tania siap kalau kedua kakaknya itu ngomel dirinya.

"malem ini gue berusaha buat gak minum..."

"hmm?" Tania menoleh ke Xiaojun yang memunggunginya, tapi gak lama Xiaojun ubah posisi tidur menghadap dia.

"benzodiazepine," ucap Xiaojun.

"lo suka konsumsi itu?" tanya Tania yang masih mengusap rambut xiaojun.

"kenapa? Gak boleh?" tanya Xiaojun.

"ya gak bolehlah nanti yang ada lo susah buat berhenti dan tergantung sama obat itu," sahut Tania.

"terus kenapa lo konsumsi juga?" ucapan Xiaojun buat Tania kaget, sejak kapan Xiaojun tau kalau Tania mengkonsumsi obat?

Benzodiazepine adalah salah satu obat penenang, anti-kecemasan, hipnotik (membuat tidur lebih mudah) serta dapat melemaskan otot-otot tubuh.

"obat lo jatoh di sini, jadi gue simpen."

Ah pantes, setelah Tania pulang dari rumah Xiaojun waktu kejadian itu, malemnya Tania nyari obatnya tapi gak ada. Jadilah Tania bilang ke Daniel buat beliin adiknya obat lagi, tapi sekarang dia berusaha untuk gak mengkonsumsi obat itu.

"buang aja, dan lo harus berhenti minum!" Tania peluk tubuh Xiaojun, dan pelukannya di bales dengan Xiaojun.





never ending story

never ending story; xiaojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang