♧ Hour 14 ♧

6.8K 833 12
                                    

"Kurasa kita harus pacaran?" Dia agak ragu mengatakan itu.

"Kurasa tidak." Kuangkat bahuku. Sedikit mendorongnya dan lolos dari kurungan kecil yang ia ciptakan untukku.

"Kenapa tidak?" Suaranya terdengar saat ia mengikutiku, "tadi kau bilang kalau kau menyukaiku!"

"Memang, tapi tidak lagi."

"Bagaimana bisa perasaanmu berubah dalam empat menit, Chae?" Ia memegang pergelangan tanganku untuk menghentikanku menjauh darinya.

"Tidak bisa?" Alisku terangkat dan ia mengernyit.

"Tidak," tegasnya.

Aku menyeringai, memandang tepat ke matanya dengan kepercayaan diri yang baru kutemukan.

"Sekarang apa yang harus kulakukan?" tanyanya, mempoutkan bibirnya, membuatku ingin menciumnya; sial.

"Umm... buat aku 'menyukaimu' lagi?" Aku memberi saran dan seolah ada harapan di wajahnya.

"Bagaimana caranya?" Ia tersenyum, mendekat, kegembiraan terpancar darinya.

"Kau bertanya padaku?" Aku tertawa, membuatnya sedikit kesal. Melukai ego laki-laki adalah cara terbaik mendapatkannya.

Taehyung menatapku, mungkin menghadapi jutaan ide di kepalanya tentang bagaimana cara untuk membuatku menyukainya lagi. Aku hanya ingin mendekat dan menciumnya dan mengatakan 'iya', tapi aku harus menunggu. Akan lebih baik setelah ini, hanya beberapa jam lagi.

"Aku perlu memberitahumu sesuatu." Akhirnya ia bicara.

Aku tersenyum sembari mengangguk, tangannya menggenggam tanganku.

"Tentang anak yang tadi kau ceritakan..." Ia mengambil jeda, "itu aku," tukasnya, kepercayaan diri memenuhi bola mata cokelat gelapnya.

Kutahan senyumku dan ia melanjutkan, "Aku yang memberikan liontin itu padamu, Chae," jelasnya, mengulurkan tangannya menyentuh kalung di leherku.

"Tadi aku cuma tidak mau memberitahumu karena aku tidak tahu kau punya kakak dan juga, rasanya menyenangkan mendengar pengakuanmu itu." Ia tertawa, deep voice miliknya menggema, "Aku sangat ingin mengganggumu jadi kau mau bicara padaku."

Ia memandangku dengan mata penuh harap dan kugigit bagian dalam pipiku sebelum bicara.

"Itu saja?"

"Iya," jawabnya cepat.

"Oke?" kataku, nyaris seperti nyanyian.

Alisnya terangkat, seolah berharap aku melakukan sesuatu.

"Percobaan yang bagus," kuangkat bahuku, "tapi masih belum cukup."

"Kenapa kau jahat sekali?" Ekspresinya berubah saat ia menyentuh dadanya.

"You gotta try harder baby." Aku mengecup pipinya sebelum mengecup pipinya dan di saat aku berpikir bahwa aku sudah mendapatkanya di telapak tanganku*, tangannya melingkari pinggangku dan menarikku mendekat, memaksaku menghela napas.

"Baiklah, sweetheart." Ia berbicara di telingaku yang mengirimkan getaran ke seluruh tubuhku.

Aku menenggak sebelum menarik diri.

"Satu jam. Kau punya waktu satu jam, Taehyung-ssi," ujarku tak sengaja seperti seorang yang profesional.

"Ne." Ia tertawa, "Itu sudah lebih dari cukup untuk membuatmu menciumku."

"Woah sabar, nak." Kugelengkan kepalaku, menarik tanganku darinya, "Membuatku menciummu?"

Ia mengangkat bahunya, "Aku sudah tahu kau menyukaiku. Kau cuma pura-pura sulit didapatkan dan kupastikan bokong cantikmu akan ada di pangkuanku dalam sejam ke depan."

Sisi badboy di dirinya sungguh parah, membuatku ingin membantingnya ke lantai dan menghajarnya, tapi aku harus menunggu sejam. Aku punya pengendalian diri yang baik dan aku sangat yakin kalau aku tidak akan menciumnya tak peduli seberapa keras ia mencoba. Tidak. Lagi.

"Kita lihat saja usahamu," responku.

Taehyung menyeringai, "Be careful who you're playing with, baby girl." Ia memberiku peringatan.

Aku melangkah maju dengan tampang paling innocent yang bisa kutampilkan, membuat Taehyung menenggak liur sekali, dua dan tiga kali berturut-turut saat aku mencondongkan tubuhku, bibirku hanya berjarak beberap inci darinya, "sure," bisikku sebelum menarik diri.

Jika sebelumnya kau memberitahuku kalau akan melakukan ini setelah menghabiskan waktu tiga belas jam di mal dengan Taehyung, aku akan berguling di lantai dan tertawa selama sejam, memberimu kentang dan bertanya siapa yang kau permainkan tapi kalau sekarang ... yah ....

Ia berdiri di sana saat aku melangkah menjauh darinya, berjalan dengan pelan dan penuh antisipasi karena aku benar-benar ingin ia memanggilku atau melakukan sesuatu tapi dia hanya ... berdiri di sana tanpa melakukan apapun.

***

T/N : phrase itu artinya memegang kontrol atas seseorang.

Actually, karena gw gk tega ngegantungin jadi ini bisa dibilang spesial part karena sebenarnya gw pengennya ini seminggu sekali.  Ada komen yg kubalas tpi idk knp malah ilang gitu aja :v currently ... trying to finish part 16, wish me luck. I'm not used to a kind of thing in that chapter. Well, ma bad -_-. Please, let me know kalo ada yang harus kuperbaiki ._.

And big thanks for all of u ♡

16 September 2018

24 Hours ➳ KTHWhere stories live. Discover now