♧ Hour 17 ♧

7K 745 24
                                    

Kutarik tanganku, meletakkannya di pahaku. Menunduk, memejamkan mataku dalam waktu singkat, aku menyesal bertindak sejauh ini.

Apa yang kupikirkan? Sudah hampir setengah hari dan ak-

"Hey." Taehyung bicara, menangkup pipiku dan membuatku menatapnya. Wajahnya menunjukkan raut wajah bersalah dan ia berdeham sebelum bicara.

"Aku tahu kau tidak mau melakukan ini, kau hanya terbawa suasana dan ah ah ah." Ia meringis saat aku mencubit perutnya.

"Kalau begitu kau harus berhenti lebih cepat. Lebih baik melakukannya sampai tuntas atau tidak memulainya sama sekali, Tae. Sekarang jadi sangat canggung, kau tidak pakai baju dan sial aku menyentuh mi...milikmu dan-" ucapanku dipotong oleh cekikikannya.

"Babe..." Ia mulai, membuatku memandangnya, "Aku sudah menunggu untuk melakukan itu padamu. Percaya padaku."

"Kalau begitu kenapa kau berhenti?" Kupukul pundaknya.

"Ah! Apa kau bisa berhenti memukulku? Chae-ah." Ia menggenggam pergelangan tanganku saat aku berusaha memukul dadanya.

"Badboy apanya," gumamku.

"Hey, itu cuma imageku di kampus, oke?" Ia bicara dan aku memutar bola mataku.

"Aku ingin melakukan hal yang sepantasnya denganmu."

"Melakukan apa?" tanyaku, lebih memilih berusaha pura-pura marah ketimbang mengakui kalau aku sangat malu.

"Semuanya." Ia menarikku, melingkarkan tangannya di pinggangku, membuat ujung hidungnya bersentuhan dengan milikku.

"Aku mengenalmu sejak masih kecil, Chae. Aku tahu apa yang kau suka dan tidak suka." Ia mengecup pipiku, "Aku ingin mengajakmu kencan yang sebenarnya, memberimu semua cinta yang kupunya, bertemu orangtuamu, mendapatkan restu mereka dan berada di antara kakimu." Aku merona, memalingkan wajah. Aku tidak percaya aku mau melakukan itu. Kewarasanku yang tadi melompat ke luar jendela kini kembali dan apa yang ia katakan benar.

"Ya ampun, aku tidak sabar ingin melahapmu. Aku yakin kau terasa seperti stroberi." Ia mengerling.

"Tidak ada siapa pun yang terasa seperti stroberi di bawah sana, apa-apaan kau ini?" Aku tertawa.

"Tidak ada?" Ia memiringkan kepalanya.

"Harusnya kau sudah tahu. Kau sudah tidur dengan banyak perempuan," ejekku.

"Iya tapi aku tidak ke bawah sana. Mereka yang melakukan itu padaku. Mereka cuma memuja tubuhku, sayang, aku tidak melakukan banyak. Maksudku kenapa aku harus-" Aku memotong ucapannya saat bilang.

"Kau sangat menyebalkan." Berusaha pindah dari pangkuannya tapi dia menarikku lagi.

"Iya, tidak kubahas lagi." Ia tersenyum dan aku menghela napas.

"Jadi tadi sampai di mana?" tanyanya.

"Stroberi," jawabku, pipiku kembali memanas.

"Ah, iya. Ada banyak yang ingin kulakukan padamu. Aku cuma menahan diri karena kau spesial dan aku tidak mau melakukannya di tempat seperti ini. Lihat tempat ini. Lagian siapa yang mau datang-"

"Kita." Aku menyeringai.

Ia menggigit bibirnya,"Ah, iya."

"Jadi karena itu aku tidak mau melakukannya. Akan kupastikan saat melakukannya, hal itu akan jadi spesial dan mengesankan." Ia tersenyum lebar.

"Benar. Kupikir kau tidak mau melakukannya karena kau memikirkan ukuranmu." Kugigit bagian dalam pipiku.

"Oh, serius?" Ia sedikit mengangkat bagian bawah tubuhnya dan menggeseknya pada tempat paling sensitifku, membuat desahan keluar dari bibirku. Dia masih keras.

"Tae, kumohon." Keningku mengernyit, menghindari kontak mata. Aku sangat basah karena apa yang terjadi tadi dan apa yang barusan dia lakukan tidak membantu sama sekali.

Menekan bibirnya di dahiku," Ya Tuhan, kenapa aku sangat mencintai anak ini."

Tersenyum sendiri, aku membalas pelukannya. Tanganku melingkar di lehernya, "Sama,: jawabku.

15 menit kemudian.

"Apa kita hanya akan duduk begini semalaman?" tanyaku.

"Kau ingin melakukan hal yang lain, tuan puteri?"

Aku tersipu.

Berhenti tersipu, Chae. Ini tidak seperti dirimu. Apa yang terjadi!

"Lagian kita sangat manis begini." Ia terkekeh, membuatku cekikikan di dadanya.

Dan untuk sejenak aku bertanya kenapa aku sangat mencintai anak ini, ponselnya bergetar, menarik perhatian kami berdua. Ponselnya sangat dekat dariku jadi aku mengambilnya.

Aku berusaha menyerahkan padanya, tapi Taehyung tidak mau berhenti memelukku. Anak ini menyarankan aku membukanya dan melihat pesan dari siapa itu.

Saat kulakukan, mataku disambut dengan foto peremuan setengah telanjang. Foto itu membuatku duduk dengan tegak, menarik diri dari Taehyung.

Mataku memincing saat aku membaca pesan sebelumnya dan mendapati banyak foto gadis itu. Beberapa tidak memakai baju, ada yang tangannya di celana, ada yang saat ia menghisap cairan dari jarinya bersama dengan pesan 'look how wet i'm for you.'

Jijik, aku membaca pesan lainnya dan mendapati Taehyung mengirim fotonya pada gadis itu. Fotonya menggigit bibir, beberapa kancing atas bajunya terbuka dan pesan di bawahnya, 'Daddy needs you babygirl.'

Kubuang ponselnya, mendorong anak ini lalu berdiri, tidak tahu apakah aku harus marah atau sedih, aku menggumamkan "kenapa".

***

T/N : Why, Tae? Why?

04 Oktober 2018

24 Hours ➳ KTHWhere stories live. Discover now