Part 3

12.8K 1K 35
                                    

Lily baru saja menglock mobilnya,
saat pandangannya secara tidak sengaja tertumbuk pada seorang ibu-ibu penjual buah, yang terlihat kebingungan saat ingin menyebrang jalan. Bagaimana si ibu tidak bingung coba? Kedua tangannya penuh dengan kardus dagangan, sementara ketiga anaknya yang masih kecil-kecil, tampak ketakutan saat melihat padatnya kendaraan yang terus saja berlalu lalang seakan tiada habisnya.

"Ibu mau menyebrang ya?" sapa Lily ramah pada sang ibu.

"Iya Non. Tapi ini mobilnya ndak berhenti- berhenti dari tadi e, Non. Saya dadi bingung. Mana ini anak-anak pada ndak berani nyebrang kalau ndak saya gandeng tangannya." Sahut si ibu dengan logat jawanya yang medok.

"Kalau Ibu nunggu mobil-mobilnya pada berhenti dulu baru nyebrang, ya bisa sampai minggu depan ntar ibu nungguinnya. Ayo, sini biar saya bantu Ibu menyebrangnya.

Adek kecil ini biar kakak gendong aja ya biar cepet?Adik yang ini sama yang ini bisa kakak gandeng tangannya. Jadi Ibunya bisa bawa kardusnya menyebrang juga deh. Oke adik-adik?"

Lily memamerkan senyum manisnya, yang bahkan anak laki-laki berusia delapan dan enam tahun saja pun terpesona dibuatnya.

Pemandangan langka tampak begitu menyejukkan mata. Seorang gadis cantik seksi membantu menyebrangkan seorang ibu dan tiga anaknya itu menjadi santapan rohani bagi para pengguna jalan di siang hari bolong.

Heru yang sedang berkendara bersama dengan Dexter Diwangkara dalam mobil sportnya, sejenak terkesima saat memandang seorang gadis cantik berbalut mini denim skirt dan kemeja polkadot, terlihat menggendong seorang anak kecil kumal. Lengannya yang lain menggandeng dua anak kecil. Ia membantu menyebrangi anak-anak itu jalan raya yang sedang padat-padatnya.

Gadis seksi itu bahkan membantu sang ibu mengangkat kardus dagangannya satu persatu, ke dalam angkot yang akan mereka tumpangi. Gadis itu bahkan tidak tampak jijik, saat tangan sang bocah  mengelus-elus pipinya. Mungkin si bocah terpesona melihat kecantikan bathin yang memancar di sana. Sang gadis juga terlihat melambai-lambaikan tangannya pada sang bocah,  saat angkot yang membawa mereka perlahan menjauh meninggalkan tempatnya berdiri.

Tidak disangka tidak dinyana, gadis gampangan dan liar seperti dia, bisa menunjukkan juga kebaikan hati terhadap sesama.

"Nggak nyangka gue, iblis kecil itu ternyata baik hati juga." Dexter tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Siapa?"

"Ya cewek seksi tadi itulah. Si Lily, adik kesayangannya Axel, ownernya Astronomix dan beberapa club papan atas lainnya." Dexter menjawab santai.

"Lo kenal sama itu cewek?!"

"Dia itu temen baiknya Marilyn, adik ipar gue. Makanya gue kenal. Selain itu gue dulu kan pelanggan VVIP club kakaknya."

Kali ini Dexter nyengir teringat kebejatan masa mudanya.

"Lo pernah make itu cewek juga waktu lo dulu sering main kesana?" Kali ini mata Heru mulai menyipit berbahaya.

"Gila lo, waktu itu dia masih SMP kali, Ru. Gue bukan pengidap penyakit pedophillia Mas Bro, tapi kalo cuma natap-natap mesum sih iya. Habisnya umur boleh masih belasan tahun, tapi boobs nya set dah 36B kali itu Ru. Remesable banget, sumpahhh!!! Kagak tahan banget gue ngeliatnya Bro, napsuin pengen di—"

"Udah diem lo!!! nyampah banget bacot lo, kayak emak-emak komplek."

Heru menjawab datar sambil menahan emosi. Entah kenapa dia tidak tahan saat Dexter mulai membahas-bahas bagian tubuh Lily.

WILDFLOWER (Baca Cerita Lengkapnya Di Karyakarsa Innovel, KBMapp, GoodNovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang