06

11.5K 1K 153
                                    

Ditanyain mulu kapan update, tapi pas di update yang baca dikit, votenya juga dikit, apalagi yang komen
😌😌
Haduuuh, kalian ngapain aja siy?
Btw, updateannya kayaknya dijadwal tiap hari minggu aja, biar gak ditanyain mulu

Happy Reading dah!

Awas aja kalo komennya dikit beud 😆😆

🌲🌲🌲🌲🌲

Suasana hening dan aura dingin menguar di dalam mobil mewah milik pria bajingan di mata Naara. Wanita itu menelisik setiap jengkal isi di mobil. Satu sisi ia begitu senang bisa merasakan sensasi menaiki mobil mewah yang harganya sangat gila. Mungkin butuh puluhan tahun Naara bekerja baru bisa mengumpulkan uang sebanyak harga mobil yang ia tumpangi. Di sisi lain, ia merasa muak karena dipermainkan oleh pria otoriter seperti Aderaldo.

"Kau pria paling bajingan yang pernah aku temui dan aku tahu," desis Naara dan Aderaldo melirik sambil tersenyum miring.

"Terima kasih atas pujiannya. Aku merasa tersanjung," balas Aderaldo santai.

Naara berdecih. "Kau tidak tolol kan? Kau bisa membedakan mana pujian mana umpatan," ucap Naara semakin berani.

"Menurutku kata bajingan darimu adalah suatu pujian. Kata itu memang begitu pas untukku yang seorang bajingan ini," kata Aderaldo.

"Dasar pria gila. Otakmu benar-benar sudah tidak waras, Aderaldo," umpat Naara sambil bergidik ngeri.

"Ya. Beberapa orang memang sering berkata demikian tentangku dan aku merasa tidak ada masalah tentang itu semua,"

Naara menggelengkan kepalanya tidak percaya atas setiap jawaban yang dikatakan oleh Aderaldo. Pria itu sangat pintar mengolah kata agar orang lain semakin kesal dibuatnya.

"Jangan panggil aku Aderaldo. Aku tidak ingin kau memanggilku dengan nama itu. Kau harus camkan di dalam otak mini mu ini," kata Aderaldo sambil menunjuk kepala Naara dengan telunjuknya.

Naara melotot garang.

"Apa hak mu melarangku? Bukankah namamu memang Aderaldo? Lantas kenapa kau tidak membolehkanku memanggilmu dengan namamu sendiri? Kau benar-benar gangguan jiwa," kesal Naara.

"Karena kau milikku, jadi aku berhak untuk mengatur semua tentangmu. Panggil aku Early! Tidak ada penolakan," ucap Aderaldo tegas.

"Aku bukan milik siapa pun! Aku bukan milikmu. Atas dasar apa kau mengklaim jika aku milikmu?" bentak Naara.

Aderaldo menaruh telunjuk panjangnya di depan bibir, seakan menyuruh Naara untuk diam.

"Aku tidak membutuhkan persetujuanmu. Jika aku bilang kau milikku, maka kau milikku. Kau hanya perlu diam dan patuh atas apa yang aku katakan," kata Aderaldo tenang dan penuh penekanan.

Naara kehilangan kata-katanya. Wanita itu hanya diam sambil berpikir keras, mengapa ada pria berhati iblis seperti pria ini. Pria tidak punya perasaan yang seenaknya mengatakan jika orang lain harus patuh terhadap ucapannya. Apakah Naara saat ini sudah menjadi boneka mainannya?

Ingin rasanya Naara memukul kepala pria ini dengan sepatu yang ia pakai agar otaknya kembali lagi normal seperti manusia pada umumnya.

The Jerk Billionaire (Selesai- Sudah Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang