08

10.7K 997 104
                                    

Oke, sesuai request kalian!

Shin bakal hadir mendadak aja seminggu 3x. Gak jelas harinya, pokoknya kalo kelar nulis Shin update.

Gak usah ngegas maksa buat update cepet2!
Shin kan punya bayik yg mesti disayang2 sm maminya juga di dunia nyata 😛😛😛

Seneng gak? Shin update hari ini, Kalo seneng ramein kolom komen sm votenya dong!

Bila perlu rekomendasiin ke temen2 kalian cerita ini
wkwkwk 😆😆😆

Happy Reading gengss!

🌲🌲🌲🌲🌲

Sifat asli seorang Naara Kiva tiba-tiba bangkit begitu saja ketika sudah berada hampir dua jam bersama Aderaldo. Lagi dan lagi, pria bertampang dewa yunani itu mencium bibirnya tanpa izin. Membisikan ukuran branya dan ternyata itu sangat tepat. Terlihat sekali betapa brengseknya pria itu. Seakan sudah terlatih dan sangat terbiasa memeriksa atau bahkan memegang "jelly" hm... perumpamaan cukup halus untuk payudaranya, tapi tetap saja Naara tidak menyukainya.

Naara sama sekali tidak berniat untuk membalas ciuman Aderaldo meskipun harus Naara akui jika ciuman itu berhasil membangkitkan hal yang tidak pernah Naara inginkan sedari dulu.

Wanita itu mengangkat telapak tangannya tinggi di belakang kepala Aderaldo dan segera menjambak kuat rambut pria itu.

"AWW!" teriak Aderaldo melepas ciumannya dari bibir Naara.

Wanita itu memandang Aderaldo dengan tatapan sengit. Pria yang notabenenya adalah seorang pengusaha muda yang sukses, terkenal akan sifat player dan brengseknya, menatap Naara dengan pandangan tidak percaya sambil membenahi tantanan rambut klimis rapinya.

"Itu baru rambut yang aku tarik. Jika kau kurang ajar lagi, aku bisa membuat kau bertekuk lutut di hadapanku karena aku menendang aset berhargamu," ucap Naara sambil mengambil slingbagnya yang berada di atas sofa.

"Ck! Dasar bar-bar! Kau mulai berani melawan ucapanku," desis Aderaldo mulai kesal.

"Inilah Naara Kiva yang sebenarnya. Kau pikir aku akan diam saja. Aku tidak sudi jadi mainanmu, Tuan Aderaldo yang terhormat," ucap Naara penuh penekanan.

Telunjuk Aderaldo mengancung mengarah ke wajah Naara dengan tatapan kesal.

"Jangan panggil aku Aderaldo dengan mulut seksi mu itu. Aku menyuruhmu memanggilku, EARLY! Kau mengerti apa yang aku katakan, bukan? Jangan mempermalukan hasil beasiswamu itu," Aderaldo murka.

"Dasar pengusaha dan mahasiswa idiot! Bukankah namamu memang Aderaldo, lantas kenapa kau ingin aku memanggilmu Early? Aku tidak mau!" tolak Naara.

Pria itu mengepalkan telapak tangannya kuat sambil menahan emosi pada wanita di hadapannya ini. Pria itu cukup terkejut jika Naara mendadak menjadi wanita bar-bar seperti tadi.

Naara melempar pakaian dalam yang terongok di atas sofa pada Aderaldo.

"Lebih baik kau berikan saja pakaian itu pada wanita-wanita jalangmu itu. Aku tidak memerlukannya, pakaian dalamku masih dalam kondisi baik-baik saja," kata Naara berani.

"Terima kasih atas ponselnya, aku akan segera membayar cicilannya," kata Naara.

Setelah mengatakan itu wanita itu melangkahkan kakinya menuju pintu keluar. Sedangkan Aderaldo sendiri memilih untuk berdiri menatap kepergian Naara dengan celana dalam berenda di dalam genggaman telapak tangannya. Pria itu tertawa hambar saat menyadari kebodohannya.

The Jerk Billionaire (Selesai- Sudah Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang