12. I loved you

808 163 26
                                    

Kami berdua pun menonton film bersama di ruang tengah. Aku memilih film aksi daripada harus menonton film romantis. Karena aku tidak ingin membuat Seungwan tidak nyaman. Namun sekarang yang kutonton bukanlah TV di hadapanku yang berisik itu. Aku hanya menatap wajah Seungwan yang teduh begitu serius menyaksikan filmnya. Bibirnya membulat ketika melihat aksi pemain utama laki-laki yang sedang berjalan di atas atap kereta. Sesekali ia meringis ketakutan kala orang itu hampir ditembak seseorang. Aku tersenyum melihatnya. Gadis pirang itu begitu serius menikmati film itu.

Namun dalam sekejap Seungwan berhasil memergokiku yang baru saja memandang dirinya. Aku langsung mengalihkan pandanganku ke TV.

"Wah! Dia sangat lambat. Ayolah lari yang kencang! Ada seseorang yang mengejarmu dari belakang," kataku. Padahal aku sama sekali tidak mengerti maksud film itu.

"Chanyeol..."

Seungwan memanggilku dengan lirih. Aku menoleh. "Iya?"

"Tadi sore kakakmu datang."

"Oh iya, kau bertemu dengannya?"

"Aku bersembunyi."

Aku menghela napas. "Syukurlah."

Benar dugaanku. Bahwa mereka tidak bertemu tadi sore. Jika iya mereka bertemu. Mungkin Suho akan bertanya seribu pertanyaan tentang Seungwan padaku.

"Apa kau tidak lapar?" tanyaku. "Jika kau lapar, aku akan membuatkan sesuatu untukmu," lanjutku.

"Tidak, Chanyeol. Aku sudah kenyang."

"Ok. Baiklah."

Seungwan kembali menonton film itu. Ngomong-ngomong soal lapar. Aku baru saja teringat tentang omelet buatanku yang tidak dihabiskan oleh Seungwan tadi pagi.

"Kau tidak suka omelet, ya?" tanyaku lagi.

Tanpa menatapku, dia berkata, "Aku suka omelet. Itu makanan kesukaanku."

"Lalu kenapa tadi pagi kau tidak menghabiskan omeletku? Bahkan omeletnya masih utuh. Apa buatanku tidak enak, ya?"

Seungwan terdiam sejenak dengan mata yang membulat. Seolah baru saja menyadari bahwa tadi pagi dia membuat kesalahan karena tidak menghabiskan masakanku. Kemudian dia menoleh padaku dan mengibaskan tangannya sambil menggelengkan kepala.

"Tidak Chanyeol. Bukan begitu. A-aku...."

Aku menunggu penjelasannya. Namun dia diam saja tanpa melanjutkan ucapannya. Gadis itu kikuk lalu mengalihkan pandangannya ke TV tanpa menatapku. Seungwan bingung, dia tidak bisa berbohong. Sudah kuduga, mungkin dia sudah memakan omelet itu sedikit. Dan tentu saja masakanku tidak enak.

"Oh, pasti tidak enak, ya? Sejujurnya aku tidak pandai memasak. Kalau kau ingin makan sesuatu, aku akan memesannya. Mau ayam goreng sekarang?"

Dia menggelengkan kepalanya lagi. "Tidak. Sungguh, aku sudah kenyang."

"Memangnya kau makan apa tadi?"

Seungwan diam sebentar seolah sedang berpikir sejenak.

"Aku makan di rumahku sebelum kau pulang," katanya sambil tersenyum yang senyumannya terlihat canggung.

"Oh, begitu. Jadi kau tak ingin makan sesuatu sekarang?"

"Tidak. Terima kasih Chanyeol."

"Ok."

Kami pun terdiam dan kembali fokus menyaksikan film itu lagi. Aku mengambil minuman soda di atas meja kemudian meneguknya. Bahkan Seungwan tidak menyentuh minuman sodanya itu. Sepertinya masakanku benar-benar tidak enak. Aku tidak akan memasak lagi mulai sekarang.

My RapunzelWhere stories live. Discover now