2.4 Kegelisahan

6.9K 1.2K 182
                                    

Chanyeol menatap Yoona yang duduk disebrangnya dan mengabaikan presentasi pegawainya.

"Iya dong. Aku kan anak Bunda." Jawab Mark santai. "Anak yang sama pelakor tuh yang mirip sama papa.."

"Pak.. Pak Chanyeol."

Chanyeol tersentak. "Iya Na?"

Semua pegawai berusaha menahan senyum mereka sedangkan Yoona menahan malu.

"Oh sorry." Sahut Chanyeol. "Jadi gimana?"

"Perusahaannya minta kita eval setiap tiga bulan sekali."

Chanyeol mengangguk. "Oke. Tinggal bagi tim aja." Jawabnya santai. "Tim Yoona sudah ada project?"

Yoona melihat pegawai yang lain. "Saya satu tim dengan Pak Suho, pak."

"Aah. Berarti kamu tim saya ya?"

Yoona mengangguk canggung.




Irene melirik Sehun yang fokus menyetir. "Pi.."

"Hmm.

"Kamu anggap aku apa?

Sehun menoleh. "Maksudnya?"

"Selama ini kamu anggap aku apa?"

"Kenapa tiba-tiba bilang begitu?" Tanya Sehun yang kembali fokus sama jalanan.

"Ga aku cuma penasaran aja."

"Ya aku anggap kamu sebagai istri aku, ibu dari Bryan dan pendamping aku." Jawabnya sambil sesekali menoleh kearah sang istri.

"Apa kamu bakal terima kalau ada orang yang manggil aku pelakor?"

Sehun tersentak.

"Aku yakin ada orang yang manggil aku begitu, apalagi keluarga mantan istri kamu."

Pria itu mendesah. "Kenapa tiba-tiba bahas masa lalu?"

Irene menggeleng. "Tiba-tiba kepikiran mbak Yoona."

"Kenapa baru kepikirnya sekarang?" Celetuk Sehun dan membuat istrinya itu menoleh. "Kalo kamu mikirin Yoona sebelumnya, dia ga akan tersakiti."

Irene tersentak.

"Bukan cuma Yoona, anak-anak aku juga tersakiti."

"Tapi kalo kamu ga ngeladenin aku, mungkin aku bakal berpikir ulang. Tapi yang terjadi malah sebaliknya." Terang Irene. "Disini kamu juga salah."

"Yang bilang aku ga salah itu siapa?" Tegas Sehun. "Disini aku yang paling bersalah. Karna udah nyakitin Yoona dan anak-anak. Aku juga udah bikin kamu jadi perusak kebahagiaan mereka."

Irene terdiam.

"Karna itu aku milih kamu. Aku milih kamu karna ga mau nyakitin mereka lebih jauh." Terangnya dengan nada bersalah.



"Saya mungkin makan siang sama temen kantor." Terang Yoona sambil menutup laptopnya. "Kamu masih di kampus Mas?"

["Masih. Mungkin bentar lagi pulang, saya belum packing."]

"Hmm. Nanti saya ke rumah ya. Boleh kan?"

[Baekhyun terkekeh. "Sure, dengan senang hati."]

Yoona tertawa. "Oke. Sampe ketemu nanti sore."

["Oke. Nanti saya jemput bareng Taerin sama Mark."]

"Hmm."

Yoona memutuskan sambungan lalu meraih dompetnya tepat saat Chanyeol keluar dari ruangannya.

"Mau makan siang?" Tanya pria itu.

Yoona mengangguk.

"Makasih siang sama saya aja." Ajaknya.

BundaWhere stories live. Discover now