"Ini salah satu koleksi nyokap gue." Ucap Umji pada Sowon. "Semoga suka ya?" Sambungnya lagi sembari memberikan sebuah jam antik untuk Sowon yang memang tengah berulang tahun.
Sowon menerima pemberian Umji sembari tersenyum. "Wah, makasih ya Ji. Tapi ini nggak apa-apa lo kasih koleksi nyokap lo ke gue?" Tanya Sowon.
Umji tersenyum sembari menganggukan kepalanya.
"Iya selow aja. Koleksi jam nyokap banyak kok. Daripada terbengkalai di rumah mending gue kasih ke yang suka." Jawab Umji.
Sowon langsung memeluk Umji.
Hari ini tepat hari ketujuh Umji berpisah dari mendiang ibunya. Sowon yakin bahwa Umji masih belum bisa sepenuhnya menghilangkan kesedihannya.
"Makasih ya Ji, lo ngucapin aja gue udah seneng banget, eh ini pake kasih hadiah segala lagi." Ucap Sowon. Ia tak mau membahas soal mendiang ibu Umji lagi dan membuatnya sedih.
"Yaelah kayak sama siapa aja."
"Hehe,"
TIK
TOK
TIK
TOK
TIK
TOK
Sowon yang baru saja mematikan ponselnya dan berniat untuk tidur mengerucutkan mulutnya.
"Suara dentang detiknya kedengeran banget sih." Gumam Sowon sembari melihat ke arah jam yang diberi oleh Umji tadi siang.
Well, suasana sunyi dan sepi di rumah Sowon, terutama kamarnya memang membuat suara sekecil apapun terdengar jelas. Termasuk suara jam yang berada di dekatnya.
Ngomong ngomong soal jam, Sowon belum memberitahukan sang ibu bahwa dia mendapat sebuah hadiah dari Umji. Ya, sebagai seseorang yang sangat terbuka dengan ibunya, Sowon biasa menceritakan apapun pada beliau.
Sayangnya hari ini sang ibu tengah berada di rumah sepupunya untuk membantu mengurus persiapan pernikahan sepupunya itu.
Kembali ke jam. Karena tak mau ambil pusing, Sowon segera membenarkan posisinya dan menutup mata untuk pergi ke dunia mimpi.
KRIIIIIIING KRIIIIIING KRIIIIIING KRIIIIING
Sowon mengerjapkan matanya. Dibenarkannya posisi tidurnya menjadi duduk dan bersandar di bahu tempat tidurnya.
Diambilnya jam weker yang terus berbunyi tersebut di atas meja nakas samping tempat tidurnya.
Sowon memandang jam tersebut dengan samar samar karena matanya yang masih setengah menutup.
"Baru jam setengah 12?" Serunya ketika melihat jelas 2 jarum yang menunjuk ke atas.
"Perasaan gue nggak ngeset alarm deh." Ucap Sowon sembari meletakan jam tersebut dalam keadaan terbalik.
SET
"Siapa itu?" Seru Sowon ketika tanpa sengaja ekor mata kirinya menangkap bayangan di depan pintu kamarnya yang memang tidak tertutup rapat.
Meski tidak seutuhnya melihat, Sowon yakin bahwa itu adalah seseorang.
Sowon mendengus kesal.
"Ada yang ngerjain gue pasti." Ucap Sowon. "Bodo ah." Lanjutnya sembari kembali berbaring dan menarik selimutnya sampai ke batas dada.
Bersiap untuk kembali menutup mata.
Namun belum ada sepersekian detik Sowon langsung bangun lagi dari tidurnya dan memeriksa jam weker pemberian Umji tersebut.
"Jam ini nggak ada batrenya. Tapi kenapa bisa bunyi? Terus..."
Sowon menoleh ke arah pintu kamarnya.
"Di rumah kan cuma ada gue doang sekarang."
Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
