Prolog

146K 13.6K 308
                                    




Perempuan itu tidak pernah tahu bagaimana dia akan mati, bahkan semua orang tidak tahu bagaimana maut akan menghampiri mereka. Tapi kalau bisa meminta, perempuan itu ingin sekali saat ini juga Tuhan bisa mencabut nyawanya. Kepahitan yang dialaminya membuatnya kehilangan pegangan terlalu banyak yang harus ditanggungnya, padahal itu semua bukanlah atas kesalahannya. Masalah datang silih berganti tidak ada habisnya, bahkan ketika dia menganggap kalau orang yang selama ini paling mengerti dirinya, malah ikut meninggalkannya.

"Kita putus aja ya," kata pria di depannya ini.

Perempuan itu mengangkat kepalanya, menatap pria itu. Dia ingin menangis, tapi air matanya tidak bisa keluar, mungkin karena sudah banyak yang tumpah. Matanya terasa pedas, bahkan dia menduga matanya saat ini memerah.

"Putus?" katanya lirih.

Pria di depannya mengangguk. "Aku pikir ini lebih baik untuk kita berdua."

Perempuan itu tersenyum sinis, tentu saja itu baik untuk si pria bukan untuk dirinya. Jelas-jelas pria itu tidak mau terlibat masalah yang terlalu jauh dengan dirinya, pasti dia dan keluarganya juga akan ikut malu kalau masih tetap mempertahankan hubungan mereka.

Perempuan itu mengeluarkan uang dari dalam tasnya, menaruh selembar uang di atas meja, lalu bangkit dari kursinya. "Oke, kita putus," katanya sebelum meninggalkan pria itu sendiri, namun baru beberapa langkah, perempuan itu kembali berbalik, dia mendekati pria itu lagi lalu berbisik. "My middle finger salutes you!" ucapnya sebelum benar-benar pergi meninggalkan pria itu.

******

Yuhuuuu cerita baru, maunya aku update awal bulan aja sih hahaha.

kenalan dulu ya, sama anak baruku. apa udah kenal?

hahaha.... Mudah-mudahan bisa lancar update kayak dulu, setelah lima bulan ini aku benar-benar nggak bisa meluangkan waktu nulis dengan lancar. Maklum lah, aku kan juga kerja, kadang harus lembur sampe malem, terus sampe rumah tepar, boro-boro deh bisa buka laptop. Makanya kadang yang suka minta update cepet itu bikin tensi naik, tanpa perlu makan daging kambing huahahaha...

Warning kisah ini udah aku tulis di Instagram, aku lebih aktif di sana sih ya. Kalau ada info juga di sana lebih dulu, kayak Open PO atau ada buku-buku lain yang lagi aku kerjain atau revisi, kalau mau tahu follow aja Alnira_03

Tenang, cerita lain tetep dilanjut, yang udah kenal aku pasti tahulah cara kerjanya. Asal nggak spam nagih di mana-mana itu udah bikin bahagia. Yang baru kenal, kenalan dulu, aku nggak pernah target vote sama komen, silakan baca, kalau suka silakan like, komen silakan, kita saling sayang, memahami, dan menghargai, aja di sini, kayak jalin hubungan sama doi lah. 😜😜😜

Happy reading....

September, 2018

The Pieces of Memories (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now