Dating pt. 2

1.6K 219 26
                                    

Jungkook terus mendekat kearah Jimin, sehingga lelaki itu telah rebah dikasurnya. Mata coklat gelapnya menatap lurus pada iris hazel pemuda manis yang kini sedang merona itu. Jarak mereka hanya sejengkal. Hembusan nafas mereka saling bersahutan membelai kulit masing-masing. Jangan tanyakan bagaimana Jimin sekarang. Jantungnya berdetak tidak karuan. Pemandangan dihadapannya begitu sempurna. Lelaki tampan tanpa atasan dengan tubuh atletis sedang mengungkungnya. Jimin tidak berani menatap lebih lama. Ia memejamkan matanya, pasrah pada apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Jimin hyung, kau sangat imut. Berkencanlah denganku."

Sontak Jimin membuka matanya yang terpejam. Menajamkan kembali ingatan dan indra pendengarannya. Dirinya yakin kalau dia belum cukup tua untuk disebut pikun ataupun tuli.

"Ya..." cicit Jimin memastikan kalau pemuda diatas tubuhnya ini sedang bercanda. Namun bukannya mengulang kembali pernyataan yang baru saja dilontarkan, si pemuda yang Jimin sendiri baru mengenalnya semalam, malah tersenyum tampan seraya mendekapnya erat.

"Terima kasih hyung." ucap Jungkook bahagia disela dekapannya. Sungguh, Jimin sekarang merasa bodoh. Salahnya yang tidak menggunakan kata-kata dengan tepat. Tidak boleh dibiarkan.

"Tidak. Kau salah paham." tolak Jimin mendorong pelan dada pemuda tanpa atasan itu.

"Aku tidak bisa berkencan denganmu." Jimin melanjutkan.

Jungkook merenggangkan pelukannya sambil menatap lelaki manisnya.
Sebentar, Jungkook ditolak?

"Apa?"

"Aku bilang, Aku tidak bisa berkencan denganmu." ulang Jimin memalingkan wajahnya. Bukan karena Jimin benci, tetapi Jimin tidak ingin pemuda diatas tubuhnya itu menyadari rona pink yang mulai merambat diwajahnya. Hati dan fikiran Jimin berkhianat pada dirinya sendiri. Mulutnya berkata tidak sedangkan hatinya meronta begitu kuat menginginkan pemuda yang masih berjarak sejengkal darinya itu.

"Kenapa?" ucap Jungkook bangun dari tubuh Jimin dan mendudukan dirinya meminta penjelasan lebih lanjut.

"Aku hanya tidak bisa." bohong Jimin yang masih enggan menatap pemuda tersebut.

"Tapi kenapa?" ulang Jungkook yang masih tidak mengerti.

"Aku sudah bilang. Aku hanya tidak bisa berkencan denganmu. Itu saja." ucap Jimin pada pemuda tampan dihadapannya, sambil berusaha bangun mendudukan dirinya.

"Hyung jangan bilang kau menolak karena umurku empat tahun lebih muda?" tebak Jungkook.

Jimin diam tak menanggapi pertanyaan yang menurutnya lebih terdengar seperti pernyataan. Bukan enggan, tapi jika ia pikirkan lagi, memang sekalipun Jimin tidak pernah menjalani hubungan apalagi menyukai seseorang yang lebih muda darinya. Selama yang Jimin paham tentang orientasi sexsualnya, terhitung lima orang pria yang mendekatinya adalah pria dewasa. Sekedar informasi, seorang Park Jimin juga tidak ingin memulai hubungan yang serius apalagi sampai jatuh cinta. Cinta baginya hanyalah sebuah kata yang terlalu mendramatisir setiap insan yang terkena sihir cinta tersebut. Selama ini Jimin hanya tertarik pada penampilan. Jadi jika Jimin sudah tidak tertarik, maka dia akan pergi begitu saja dan mencari yang lebih menarik dari yang sebelumnya. Sadis memang.

"Hei.. Jadi benar karena usia hyung menolak berkencan denganku?" ucap Jungkook lagi membuyarkan lamunan Jimin. Sekali lagi Jimin diam. Bukan. Pastinya bukan karena itu alasannya.

"Hyung, Apa diriku terlalu buruk untuk bisa berjalan bersamamu?" ucap Jungkook membawa sebelah tangannya, menolehkan wajah Jimin agar menatap kearahnya.

Lagi, perlakuan Jungkook membuat jantung Jimin menggila. Matanya menatap iris cokelat gelap Jungkook yang benar-benar membuatnya terhipnotis. Bibir tipis yang merah alami, wajah tampan nan maskulin namun terlihat manis diwaktu bersamaan. Hidung mancung dan kulit putih bersih. Serta jangan lupakan pemuda ini yang tengah bertelanjang dada memamerkan otot-otot sexy tubuh bagian atasnya.

THE WAY WE GET BYWhere stories live. Discover now