Anorexia Nervosa

12.4K 1.7K 251
                                    


Satu cermin besar seperti teman sejatinya sehari-hari. Tak ada sehari pun tanpa bercermin; ketika melihatnya, sesekali membenci diri sendiri juga sewaktu-waktu mencintai pantulan di cermin tersebut.

Seringkali pikirannya tertuju pada ucapan-ucapan kasar yang ia dapat, meskipun sudah biasa, siapa yang tahu itu menjadi tekanan untuknya?

Sudah beberapa kali ia didapati sedang menangis di dalam kamar mandi, diketahui ketika 2 jam ia habiskan di dalam, tanpa terbukanya pintu tersebut.

Tekanan batin itu menakutkan.

.
.
.
.
.

Di malam indah bersama pujaan hati; yang seharusnya membahagiakan, tapi benaknya berlarian entah kemana. Tatapan hangat diabaikan, cengiran bahagia tak dibalas, usapan lembut di kepalanya seakan mengganggu.

Lantas, mengapakah ia sekarang ini?

Ketika suasana tidak lagi menyenangkan, si pencair suasana pun mulai bertanya, "Kau ini kenapa?"

Pertanyaan ringan itu justru membuatnya semakin kesal, ia tidak mau dan tidak butuh ditanyakan. Raut wajahnya berubah tidak suka; aneh? Memang aneh. Ia sendiri pun merasa seperti ada sosok lain yang mengendalikan tubuhnya.

Berdiri dan meninggalkan Taehyung yang kebingungan seorang diri. "Aku mau pulang."

.
.
.
.
.

Hari demi hari, perilakunya semakin aneh. Ia jadi mudah emosi, meskipun hanya dengan topik-topik ringan tertentu.

Ia juga jadi orang yang malas diajak kemana-mana, merasa lebih senang dan nyaman berada di rumah; berdiam diri di kamar, menghabiskan waktu dengan Sosial Media.

Ketika pintu diketuk, ia akan berteriak pada tamu di depan---agar membuka pintunya sendiri saja. "Bukalah sendiri!"

"Kau tak bosan berdiam di sini terus?" setelah pintu tertutup, mulailah ia menghampiri kekasihnya, berdiri di dekat ranjang. "Kau sudah makan, belum?"

Tatapan mata tak suka itu lagi-lagi ditunjukan. Sungguh ini menyeramkan, seperti bukan Jungkook. "Sudah, kalau kau ke sini tanpa tujuan, aku sedang lelah, jadi lebih baik pulang.."

Bukan mendengarkan, justru Taehyung malah seperti menantangnya; dengan duduk di samping tubuh Jungkook yang terbaring. "Jangan bohong. Kau diet kan?"

"Memang. Lalu kenapa?"

"Diet bukan berarti tak makan sama sekali, ayo ikut aku, aku ajak kau makan salad." Mengaitkan jari-jari mereka.

Di sepanjang perjalanan, bintik mata Jungkook hanya tertuju pada kendaraan yang berlalu-lalang, enggan melirik Taehyung, barang sekali dua kali. Benaknya pergi kembali, entah berkeliling kemana.

Taehyung merasa tak pernah punya salah dengan kekasihnya belakangan hari. "Jungkook.."

"Fokus saja pada jalanan, aku lapar, kau janjikan salad, kan?"

.
.
.
.
.

Jungkook Pov

Tubuh ideal semua orang ialah kurus, putih, dan atletis?

Benar, siapa yang tak menginginkannya? Termasuk aku pun ingin. Tapi.. semua orang berkata bahwa aku kelebihan lemak, gendut, dan tak menarik.

Aku mulai memikirkan kata-kata itu sepanjang malam, kemudian semakin menjadi ketika aku sedang santai bahkan sedang mandi sekalipun.

Cermin menakutkan untukku, tetapi menjadi candu untuk memaki diri sendiri dari pantulan, betapa jelek dan tidak menariknya tubuh ini.

Aku ketakutan setiap kali berjalan melewati cermin, tapi bisa tiba-tiba sudah berada di depan sana dan mengatakan ulang apa yang orang lain katakan tentang tubuhku ini. Si gendut yang kelebihan lemak.

Anorexia Nervosa (Taekook) | ONESHOOTWhere stories live. Discover now