Side ... - 04

3.9K 459 29
                                    

"Aku .... benci hal itu, Tenten-nee," gumam Hinata penuh penekanan hingga menampakan kerutan tipis di dahinya.

Tenten yang tengah merangkai beberapa bunga langsung menghentikan kegiatannya dan menatap Hinata sendu. Ya, dirinya juga sempat mendengar tentang keributan yang terjadi beberapa hari yang lalu, antara Hinata dan menteri Uzumaki itu. Tenten sendiri tak pernah melihat Hinata sampai mengeluarkan tenaga seperti itu, biasanya bila sudah berada di ambang batas kesabarannya Hinata hanya akan menghindar atau meninggalkan penyebab dari emosinya itu.

Ia tidak tahu dengan pasti apa yang Naruto bicarakan hingga membuat Hinata seperti itu.

"Sebaiknya anda melupakan kejadian itu, Hime-sama. Besok adalah hari pernikahan anda, tidak baik menghadiri upacara suci itu dengan hati yang di lingkupi oleh emosi," nasehat Tenten, Hinata mendesah lelah lalu mengangguk pelan.

Hinata tidak ingin merepotkan Sasuke dan menimbulkan masalah lagi seperti kemarin lagi. Ia akui bahwa menurutnya itu belum cukup untuk membungkam mulut besar Naruto, tapi mengingat saat ini posisinya hanya sebagai pendatang dari kekaisaran musuh membuat Hinata tidak bisa berbuat apa-apa. Hinata juga bingung kenapa Sasuke bisa mengangkat orang seperti Naruto untuk mengisi salah satu posisi penting seperti itu, lalu ... kenapa Sasuke mengangkat Sakura sebagai selir bila tidak ingin menikahinya? Apa ini hanya permainan halus yang tengah Sasuke mainkan tanpa sepengetahuan siapa pun atau ada maksud dan alasan lain di balik semua ini?

"Kenapa makhluk kuning itu bisa menduduki posisi seperti itu di sini, apa Sasuke sebodoh itu?" tanya Hinata bersungut-sungut sembari meremas beberapa tangkai bunga yang tadi Tenten berikan.

'Dia sudah cukup bodoh karena dengan beraninya mengangkat puteri mahkota dari kekaisaran musuh untuk menjadi isterinya, Hinata ...' batin Hinata seolah menjawab.

"Itu karena mereka telah bersahabat sejak kecil, Hime-sama. Tenno heika mengangkat Uzumaki-kakka sebagai penasehat hanya karena mereka berteman sejak kecil, awalnya Tenno heika hendak memposisikan Uzumaki-kakka sebagai panglima perang, tapi Uzumaki-kakka tidak memiliki keahlian khusus di bidang itu," jelas Tenten dan berhasil menjawab sedikit pertanyaan yang berputar-putar di kepala Hinata sejak tadi.

Namun, itu berhasil menimbulkan pertanyaan lain di dalam benak Hinata.

"Makhluk kuning itu juga tidak memiliki keterampilan dalam posisinya sekarang, bukankah itu sama saja?"

Tenten menggeleng pelan lalu memberikan Hinata beberapa tangkai bunga mawar merah yang telah di bersih kan durinya. "Posisi itu hanya topeng persahabatan, Tenno heika tidak benar-benar mengangkat Uzumaki-kakka sebagai penasehat kekaisaran karena itu terlalu beresiko" jawab Tenten.

Hinata memasang raut bingungnya, "Apa maksudmu?"

Sejenak Tenten menghentikan aktifitasnya lalu menghela nafas keras, Hinata selalu banyak bertanya ketika penasaran dan hal ini menjadi tuntutan tersendiri bagi Tenten. Ia di tuntut untuk menjawab semua pertanyaan dari Hinata, tanpa terkecuali. Dan bila dia tidak bisa menjawabnya maka Hinata akan mogok makan selama mungkin hingga Tenten menjawab pertanyaan tersebut.

Hinata itu terlalu lugu dan polos, namun gadis indigo itu seakan menutupinya dengan topeng santai dan ramahnya. Dunia kekaisaran itu keras, yang suci akan di buat kotor dan yang kotor akan semakin kotor.

"Saya mengetahui hal ini dari para kepala juru masak kekaisaran, Hime-sama. Penasehat kekaisaran Uchiha yang sebenarnya adalah Nara-kakka, hanya saja demi menghormati Uzumaki-kakka orang-orang di sini tetap bungkam," jelas pelayan berambut coklat itu dengan ragu-ragu, karena apa yang tengah ia ucapkan ini adalah rahasia umum yang tentunya bisa menjadi aib tersendiri bagi Naruto. Rahasia ini seakan menunjukan bahwa Naruto mendekati Sasuke hanya untuk sebuah posisi.

Monster of the emperor (Sasuhina)Where stories live. Discover now