-6 Reality

20.1K 2.5K 50
                                    

Sebentar lagi Renjun akan berulang tahun, sebagai sahabat yang baik tentu saja ia akan mengundang ketiga sahabatnya yang walaupun ia benci tetapi tetap saja rasa sayangnya lebih kuat daripada rasa benci tersebut.

Renjun berjalan ke ruangan F4 dengan 4 buah undangan di tangannya. Tangannya membuka pintu ruangan tersebut dan menampilkan 3 wajah manusia yang ia benci.

"Renjunnn~" sapa Haechan dengan ceria pada Renjun yang memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celana.

Jeno dan Jaemin menoleh lalu tersenyum miring ke arah Renjun, "Tumben telat, ngapain? Cari pasangan baru, hm?" goda Jaemin yang dibalas sikutan dari Jeno.

Renjun duduk di sebelah Haechan dan menatap ketiga temannya tersebut, "Ada-ada aja, ya gaklah. Kalian inget gak entar lagi ada apa?"

Haechan menatap bingung ke arah Renjun, begitu juga dengan Jeno dan Jaemin. Mereka sibuk berpikir ada hal apa memangnya yang akan terjadi di waktu dekat ini?

Jeno membulatkan matanya seolah-olah tahu apa yang akan terjadi, "GUE TAHU! Liburankan?" Renjun otomatis menoyor kepala Jeno yang membuatnya meringis kesakitan.

"Lo tuh bego banget sih, Jen! Udah jelas entar lagi bakal ada yang traktiran!" ucapan Jaemin itu seolah memberikan secercah harapan pada Renjun. Tapi harapan ya hanya harapan karena perkataan Jaemin yang selanjutnya membuat Renjun ingin menendang bokong Jaemin dengan keras. "DONGHYUCK KAN HABIS MENANG KEMARIN!" Ya, bokong Jaemin sudah habis ditendangi oleh Renjun.

Haechan menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat pertengkaran 3 tiga temannya, lumayan untuk memperbaiki mood-nya.

"Udah udah, kalian ini gak usah sok lupa gitu. Gue tahu kok, entar lagi ulang tahun lo 'kan? Emangnya kenapa?" Haechan akhirnya angkat bicara untuk menengahi perseteruan ketiga sahabatnya.

Renjun pun berbalik ke arah Haechan dan tersenyum bahagia. Tangannya mengelus puncak kepala Haechan dengan senang.

"NAH! INI BARU SAHABAT GUE!" Haechan memasang smirk ke arah Jaemin dan Jeno, mengisyaratkan bahwa dia menang kali ini.

Jaemin yang wajahnya kusut karena merasa diolok oleh Haechan membuka mulutnya, "Jadi lo mau kita ngapain buat ulang tahun lo?"

"Eits, ini beda dari sebelum-sebelumnya. Karena sekarang kita sudah di tingkat akhir masa sekolah gue pengen bikin kalian pergi ke acara gue dengan berpasangan." Mendengar hal itu Jaemin dan Jeno lantas melakukan tos dengan senang. Sementara itu Haechan sedikit syok dengan permintaan Renjun.

"GAK GAK! GAK ADA PASANG-PASANGAN!" teriakan penolakan dari Haechan memenuhi seluruh ruangan khusus F4 itu.

"Makanya cari pasangan sono! Katanya ganteng, tapi jomblo mulu." Huang Renjun dan mulutnya benar-benar harus dimusnahkan sekarang juga karena kalimat yang keluar dari mulutnya itu mengenai tepat di hatinya.

Bibir Haechan mengerucut, dia mau mengajak siapa? Taeyong? Huh, mana mau dia. Lagipula Renjun pasti tidak akan membiarkannya membawa kakaknya itu.

Kepala Haechan masih sibuk memikirkan siapakah yang akan ia bawa ke sana, "Gimana kalo gue nyewa orang jadi pasangan gue?" Ide cemerlang Haechan barusan segera ditolak mentah-mentah oleh Renjun.

"Gak, pokoknya harus pasangan lo. Nih, gue kasih undangannya sekarang. Inget, kasih ke pasangan lo ya!"

"Gila lo ya, Jun! Gimana caranya coba gue nemuin pasangan secepat ini?"

Jaemin dan Jeno sibuk menahan tawa melihat wajah frustasi Haechan. Wajah frustasi dan wajah marah Haechan itu pasti akan selalu sukses membuat Jeno, Jaemin, dan Renjun menahan tawa karena bukannya menakutkan seperti orang lain lihat tetapi malah lucu menurut mereka.

"Siapa gitu. Gue tahu lo mau dijodohin, Lee Donghyuck." Dengan sulit Haechan menelan ludahnya dan menyengir indah ke arah Renjun. "Coba aja bawa dia, kalo gak lo bawa Mark."

"GAK USAH BAWA-BAWA MARK!" sungut Haechan dengan kesal kala Renjun menyebutkan nama Mark. "Iya deh, entar gue coba ajak dia. Kalau gak berhasil gimana?"

"Coba aja dulu, kalau gak berhasil ya lo bawa aja Mark."

"Gak, gila kali lo ya!"

Renjun, Jeno, dan Jaemin sibuk menertawai wajah kesal Haechan. Mereka juga tidak mengerti mengapa akhir-akhir ini Haechan menjadi kesal tiap kali mereka menyebutkan nama Mark.

Jaemin berhenti tertawa lebih dulu dibanding yang lain, kalau ia pikir-pikir aneh juga melihat Haechan sebegitu kesalnya hanya karena mereka menyebutkan nama Mark.

"Chan, lo ada masalah apaan sih sama Mark? Baru juga nyebut namanya lo udah kesel gitu. Emang segitu bencinya lo sama dia?" Wajah Haechan berubah menjadi blank seolah lupa apa yang sedang terjadi saat Renjun mengajukan pertanyaan tersebut.

"Hah? Uhm, gak ada apa-apa kok."

"Jangan bohong, Lee Donghyuck."

Haechan menunduk dan memainkan jarinya dengan gugup. Jeno dan Renjun pun terdiam sejenak melihat tingkah Haechan yang seperti itu.

"Tolong setelah ini jangan benci gue ya," Haechan mendesah pelan. Matanya menatap takut-takut pada ketiga sahabatnya. "Gue nyuruh Mark nyium gue."

Mulut Jeno terbuka lebar, mata Jaemin membulat, dan Renjun mengerutkan keningnya. Mereka tersentak dengan fakta yang barusan mereka dengar, mereka yakin telinga mereka berfungsi dengan benar kok alias tidak tuli.

Renjun berjongkok di depan Haechan, "Lo seriuskan?" Haechan mengangguk pelan. Wajahnya memerah dan hatinya berdetak dengan cepat.

"It's okay, Chan. It's not a big deal." Ucap Jeno yang sudah ikut berjongkok di sebelah Renjun. Tangannya mengelus surai Haechan dengan pelan.

"Santai aja, Chan. Itu bukan penyakit atau apapun kok." Sekarang giliran Jaemin yang berada di hadapan Haechan. Tangannya menepuk bahu Haechan dengan lembut seperti menyalurkan semangat padanya.

Setetes air mata Haechan mengalir, "Tapi gue takut hal itu malah ngerusak nama F4. Mau ditaruh mana muka kita kalau orang di luar sana tahu gue, ketua F4, dengan gampangnya bolehin orang nyentuh diri gue? Kalian gak takut harga diri kalian tercoreng?"

Jaemin, Jeno, serta Renjun tahu benar seberapa polosnya pemimpin mereka itu. Walaupun dalam hal berkelahi atau kepintaran jelas dia unggul, tapi dalam hal kepolosan tentu saja Haechan akan berada di tingkat paling bawah. Haechan tidak pernah sekalipun 'bermain' dengan seseorang sekalipun dalam hidupnya yang dalam artian dia masih perjaka dan tabu dengan hal-hal seperti itu. Mereka bahkan curiga ciuman Haechan bersama Mark adalah ciuman pertama Haechan.

"Gak, Chan. Kita bahkan lebih parah daripada lo asal lo tahu. Lo gak lupakan kita sering ke Club?"

Haechan berpikir sebentar, yang diucapkan oleh Jaemin itu benar. Ketiga temannya itu seorang player yang sangat berbahaya tidak sepertinya. Jadi tentu saja itu bukan masalah besar bagi mereka.

"Huh, baiklah, kalian benar. Mungkin ada baiknya gue lupain aja."

"Lo yakin mau ngelupain? Gue lihat lo gak yakin tentang itu, Chan. Gue tahu ada hal lebih yang ingin lo beri tahu ke kita bertiga."

"Okey, fine! It's not just about kissing. Kita udah sampai tahap making out."

"What the actual f*ck?! Chan, lo serius?" teriakan Jeno bergema di ruangan itu.

"Lo tahu gue gak bisa bohong, Jen."

Demi neptunus dan teman-temannya! Renjun, Jeno, dan Jaemin tidak pernah menyangka temannya yang polos sudah pernah hampir making sex? Parah. Mereka tidak pernah menyangka Haechan hampir melakukannya dengan siswa nerd yang sebangku dengan Haechan.

Melihat sahabatnya sebegitu frustasinya Haechan pun membuka mulutnya, "Salahin kebiasaan gue! Dan semua itu terjadi karena video yang lo kirim ke grup, Lee Jeno! Gue jadi horny dan satu-satunya orang yang bisa ngebantuin ya Mark."

Oke, sekarang Renjun, Jaemin, dan Jeno tahu seberapa polosnya sahabat mereka itu. Dan ada baiknya mereka menjauhkan Haechan dengan hal-hal berbau porno.

to be c

Kalian bisa lihat kepolosan karis di sini ehe:)

On-Lee You -Markhyuck ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang